Jakarta (ANTARA) – Menteri BUMN Erick Thohir berharap penawaran saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau Mitratel, anak usaha PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, mampu memberikan dampak positif yang berkelanjutan.
“Selamat kepada Mitratel atas penawaran saham perdana, IPO Mitratel diharapkan mampu memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi Mitratel, Telkom Group, BUMN dan Negara Republik Indonesia,” ujar Erick Thohir seperti dikutip dari akun resmi Instagram Mitratel yakni @mitratel di Jakarta, Selasa.
Menurut Menteri BUMN, IPO tersebut juga untuk membangun market leadership di industri tower provider yang merupakan infrastruktur telekomunikasi nasional oleh perusahaan BUMN, dan anak usaha demi memperkuat ketahanan digital nasional.
Menarik minat investor untuk menginvestasikan dana di Indonesia untuk memperkuat perekonomian Indonesia dan pembukaan lapangan pekerjaan.
Menjadikan Mitratel sebagai perusahaan yang independen, dapat menjadi kebanggaan nasional dengan tata kelola yang transparan, meningkatkan kapasitas finansial dan fleksibilitas untuk menjadikan Mitratel lebih agresif dalam mengejar peluang pertumbuhan bisnis yang signifikan.
“Apresiasi setinggi-tingginya kepada Telkom yang pada hari ini Selasa (26/10) telah sukses membawa salah satu anak usahanya yakni Mitratel menjadi perusahaan tower provider terbuka,” kata Erick Thohir.
Sebelumnya PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau Mitratel, perusahaan menara telekomunikasi terbesar di Indonesia, membidik dana segar hingga Rp24,9 triliun dari aksi penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) perseroan.
Mitratel melepas 24,54 miliar saham atau 29,85 persen dari modal ditempatkan dan disetor setelah IPO dengan nilai nominal Rp22 per saham. Perseroan menetapkan harga penawaran awal Rp775 per saham hingga Rp975 per saham sehingga dana yang diperoleh akan mencapai Rp19,02 triliun hingga Rp24,9 triliun.
Direktur Utama Mitratel Theodorus Ardi Hartoko mengatakan, hari ini Selasa (26/10) merupakan hari bersejarah bagi Mitratel yang beberapa langkah lagi akan mewujudkan mimpi untuk menjadi perusahaan terbuka.
Sesuai rencana, perseroan akan menggunakan 40 persen dana hasil IPO untuk belanja modal (capital expenditure) organik, 50 persen untuk belanja modal anorganik, dan 10 persen untuk modal kerja serta kebutuhan perseroan lainnya.