
Beritamu.co.id – Riset harian Kiwoom Sekuritas menyebutkan, Bursa saham Wall Street ditutup bervariasi pada perdagangan Senin (28/04/25).
Dow Jones Industrial Average naik 114,09 poin atau 0,28% ke level 40.227,59, sementara S&P 500 naik tipis 0,06%.
Sementara itu, Nasdaq Composite turun 0,10%. Kinerja indeks tertekan oleh penurunan saham-saham berkapitalisasi besar, terutama Nvidia yang turun 2,1% dan Amazon yang turun 0,7%, menyusul laporan bahwa Huawei Technologies akan menguji prosesor AI miliknya sendiri untuk menggantikan produk-produk kelas atas Nvidia.
Sementara itu, Apple dan Meta masing-masing naik 0,4% dan 0,5%, sehingga sedikit meredam tekanan jual.
Minggu ini akan menjadi minggu yang krusial karena 4 dari 7 raksasa “Magnificent Seven” —Amazon, Apple, Meta, dan Microsoft— akan merilis laporan laba kuartalan mereka.
Pasar tetap berhati-hati menjelang hasil ini, terutama di tengah ancaman ketidakpastian yang berasal dari tarif baru oleh Presiden Trump, yang dapat meningkatkan risiko resesi global menurut survei Reuters terbaru.
SENTIMEN PASAR: Pertumbuhan laba S&P 500 Q1 2025 diproyeksikan mencapai 10,9% dibandingkan tahun sebelumnya (sumber: LSEG). Dari 179 perusahaan S&P yang telah melaporkan, 78 memberikan prospek pendapatan negatif, dan hanya 32 yang memberikan prospek positif (rasio 2,4, sedikit di bawah 2,6 pada periode yang sama tahun lalu). Kanada menyelenggarakan pemilihan umum nasional di tengah isu panas mengenai tarif dari Presiden Trump, yang bahkan melontarkan gagasan aneksasi negara tersebut. Perdagangan PASAR AS malam ini akan dipengaruhi oleh rilis data ketenagakerjaan bulanan pertama, yaitu JOLTS Job Openings (Mar) dan CB Consumer Confidence (Apr), yang tampaknya kurang optimis dibandingkan sebelumnya.
PENDAPATAN TETAP & MATA UANG: Imbal Hasil TREASURY AS melemah karena kehati-hatian pasar meningkat. Imbal hasil Treasury AS 10-tahun turun 5,6 bps menjadi 4,21%; sementara imbal hasil 30-tahun turun 5,2 bps menjadi 4,6862%. Imbal hasil Treasury AS 2 tahun, yang sangat sensitif terhadap ekspektasi suku bunga Fed, turun 7,7 bps menjadi 3,685%. DOLAR AS melemah karena investor menunggu perkembangan baru dalam negosiasi perdagangan, yang mengakibatkan INDEKS DOLAR turun 0,8% menjadi 98,93. EURO menguat 0,51% menjadi 1,1422 USD. Dolar melemah 1,13% terhadap YEN Jepang menjadi 142,05. Terhadap POUNDSTERLING, PESO Meksiko, dan Dolar Kanada, USD juga terdepresiasi meskipun kurang dari 0,3%.
PASAR EROPA & ASIA: Pasar saham Eropa berakhir lebih tinggi, didukung oleh optimisme atas potensi meredanya ketegangan perdagangan AS-Tiongkok. Indeks STOXX 600 naik 0,53%. Indeks FTSEurofirst 300 naik 0,49%. Di ASIA, indeks utama juga bergerak positif: Indeks MSCI Asia Pacific tidak termasuk Jepang naik 0,62% menjadi 574,20. Indeks Nikkei Jepang naik 0,38% menjadi 35.839,99. Indeks pasar berkembang MSCI terapresiasi 0,58% menjadi 1.103,45. Namun, kurangnya kejelasan atas negosiasi perdagangan masih membatasi momentum reli di pasar Asia.
KOMODITAS: Harga MINYAK global melemah karena para pedagang mempertimbangkan potensi peningkatan pasokan dari OPEC+ di tengah ketidakpastian perdagangan global. Minyak mentah WTI AS turun 1,54% menjadi USD 62,05/barel; sementara minyak mentah BRENT turun 1,51% menjadi USD 65,86/barel. Logam mulia EMAS menguat seiring dengan melemahnya Dolar dan munculnya aksi beli murah. Harga emas spot naik 0,98% menjadi USD 3.350,59/ons.
INDONESIA tengah menanti rilis data Penanaman Modal Asing (PMA) Q1 yang dijadwalkan pukul 11.00 WIB, dengan perbandingan pertumbuhan YoY sebesar 33,3%. Sebagai informasi, pada tahun 2024 Indonesia mencatatkan PMA sebesar Rp 900,2 triliun (sekitar USD 55,33 miliar), naik 21% dari tahun sebelumnya. Total investasi (termasuk dalam negeri) mencapai Rp 1.714,2 triliun, melampaui target pemerintah sebesar Rp 1.650 triliun. Sumber PMA terbesar berasal dari Singapura, Tiongkok, dan Hong Kong. Sektor logam dasar, pertambangan, dan telekomunikasi menjadi magnet utama investasi. Kebijakan hilirisasi mineral seperti larangan ekspor bijih nikel juga turut mendorong masuknya FDI.
INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN kembali menguat di zona hijau dengan kenaikan 44 poin/+0,66% ke level 6.723, meski diiringi aksi jual bersih asing sebesar Rp178,07 miliar, sehingga tidak mengherankan jika nilai tukar RUPIAH tidak menguat dari level 16.850. Jika USD/IDR menembus Support 16.770, Rupiah diperkirakan menguat hingga 16.650. Posisi penutupan IHSG kemarin membentuk candle mirip Doji (di area Resistance) yang mengindikasikan potensi pembalikan tren yang membayangi.
Menyikapi kondisi tersebut, analis Kiwoom Sekuritas mengingatkan investor/trader untuk menerapkan Trailing Stop pada portofolio guna mengantisipasi kemungkinan pullback.
“Namun, jika sentimen bullish masih berlanjut, Target selanjutnya adalah 6.850,” sebut analis Kiwoom Sekuritas dalam riset Selasa (29/4).
https://pasardana.id/news/2025/4/29/analis-market-2942025-antisipasi-kemungkinan-pullback/