Keengganan Maurizio Sarri untuk berhenti merokok membuat Juventus kesal, mengingat pelatih asal Italia itu telah didiagnosis Pneumonia.
Pelatih berusia 60 tahun, yang rata-rata menghabiskan sekitar empat bungkus rokok sehari, absen pada pertandingan liga pertama klub musim ini melawan Parma pada Sabtu lalu (24/08) setelah dokter klub menyarankannya untuk beristirahat.
Kondisi Sarri telah membaik dalam beberapa hari terakhir tetapi Juventus masih khawatir tentang kebiasaan merokok manajer mereka.
Bahkan, diyakini mereka ‘jengkel’ dan akan lebih suka dia berhenti merokok, menurut kantor berita Ansa dilansir dari Football Italia.
Sarri digambarkan memegang sebungkus rokok saat berada di luar rumahnya minggu ini, yang membuat Juventus tidak senang dengan mantan bos Chelsea.
Jadi berapa banyak Sarri benar-benar merokok setiap hari? Menurut berbagai laporan, pria asal Italia menghabiskan 80 batang rokok sehari.
Itu berarti jika dia bangun selama 16 jam maka Sarri akan merokok lima jam dan dia akan menghisap rokok setiap 12 menit.
Jika satu bungkus rokok berharga 11,50 poundsterling maka mantan manajer Chelsea mengeluarkan 46 poundsterling dari gajinya setiap hari, dari penghasilannya sebesar 1.400 poundsterling setiap bulan.
Namun pada Juni tahun ini, pria Italia itu mengaku merokok 60 batang sehari dan mengakui kebiasaannya sering membuatnya lepas kendali.
“Saya merokok 60 kali sehari, yang mungkin sedikit terlalu banyak,” ungkapnya kepada La Nuova Riviera.
“Saya tidak merasa perlu merokok selama pertandingan, tetapi langsung setelah itu benar-benar diperlukan. Saya punya masalah punggung yang menyiksa saya selama berminggu-minggu, tapi saya merasa jauh lebih baik sekarang.”
Setelah menandatangani kontrak tiga tahun di Juventus, pelatih berusia 60 tahun itu menerima bahwa ia harus memenangkan hati pendukung Juventus mengingat hubungan dekatnya dengan Napoli.
“Saya tiba dengan banyak keraguan, sama seperti yang saya lakukan dengan semua klub saya yang lain,” katanya.
“Saya mengerti itu, tetapi saya hanya tahu satu cara untuk mengubah itu dan itu dengan kemenangan dan penampilan yang meyakinkan sambil menghibur dan mendapatkan hasil.”
“Selama tiga tahun (di Napoli) ketika saya bangun tidur, saya selalu berpikir tentang bagaimana mengalahkan Juventus, karena mereka adalah tim pemenang. Saya memberi 110 persen, tetapi kami masih tidak bisa melakukannya. Sekarang saya akan memberikan segalanya untuk klub ini.”