Home Bisnis MARKET ANALIS MARKET (15/11/2024) : Ada Potensi Peningkatan Volatilitas Harga dan Yield SBN...

ANALIS MARKET (15/11/2024) : Ada Potensi Peningkatan Volatilitas Harga dan Yield SBN Berdenominasi Rupiah

6
0

Beritamu.co.id – Riset harian fixed income BNI Sekuritas menyebutkan, tren pelemahan harga Surat Utang Negara (SUN) masih berlanjut pada sesi perdagangan kemarin (14/11). 

Berdasarkan data dari PHEI, yield SUN Benchmark 5-tahun (FR0101) naik sebesar 3 basis poin menjadi 6,69%, dan yield SUN Benchmark 10-tahun (FR0100) naik sebesar 2 basis poin ke level 6,92%. 

Data Bloomberg menunjukkan yield curve SUN 10-tahun (GIDN10YR) naik sebesar 4 basis poin ke level 6,96%. 

Level yield curve SUN 10-tahun saat ini telah melampaui estimated range di minggu ini di kisaran 6,61%-6,88%, mengindikasikan potensi attractive entry point.

Sedangkan Volume transaksi SBN secara outright traded tercatat sebesar Rp16,8 triliun kemarin, lebih rendah dari volume transaksi di hari sebelumnya yang tercatat sebesar Rp18,6 triliun. 

FR0103 dan FR0101 menjadi dua seri teraktif di pasar sekunder, dengan volume transaksi masing – masing sebesar Rp2,6 triliun dan Rp2,1 triliun. 

Sementara itu, volume transaksi obligasi korporasi secara outright tercatat sebesar Rp1,2 triliun.

Di sisi lain, data Bloomberg menunjukkan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS melemah 0,49%, bergerak dari level Rp15.784/US$ di hari Rabu menjadi Rp15.862/US$.

Dari eksternal, US Department of Labor melaporkan bahwa initial jobless claims pada minggu yang berakhir di tanggal 9 November tercatat sebesar 217.000 klaim, turun 4.000 klaim dari minggu sebelumnya.

Angka tersebut sedikit lebih rendah dibandingkan estimasi 223.000 klaim oleh para ekonom yang disurvei Reuters.

Baca Juga :  Dongkrak Transaksi QRIS, BBNI Siapkan Berbagai Promo Menarik di Ajang FJGS 2024

Federal Reserve Chairman, Jerome Powell menyampaikan pandangannya terkait tingkat suku bunga kebijakan the Fed pada event yang diselenggarakan oleh Federal Reserve Bank of Dallas. 

Chairman Powell menilai kondisi pertumbuhan ekonomi saat ini, pasar tenaga kerja yang solid, dan inflasi yang masih di atas target 2% menandakan bahwa bank sentral AS tidak perlu terburu-buru untuk memangkas suku bunga dan dapat bertindak secara hati-hati. 

CME FedWatch Tools menunjukkan penurunan expected probability untuk pemangkasan suku bunga sebesar 25bp pada FOMC Meeting tanggal 18 Desember mendatang dari 82,6% hari sebelumnya menjadi 58,7% per penulisan report ini. 

Indikator global menunjukkan sentimen yang cenderung mixed.

Yield curve US Treasury (UST) 5-tahun meningkat sebesar 2bp menjadi 4,32%, sedangkan yield curve UST 10-tahun turun tipis sebesar 1bp menjadi 4,43%. 

Sementara itu, Credit Default Swap (CDS) 5-tahun Indonesia bertahan di level 71bp. 

“Dengan mempertimbangkan kondisi pasar yang didiskusikan di atas, BNI Sekuritas melihat adanya potensi peningkatan volatilitas harga dan yield instrumen SBN berdenominasi Rupiah. Berdasarkan valuasi yield curve, BNI Sekuritas memperkirakan bahwa obligasi berikut akan menarik bagi para investor: FR0087, FR0096, FR0068, FR0080, FR0103, FR0075, FR0098,” sebut Head of Fixed Income Research BNI Sekuritas, Amir Dalimunthe dalam riset Jumat (15/11).


https://pasardana.id/news/2024/11/15/analis-market-15112024-ada-potensi-peningkatan-volatilitas-harga-dan-yield-sbn-berdenominasi-rupiah/

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here