Jakarta, CNBC Indonesia – Inflasi tinggi yang sedang melanda beberapa negara sudah menjalar ke Negeri Kanguru, Australia. Data terbaru menunjukkan inflasi naik ke level tertinggi dalam 6 tahun terakhir, alhasil kurs dolar Australia kembali melesat melawan rupiah.
Pada perdagangan Rabu (27/10), dolar Australia sempat menguat 0,65% ke 10.680,9/AU$, yang merupakan level tertinggi dalam 3 bulan terakhir. Posisi dolar Australia sedikit terpangkas, pada pukul 11:16 WIB berada di Rp 10.665,7/AU$ atau menguat 0,51% di pasar spot, melansir data Refinitiv.
Biro Statistik Australia pagi tadi melaporkan inflasi inti tumbuh 2,1% di kuartal III-2021 dari perode yang sama tahun lalu. Kenaikan tersebut memicu spekulasi bank sentral Australia (Reserve Bank of Australia/RBA) bisa menaikkan suku bunga lebih cepat.
Sebabnya, RBA menetapkan target inflasi 2%-3% untuk menaikkan suku bunga. Gubernur RBA, Philip Lowe, mengatakan inflasi tersebut baru akan tercapai pada 2024, dan saat itu suku bunga akan dinaikkan.
Di beberapa negara, inflasi yang tinggi dikatakan hanya sementara akibat gangguan supply. Terbaru, krisis energi turut memicu kenaikan inflasi. Tetapi, jika inflasi inti di Australia terus di atas 2%, bukan tidak mungkin RBA akan menaikkan suku bunga lebih cepat, agar inflasi tidak lepas kendali, yang justru merugikan bagi perekonomian.
“kuatnya kenaikan inflasi inti akan memberikan tekanan bagi RBA untuk kembali mengurangi nilai program pembelian aset (quantitative easing/QE) beberapa bulan ke depan,” kata Ben Udy, ekonomi di Capital Economics, sebagaimana dilansir Reuters.
Sejak pandemi penyakit virus corona melanda, RBA memangkas suku bunga hingga ke rekor terendah sepanjang masa 0,1%. Selain itu, untuk pertama kalinya dalam sejarah RBA melalukan pada November 2020 lalu, dengan nilai AU$ 100 miliar, dan dilakukan dengan melakukan pembelian obligasi sebesar AU$ 5 miliar per pekan.
Program tersebut berakhir pada September lalu, tetapi RBA memperpanjang QE hingga Februari 2022, tetapi dengan nilai yang dikurangi menjadi US$ 4 miliar per pekan.
QE menyebabkan perekonomian banjir likuiditas dan menjadi salah satu pemicu inflasi. Sehingga, untuk meredam inflasi, QE bisa dikurangi lagi atau dihentikan sebelum mulai menaikkan suku bunga.
Hal tersebut tentunya mendongkrak kinerja dolar Australia.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
(pap/pap)
Demikian berita mengenai Inflasi Tinggi, Kurs Dolar Australia Melesat ke Rp 10.680/AU$, ikuti terus update berita dari kami
Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20211027113148-17-286880/inflasi-tinggi-kurs-dolar-australia-melesat-ke-rp-10680-au-