Home Bisnis Tak Hepi Pemerintah Mainkan Indikator Pandemi, Bursa Drop 1%

Tak Hepi Pemerintah Mainkan Indikator Pandemi, Bursa Drop 1%

31
0
Kabar Baik dari Paman Sam Bikin IHSG Hijau di Akhir Juli

Jakarta, BeritaMu.co.idBursa saham nasional sepekan ini anjlok, merespons keputusan pemerintah menghapus angka kematian Covid-19 dalam indikator penanganan pandemi, yang dinilai sebagai langkah mundur dalam transparansi tingkat keparahan wabah.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang pekan ini anjlok 63,94 poin atau setara dengan 1,03% menjadi 6.139,492 atau terlempar dari level psikologis 6.200. Pada akhir pekan lalu, indeks acuan utama bursa tersebut berada di level 6.203,431.

Perdagangan pekan ini hanya berlangsung 4 hari karena peringatan Tahun Baru Hijriah. Dari keempat hari tersebut, IHSG hanya menguat sehari pada Kamis. Sebaliknya, koreksi terbesar terjadi pada hari pertama yakni Senin, sebesar 1,22%.

Mengawali pekan, IHSG anjlok jelang pengumuman perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 pada Senin. Koordinator PPKM Jawa-Bali Luhut Binsar Pandjaitan menyebutkan PPKM akan diperpanjang hingga 16 Agustus 2021.

Pasar telah mengantisipasi perkembangan itu dengan aksi jual masif yang melemparkan IHSG keluar dari level psikologis 6.200. Saat itu, Indonesia mencatatkan korban jiwa 107.096 orang, menjadi negara dengan tingkat kematian terburuk ke-12 di dunia, menurut data Worldometers.

Namun dalam konferensi pers virtual Senin petang Luhut malah mengatakan akan mengeluarkan indikator kematian dalam penilaian perkembangan pandemi, dengan alasan adanya input data yang terlambat. “Sehingga hal ini menimbulkan distorsi dalam penilaian,” ujar Luhut.

Kepala Bidang Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Masdalina Pane mempertanyakan alasan pemerintah tak menggunakan angka kematian sebagai indikator penetapan level PPKM, karena hal tersebut justru mendistorsi tingkat keparahan pandemi.

Baca Juga :  IHSG ditutup naik, dipicu berkurangnya kekhawatiran terhadap Omicron

Dia memberi contoh Jawa Barat dan Banten yang turun ke PPKM level 3. Padahal, dua wilayah itu mencatatkan lonjakan kasus, baik pada kasus positif maupun kematian. “Sehingga seolah-olah masalahnya jadi kecil. Kan itu permainan angka,” katanya dikutip CNN Indonesia.

Data PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebutkan total nilai transaksi sepekan mencapai Rp 78,5 triliun, yang didapat dari perdagangan 126,5 miliar saham sebanyak 8,1 juta kali. Investor asing mencatatkan penjualan bersih (net sell) di pasar reguler sebesar Rp 404,95 miliar.

Aksi jual terbesar menimpa saham PT Bukalapak.com Tbk. Investor asing melakukan penjualan bersih (net sell) saham berkode BUKA ini senilai Rp 1,9 triliun. Saham unicorn (perusahaan rintisan digital/startup bervaluasi di atas US$ 1 miliar) itu anjlok 9,9% selama sepekan.

Saham pendatang baru yang menjadi emiten unicorn pertama di Asia Tenggara tersebut juga mencetak nilai transaksi mingguan yang terbesar, yakni mencapai Rp 11,9 triliun, diikuti saham bank digital RP Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) dengan total transaksi sepekan Rp 3,5 triliun.

Update Terus berita terkini di BertaiMU.co.id

[]

(ags/ags)

Demikian berita mengenai Tak Hepi Pemerintah Mainkan Indikator Pandemi, Bursa Drop 1%, ikuti terus update berita dari kami

Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20210814101549-17-268417/tak-hepi-pemerintah-mainkan-indikator-pandemi-bursa-drop-1

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here