Home Bisnis MARKET ANALIS MARKET (22/4/2025): Dibayangi Tekanan Jual, IHSG Cenderung Tertekan

ANALIS MARKET (22/4/2025): Dibayangi Tekanan Jual, IHSG Cenderung Tertekan

4
0

Beritamu.co.id – Riset harian Kiwoom Sekuritas menyebutkan, Wall Street ditutup melemah tajam pada sesi perdagangan hari Senin (21/04/25), dipicu oleh kekhawatiran atas kebijakan tarif Presiden Donald Trump dan serangannya terhadap Ketua Fed Jerome Powell.

Dow Jones turun 971,82 poin (-2,48%) menjadi 38.170,41, S&P 500 anjlok 2,36%, sementara Nasdaq turun 2,55%. S&P 500 sekarang 16% di bawah titik tertingginya sepanjang masa pada 19 Februari.

Jika turun 20%, maka akan memasuki wilayah pasar bearish. Indeks global MSCI juga melemah 1,3% menjadi 783,11.

Volume perdagangan tipis karena sebagian besar pasar Eropa tutup untuk Senin Paskah.

Sementara itu, Indeks VIX melonjak hampir 14% menjadi sekitar 34 (vs. median historis 17,6), yang menunjukkan lonjakan ketakutan investor.

SENTIMEN PASAR: Kritik Trump terhadap Jerome Powell muncul kembali, menuduhnya terlalu lambat memangkas suku bunga. Dalam sebuah posting di Truth Social, Trump melabeli Powell sebagai “Mr. Too Late” dan menuntut pemotongan suku bunga pre-emptive karena inflasi dianggap “hampir tidak ada.” Penasihat ekonomi Gedung Putih Kevin Hassett menambahkan bahan bakar ke dalam api dengan menyatakan bahwa Trump sedang mempelajari kemungkinan memecat Powell, yang memicu kekhawatiran atas independensi Fed, meskipun secara hukum & konstitusional, seorang Presiden AS tidak dapat memecat Ketua Fed secara sewenang-wenang. Komentar-komentar ini meningkatkan volatilitas pasar di tengah kekhawatiran perlambatan ekonomi dan konflik kebijakan. Pada 2018–2019, Trump juga mempertimbangkan untuk memecat Powell karena menolak menurunkan suku bunga. Powell menanggapi dengan menyatakan dia tidak akan mengundurkan diri di bawah tekanan dan bahwa Fed akan terus beroperasi secara independen. Seperti diketahui, The Fed telah mempertahankan suku bunga tetap pada 4,25%–4,50% sejak Desember lalu. Presiden The Fed Chicago Austan Goolsbee menyuarakan kekhawatiran bahwa independensi bank sentral dapat dirusak oleh meningkatnya tekanan politik.

MUSIM LABA: Laba Q1 di AS berlanjut minggu ini, dimulai dengan Alphabet (GOOGL) dan Tesla (TSLA), dua dari “Magnificent Seven.” Barclays memangkas target harga Tesla dari $325 menjadi $275 karena visibilitas ke depan yang “membingungkan”. Laporan juga diharapkan dari Intel (INTC), Merck, IBM, Procter & Gamble, dan American Airlines. United Airlines sebelumnya menawarkan dua proyeksi, salah satunya termasuk resesi tajam yang memengaruhi pendapatan dan laba. Saham Netflix (NFLX) naik setelah menyatakan keyakinannya pada ketahanan bisnisnya di tengah dampak ekonomi yang didorong oleh tarif Trump. Sementara itu, Amazon (AMZN) turun lebih dari 4% setelah laporan Wells Fargo menyatakan bahwa unit AWS-nya melambat dalam transaksi pusat data.

PENDAPATAN TETAP & MATA UANG: Imbal Hasil Treasury AS 10 tahun naik 8,8 bps menjadi 4,415%, mencerminkan kekhawatiran investor atas stabilitas kebijakan moneter. Analis di Vital Knowledge menilai bahwa tarif Trump dapat memicu inflasi. Meskipun bersifat sementara, pasar diperkirakan akan tetap tidak tenang selama proses penyesuaian harga 6–12 bulan. INDEKS DOLAR (DXY) turun ke level terendah sejak Maret 2022 di 97,923. EURO menguat 0,99% menjadi $1,1504, YEN Jepang naik 0,87% menjadi 140,93/USD, dan mata uang safe haven FRANC SWISS naik 0,88% menjadi 0,809/USD —posisi terkuatnya terhadap Dolar dalam satu dekade. Bitcoin juga naik lebih dari 2% menjadi $87.222, diuntungkan oleh melemahnya Dolar dan sentimen rapuh terhadap independensi bank sentral konvensional.

Baca Juga :  RI Jalin Kerja Sama Dengan Perusahaan Belanda Produksi Ventilator Kesehatan

PASAR EROPA & ASIA: Sebagian besar pasar Eropa dan Asia ditutup karena Senin Paskah. Likuiditas pasar global menipis, memperkuat dampak aksi jual di pasar AS. Sementara itu, ketegangan perdagangan AS–Tiongkok kembali meningkat setelah Beijing memperingatkan negara-negara lain untuk tidak membuat kesepakatan yang merugikan Tiongkok. Hal ini menambah tekanan ke pasar dan memicu kekhawatiran akan spiral perang dagang yang baru. Bank sentral Tiongkok membiarkan suku bunga acuannya tidak berubah, sebesar 3,6% untuk jangka panjang (5 tahun) dan 3,10% untuk jangka pendek.

KOMODITAS: Harga EMAS spot melonjak 3% menjadi $3.432,52/oz, menetapkan rekor tertinggi baru sepanjang masa ($3.430,18), didorong oleh lonjakan permintaan untuk aset safe haven. Investor berbondong-bondong membeli emas dan franc Swiss di tengah ketidakpastian moneter dan geopolitik. MINYAK anjlok lebih dari 2% akibat tanda-tanda kemajuan diplomatik antara AS dan Iran serta kekhawatiran tentang dampak tarif Trump terhadap permintaan energi. Akibatnya, BRENT dan US WTI anjlok masing-masing 2,5% menjadi $66,26 dan $63,08 per barel.

INDONESIA mencatat surplus NERACA PERDAGANGAN untuk ke-59 kalinya berturut-turut sejak Mei 2020, sebesar USD 4,33 miliar — jauh di atas perkiraan USD 2,64 miliar dan lebih tinggi dari surplus Februari sebesar USD 3,10 miliar. Pertumbuhan ekspor (Maret) menggembirakan, naik 3,16% YoY, mengalahkan perkiraan kontraksi 3,40%, meskipun masih jauh lebih rendah dari 13,86% Februari. Di sisi lain, Impor (Maret) tumbuh sebesar 5,34%, lebih tinggi dari 2,30% pada Februari, tetapi masih jauh dari ekspektasi 6,60%.

INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN naik tipis sebesar 7,7 poin / +0,12% ke level 6446. Secara teknikal, level tertinggi IHSG kemarin di level 6.472 bertabrakan tepat dengan MA10 mingguan, sehingga masih mengindikasikan tekanan tren turun yang kuat. Selain itu, investor asing secara konsisten keluar dari pasar ekuitas — kemarin mereka mencatat penjualan bersih sebesar Rp686 miliar, sehingga Penjualan Bersih Asing YTD menjadi hampir Rp50 Triliun! Tidak mengherankan bahwa nilai tukar RUPIAH tetap mendekati 16.800/USD meskipun DXY terjun ke level terendah dalam 3 tahun.

Dengan sentimen pasar regional yang kembali memerah, analis Kiwoom Sekuritas memperkirakan bahwa IHSG juga akan mengalami tekanan jual hari ini, dengan pasar Asia dibuka beragam diperdagangan Selasa (22/4) pagi ini.

Hold, Wait and See adalah pendekatan paling bijaksana untuk saat ini,” sebut analis Kiwoom Sekuritas dalam riset Selasa (22/4).


https://pasardana.id/news/2025/4/22/analis-market-2242025-dibayangi-tekanan-jual-ihsg-cenderung-tertekan/

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here