Mammografi adalah tes pemeriksaan kondisi jaringan payudara untuk mendeteksi keberadaan penyakit-penyakit tertentu seperti tumor atau kanker payudara. Pemeriksaan ini bisa dilakukan oleh wanita usia berapa saja, namun pemeriksaan yang lebih intensif dan berkala dianjurkan kepada wanita yang sudah memasuki usia 40an.
Jenis-jenis Mammografi
Dalam dunia medis, dikenal dua jenis mammografi, yaitu screening mammography dan diagnostic mammography. Apa perbedaan keduanya?
Screening mammography. Jenis yang satu ini merupakan pemeriksaan dengan mengamati gejala-gejala penyakit di bagian dalam payudara. Tujuannya adalah agar dapat sedini mungkin mendeteksi penyakit-penyakit seperti kanker payudara.Diagnostic mammography. Pemeriksaan jenis ini bertujuan mengecek kondisi fisik seperti ada tidaknya benjolan pada payudara, serta memeriksa rasa sakit di titik-titik payudara seseorang. Diagnostic mammography bisa menjadi pemeriksaan lanjutan seandainya pada screening mammography dokter menemukan kelainan pada payudara.
Kapan Perlu Melakukan Mammografi?
Seorang wanita dapat memilih metode mammografi untuk memeriksakan kesehatan payudaranya apabila dirinya merasakan beberapa gejala tak lazim pada payudara. Gejala-gejala tersebut di antaranya sebagai berikut:
1. Muncul benjolan
Benjolan pada payudara seringkali merupakan gejala dari beberapa penyakit kronis seperti kanker atau tumor. Maka dari itu, seorang wanita harus mengecek secara mandiri apakah ada benjolan pada payudaranya.
Jika ternyata ada dan tidak kunjung hilang atau malah membesar, maka perlu berkonsultasi dengan dokter. Salah satu cara yang mungkin dipakai dokter untuk memeriksa adalah mammografi.
2. Rasa sakit pada payudara
Rasa sakit pada payudara juga merupakan salah satu gejala kelainan yang patut diwaspadai. Jika rasa sakit tak mau hilang atau makin parah, kamu perlu memeriksakan kondisi ke tenaga medis.
Untuk mengecek apakah rasa sakit tersebut ditimbulkan oleh adanya penyakit di dalam organ payudara, dokter dapat melakukan metode pemeriksaan mammografi ini.
3. Puting terasa menebal
Puting susu yang menebal, apalagi saat tidak berada dalam masa menyusui, juga merupakan tanda-tanda yang tidak bisa disepelekan, apalagi sudah berlangsung dalam jangka waktu lama. Pemeriksaan melalui metode screening atau diagnostic dapat dilakukan oleh dokter jika dirasa perlu.
4. Perubahan warna payudara
Payudara yang sehat memiliki warna senada dengan warna kulit. Karena itu, jika didapati warna lain seperti ungu, merah, atau hitam pada payudara, kamu perlu memeriksakan kondisimu ke dokter. Perubahan warna tersebut mungkin terjadi karena adanya memar atau luka di luar atau di dalam ayudara.
Persiapan dan Proses Mammografi
1. Sebelum Pemeriksaan
Yang perlu diingat, metode pemeriksaan ini menggunakan radiasi, walaupun tidak dalam tahap yang berbahaya. Akan tetapi tetap saja kamu harus memperhatikan risiko metode ini pada tubuhmu. Khususnya, ada beberapa hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan apabila kamu ingin menjalani metode pemeriksaan ini. Berikut contoh-contohnya:
Jangan melakukan pemeriksaan mammografi saat hamil dan menyusui. Paparan radiasi pada pemeriksaan ini bisa membahayakan janin di dalam kandungan. Karenanya, dokter melarang metode ini diterapkan kepada wanita yang sedang hamil. Jika kamu memberi tahu dokter bahwa kamu sedang mengandung atau menyusui, biasanya dokter akan menyarankan pemeriksaan yang lebih aman, seperti USG, misalnya.
Jangan memakai bedak, deodoran, atau body lotion. Alat mammografi akan mendeteksi bedak, body lotion, atau deodoran sebagai gumpalan kalsium. Alhasil, dokter akan kesulitan membaca hasil pemeriksaan secara akurat. Maka dari itu, sebaiknya kamu melakukan pemeriksaan sehabis mandi. Apabila kamu menjadwalkan pengecekan di pagi hari, tundalah pemakaian barang-barang di atas sampai pemeriksaan selesai.
2. Semasa Pemeriksaan
Untuk kepentingan pemeriksaan kondisi payudara, kamu diharuskan menanggalkan pakaian atasan. Tidak perlu khawatir sebab rumah sakit selalu menugaskan perawat perempuan untuk membantumu. Yang perlu diperhatikan, proses pemeriksaan ini biasanya memiliki beberapa efek seperti rasa sakit dan rasa lelah. Untuk lebih jelasnya, kami akan membahas satu per satu.
Rasa sakit sementara
Pemeriksaan menggunakan paparan sinar radiasi (screening) dan pengecekan fisik (diagnostic) kerap kali memberikan sensasi tidak nyaman pada payudara. Ini berlaku khususnya pada payudara yang memang memiliki penyakit, namun tidak menutup kemungkinan untuk para pemilik payudara sehat merasakan hal yang sama.
Biasanya, dokter atau perawat teknis yang menemani kamu di ruang perawatan akan menekan-nekan beberapa titik di payudara untuk mendapat gambaran letak penyakit. Bagi beberapa wanita, tekanan pada organ tersebut seringkali terasa nyeri.
Pemeriksaan tidak berlangsung sebentar
Mammografi merupakan pemeriksaan yang bisa berlangsung sampai 30 menit. Ini disebabkan oleh cara pendeteksiannya yang serba teliti. Pada kasus payudara yang terjangkit penyakit, masa pemeriksaan bisa lebih lama lagi. Dalam kasus ini, dokter akan melakukan pemeriksaan berulang untuk memastikan hasil yang akurat.
Proses yang lama ini sering membuat pasie merasa lelah dan tertekan. Belum lagi, jika kamu melakukan pemeriksaan dalam kondisi tidak 100% sehat, panjangnya proses pengecekan akan terasa berat buatmu. Untuk mengurangi risiko kelelahan, sangat disarankan agar si pasien tidak melakukan pemeriksaan dalam kondisi perut kosong atau sedang menderita sakit yang lain. Dengan begitu, kamu akan lebih tahan menjalani prosesnya.
3. Setelah Pemeriksaan
Masa setelah pemeriksaan merupakan masa yang mendebarkan. Kamu harus menunggu hasil tes dan diagnosis dokter terhadap kondisimu. Tidak ada batasan waktu yang sama rata mengenai kapan hasil tes akan keluar. Umumnya, tidak lebih dari 30 hari.
Untuk beberapa kondisi, contohnya jika terdeteksi ada penyakit berat semacam kanker pada payudaramu, dokter biasanya akan memberi kabar lebih cepat. Selagi menunggu, biasanya tidak ada pantangan untuk melakukan aktivitas tertentu. Kamu bisa melanjutkan kegiatan seperti biasa.
Apakah Mammografi Berisiko?
Pertanyaan di atas banyak diajukan mengingat prosedur pemeriksaannya yang menggunakan sinar radiasi.
Jawabannya, tidak, kecuali pada ibu hamil dan menyusui, sebagaimana dijelaskan sebelumnya. Prosedur ini terbilang aman karena sesungguhnya sinar radiasi yang digunakan untuk memeriksa kondisi tubuh seseorang bukanlah paparan dalam jumlah yang banyak. Radiasi yang dipakai dalam prosedur ini merupakan radiasi ringan yang tidak terlalu berpotensi mendatangkan efek samping pascapemeriksaan.
Namun, patut diingat, selagi kamu menjalani prosedur ini, tubuh, khususnya organ payudara, akan mengalami sensasi tidak nyaman, baik itu rasa panas maupun rasa sakit. Tapi tidak perlu cemas. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, sensasi rasa tidak nyaman atau rasa sakit ini hanya berlangsung sementara. Begitu pemeriksaan selesai, umumnya sudah tidak terasa lagi.
Sebaliknya, pemeriksaan menggunakan metode mammografi justru disarankan agar penyakit-penyakit berbahaya seperti kanker payudara atau tumor bisa terdeteksi selekas mungkin. Perempuan di atas usia 40 tahun selayaknya sudah harus menjadwalkan pemeriksaan berkala dengan dokter. Namun, perempuan yang masih muda pun perlu untuk memeriksakan kondisinya selekas mungkin apabila dirasa ada yang tak biasa pada payudaranya, misalnya muncul rasa nyeri atau benjolan.
Pencegahan penyakit-penyakit berbahaya pada payudara bisa dicegah dengan menjalani pola hidup sehari. Berolahraga secara rutin dan mengonsumsi makanan sehat dapat mencegah munculnya penyakit pada organ penting di tubuhmu ini.