Home Bisnis MARKET ANALIS MARKET (10/4/2025): IHSG Diproyeksi Teknikal Rebound

ANALIS MARKET (10/4/2025): IHSG Diproyeksi Teknikal Rebound

3
0

Beritamu.co.id – Riset harian Kiwoom Sekuritas menyebutkan, Pasar saham AS membukukan reli satu hari terbesar dalam lebih dari satu dekade pada hari Rabu (9 April 2025), menyusul pengumuman mengejutkan oleh Presiden Donald Trump tentang penghentian tarif selama 90 hari untuk banyak negara — keputusan mendadak yang memicu lonjakan besar di Wall Street dan menawarkan angin lega bagi investor yang terguncang oleh ketakutan akan resesi.

Dalam sebuah postingan di platform Truth Social, Trump mengumumkan bahwa AS akan menangguhkan sementara kenaikan tarif untuk lebih dari 180 negara, menurunkan tingkat tarif umum menjadi 10%.

Namun, tarif untuk barang-barang China akan dinaikkan menjadi 125% sebagai balasan atas rencana China untuk mengenakan tarif 84% pada barang-barang AS mulai 10 April.

Jeda ini tidak berlaku untuk sektor-sektor tertentu, dan China dikecualikan dari penangguhan — sebuah langkah yang ditafsirkan sebagai tekanan untuk membawa China kembali ke meja perundingan.

Trump juga mengonfirmasi bahwa Kanada dan Meksiko akan terus menghadapi tarif 25% untuk barang-barang terkait fentanil kecuali mereka memenuhi persyaratan asal berdasarkan perjanjian USMCA.

Barang-barang yang memenuhi standar tersebut akan menerima pengecualian tanpa batas.

Menteri Keuangan, Scott Bessent menekankan, bahwa jeda tarif telah berlangsung selama beberapa waktu.

Dia juga mengungkapkan bahwa lebih dari 75 negara telah menghubungi AS untuk mencari solusi diplomatik tentang tarif, manipulasi mata uang, dan hambatan perdagangan non-moneter.

Goldman Sachs Membalikkan Prakiraan Resesi

Langkah tak terduga Trump memicu pembalikan langsung dalam prospek ekonomi. Goldman Sachs, yang beberapa jam sebelumnya telah memproyeksikan peluang resesi AS sebesar 65%, dengan cepat mengubah pendiriannya. Bank investasi tersebut kini kembali ke garis dasar non-resesi dengan perkiraan pertumbuhan PDB sebesar 0,5% dan kemungkinan resesi yang berkurang sebesar 45%. Sebelumnya, Goldman telah memperingatkan bahwa penerapan tarif skala penuh dapat memangkas pertumbuhan PDB hingga -1% dan meningkatkan pengangguran sebesar 1,5 poin persentase.

Reaksi Pasar: Reli Bersejarah

Respons pasar cepat dan dramatis: – S&P 500 melonjak 9,52% — kenaikan satu hari terbesar sejak krisis keuangan 2008. – Nasdaq melonjak 12,16%, menandai reli satu hari terkuat sejak 2001. – Dow Jones naik 7,87%, menambahkan hampir 3.000 poin. – Russell 2000 (saham berkapitalisasi kecil) naik 8,66%. – Volume perdagangan mencapai 30,5 miliar lembar saham, jauh di atas rata-rata 20 hari sebesar 18,06 miliar. Sektor teknologi memimpin reli, dengan Nvidia melonjak 18,7% dan Apple naik 15,3%. Indeks otomotif S&P 500 melonjak 20,95%, kenaikan harian tertinggi dalam sejarah. Semua 11 sektor utama di S&P 500 ditutup lebih tinggi. Pasar global mengikutinya: MSCI World Index naik 5,7%, dan harga minyak melonjak — Minyak mentah Brent naik 4,23% menjadi $65,48 per barel, sementara WTI AS naik 4,65% menjadi $62,35.

Baca Juga :  ANALIS MARKET (26/10/2023) : IHSG Diperkirakan Cenderung Melemah

Pasar Obligasi dan Dolar Membaik, Namun Volatilitas Tetap Tinggi

Menjelang pengumuman Trump, pasar Treasury AS mengalami tekanan berat, dengan imbal hasil 10 tahun mencapai 4,515% — tertinggi sejak Februari. Namun, lelang obligasi pemerintah senilai $39 miliar yang diterima dengan baik menenangkan pasar, dan imbal hasil turun menjadi 4,328%. Dolar AS, yang sebelumnya melemah, kembali menguat terhadap mata uang utama. Indeks Dolar AS naik 0,25% menjadi 103,03, sementara dolar menguat lebih dari 1% terhadap yen dan franc Swiss. Meskipun terjadi reli yang melegakan, volatilitas tetap tinggi. Indeks CBOE VIX —sering disebut sebagai “pengukur ketakutan” Wall Street—turun dari 57 ke 33 setelah pengumuman tarif, tetapi masih menandakan meningkatnya kecemasan pasar.

Analis Mendesak Kehati-hatian di Tengah Pemulihan Jangka Pendek

Pengamat pasar memperingatkan investor untuk tetap waspada, karena dunia hanya mengalami jeda sementara sementara arah jangka panjang masih belum jelas. Laporan inflasi konsumen AS dan Tiongkok yang akan datang, keduanya akan dirilis pada hari Kamis, bersamaan dengan dimulainya musim pendapatan Q1, dipandang sebagai pendorong pasar utama berikutnya. JPMorgan dan bank-bank besar lainnya dijadwalkan untuk melaporkan pendapatan pada hari Jumat.

Indonesia Merespons di Tengah Volatilitas Pasar Global

Pemerintah Indonesia telah memulai beberapa langkah untuk menavigasi turbulensi pasar baru-baru ini. Pertama, merevisi kebijakan kandungan lokal (TKDN) dan membuka kuota impor untuk barang-barang penting. Kedua, memangkas pajak ekspor minyak sawit. Ketiga, meningkatkan persentase impor LPG yang bersumber dari AS.

Adapun IHSG ditutup pada level 5.967 pada hari Selasa, turun 28 poin (-0,47%), terbebani oleh aksi jual bersih asing sebesar Rp 1 triliun. Rupiah sempat mencapai level terendah era krisis di level 16.950 per USD —level yang tidak terlihat sejak Krisis Keuangan Asia 1998— sebelum ditutup sedikit lebih kuat di level 16.860.

“Mengingat sentimen pasar saat ini, IHSG diproyeksi dapat melanjutkan rebound teknisnya menuju resistance MA10 terdekat di level 6.250, dengan target lebih lanjut di MA20/6.400, dan 6.450 sebagai level resistance jangka pendek —level yang akan membutuhkan usaha keras untuk menembusnya,” sebut analis Kiwoom Sekuritas dalam riset Kamis (10/4).


https://pasardana.id/news/2025/4/10/analis-market-1042025-ihsg-diproyeksi-teknikal-rebound/

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here