Home Bisnis Pemerintah Kembali Terapkan Burden Sharing, Yield SBN Melemah

Pemerintah Kembali Terapkan Burden Sharing, Yield SBN Melemah

25
0
Kasus Corona RI Kembali Meningkat, Yield SBN Turun Lagi

Jakarta, CNBC Indonesia – Harga mayoritas obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) ditutup menguat pada perdagangan Selasa (24/8/2021) awal pekan ini, setelah pemerintah akan kembali melakukan burden sharing untuk menjaga kapasitas pendanaan di tengah pandemi virus corona (Covid-19).

Mayoritas investor kembali memburu SBN pada hari ini, ditandai juga dengan melemahnya imbal hasil (yield) di hampir seluruh SBN acuan. Hanya SBN bertenor 1 tahun yang imbal hasilnya cenderung stagnan di level 3,144% pada hari ini.

Sementara itu, yield SBN acuan pemerintah bertenor 10 tahun yang merupakan yield SBN acuan negara melemah 2 basis poin (bp) ke level 6,36% pada hari ini. Yield berlawanan arah dari harga, sehingga turunnya yield menunjukkan harga obligasi yang menguat, demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan akan tetap menjaga kredibilitas di tengah pandemi virus corona (Covid-19). Salah satunya memastikan pembiayaan untuk kebutuhan belanja bisa terpenuhi.

“Kami akan tetap jaga kredibilitas dari kita. Kami akan tetap menjaga market dalam hal ini SBN,” ungkap Sri Mulyani dalam konferensi pers, Selasa (24/8/2021) pagi.

Salah satu yang dilakukan Sri Mulyani adalah dengan melakukan burden sharing atau menanggung bersama dengan Bank Indonesia (BI) lewat Surat Keputusan Bersama (SKB) III. BI akan membeli surat berharga negara (SBN) sebesar Rp 439 triliun di pasar perdana (primary market) dan private placement.

“SKB III ini adopsi prinsip-prinsip kita menjaga antara BI dan pemerintah, yaitu kami masing-masing jaga fiskal dan moneter tetap kredibel jaga perekonomian. Dari sisi APBN, fiskal space dan sustainable dalam jangka menengah jadi penting,” jelasnya.

Dari sisi BI, kata Sri Mulyani juga akan tetap menjaga inflasi dan nilai tukar rupiah tetap stabil dan terkendali. “Kami sama-sama lihat kesinambungan dari pemerintah APBN dan dari BI neraca keuangan BI. Ini syarat penting agar pembangunan ekonomi tetap berjalan sustainable,” ujar Sri Mulyani.

Baca Juga :  Tak Selamanya Buruk, 'Hantu' CAD Bisa Bantu IHSG Bangkit

Kedua institusi tetap menjaga independensi dalam mengeluarkan kebijakan. Berbagi beban hanya merupakan konsep untuk saling bekerja sama dalam pemulihan ekonomi dari pandemi Covid-19.

“Keputusan bersama ini menyangkut skema dan koordinasi pemerintah dan BI dalam rangka pembiayaan penanganan kesehatan dan kemanusiaan,” terang Sri Mulyani.

Beralih ke Amerika Serikat (AS), yield surat utang pemerintah acuan Negeri Paman Sam bertenor 10 tahun kembali mengalami penguatan, setelah keluarnya izin penuh Badan Obat dan Makanan (Food and Drug Administration/FDA) AS terhadap vaksin Pfizer-BioNTech.

Dilansir data dari CNBC International, yield Treasury acuan bertenor 10 tahun menguat 1,2 bp ke level 1,267% pada pukul 07:04 pagi waktu AS, dari sebelumnya pada penutupan Senin (23/8/2021) kemarin di level 1,255%.

Sebelumnya, FDA memberikan persetujuan penuh untuk vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh Pfizer Inc dan BioNTech pada Senin (23/8/2021) kemarin waktu AS.

“Persetujuan penuh berarti kemungkinan besar akan ada lebih banyak mandat, lebih banyak perusahaan akan mengamanatkan bahwa Anda harus mendapatkan vaksin untuk kembali ke kantor,” kata Cardillo, dikutip dari Reuters.

Hal ini dapat membuat lebih banyak perusahaan untuk mengambil mandat vaksin dan membantu memerangi penyebaran varian Delta yang lebih cepat menular. Pada gilirannya, hal ini dapat mendorong pemulihan ekonomi, dengan data terbaru menunjukkan perlambatan belanja konsumen dan sentimen di tengah penyebaran varian Delta.

Di lain sisi, pelaku pasar akan memantau arah kebijakan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang akan melakukan pengurangan pembelian obligasi (tapering) yang selama ini dilakukannya untuk memacu perputaran uang dengan cara membanjiri pasar dengan likuiditas.

Saat ini, investor global berfokus pada acara tahunan The Fed, yakni Simposium Jack Hole yang diperkirakan akan diadakan pada Jumat (27/8/2021) pekan ini.

Update Terus berita terkini di BertaiMU.co.id

[]

(chd/chd)

Demikian berita mengenai Pemerintah Kembali Terapkan Burden Sharing, Yield SBN Melemah, ikuti terus update berita dari kami

Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20210824182019-17-270922/pemerintah-kembali-terapkan-burden-sharing-yield-sbn-melemah

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here