
Beritamu.co.id – PT Cisadane Sawit Raya Tbk (IDX: CSRA) mengumumkan pencapaian kinerja tahunan yang luar biasa dengan mencatatkan penjualan tertinggi sepanjang sejarahnya pada tahun 2024.
Melansir siaran pers Perseroan, Senin (24/3) disebutkan, Perseroan berhasil membukukan Pendapatan sebesar Rp1,07 triliun, meningkat 21,8% dibandingkan dengan FY23 sebesar Rp875,51 miliar terutama disebabkan karena meningkatnya kwantitas penjualan CPO yang memiliki nilai tambah serta naiknya harga jual rata-rata yang diterima perusahaan.
Laba kotor mencapai Rp483,86 miliar, naik 21,1% dibandingkan Rp399,58 miliar pada tahun lalu akibat dari kemampuan manajemen menjaga beban pokok pendapatan.
Laba bersih diperoleh sebesar Rp213,36 miliar atau meroket 46,0% dibandingkan tahun lalu yaitu sebesar Rp152,06 miliar mengakibatkan peningkatan marjin bersih menjadi 20,1% dibandingkan 16,7% pada tahun lalu. Kenaikan ini utama nya disebabkan oleh kontrol biaya yang ketat.
Posisi aset CSRA berada di Rp2,25 triliun, 22,2% lebih tinggi dari posisi 31 Desember 2023 di Rp1,84 triliun.
Sementara itu, total liabilitas perusahaan di FY24 sebesar Rp952,72 miliar, naik dibandingkan dengan Rp727,69 miliar pada akhir tahun 2023 dan ekuitas sebesar Rp1,29 triliun dibandingkan Rp1,12 triliun pada akhir tahun 2023.
Rasio utang bersih terhadap ekuitas pada 12M24 berada pada level 0,73x, sedikit lebih tinggi dibandingkan level tahun 2023 sebesar 0,65x.
Hal ini terjadi karena strategi alokasi modal yang baik dengan neraca yang sehat dalam berbagai investasi sarana dan prasarana produksi.
Tinjauan Tahun 2025
Industri kelapa sawit Indonesia menghadapi berbagai tantangan dan peluang yang mempengaruhi kinerjanya.
Industri kelapa sawit memiliki peran strategis dalam perekonomian Indonesia, berkontribusi pada ketahanan pangan, energi, dan ekonomi.
Transformasi teknologi dan inovasi menjadi kunci untuk meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan industri sawit.
Secara keseluruhan, industri kelapa sawit Indonesia pada tahun 2025 menunjukkan prospek yang cerah dengan peluang pertumbuhan yang signifikan.
Namun, tantangan seperti kebijakan energi domestik, ketatnya persaingan global, dan kebutuhan akan inovasi teknologi harus dihadapi untuk memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan.
Diperkirakan bahwa sektor perkebunan sawit Indonesia akan mengalami pertumbuhan pesat pada tahun 2025, didorong oleh kenaikan harga CPO diatas 7,2% menjadi MYR 4.500 per ton dan terus tumbuh.
Selain itu, produksi CPO diproyeksikan tumbuh sebesar 3,9%, terutama setelah berakhirnya fenomena El Nino pada Mei 2024 yang lalu.
Peluang ini akan dimanfaatkan oleh CSRA untuk terus mempercepat ekspansi Perusahan, ekspansi anorganik, dan investasi strategis.
Seman Sendjaja, Direktur Keuangan & Pengembangan Strategis menyampaikan, Perusahaan telah mengalokasikan anggaran untuk belanja modal (Capex) sebesar Rp100 miliar, dimana 50% digunakan untuk menuntaskan pembangunan pabrik kelapa sawit ketiga di kabupaten Banyuasin yang di rencanakan mulai beroperasi pada bulan Juli 2025, dan 50% sisanya untuk pembayaran ganti rugi tanam tumbuh (GRTT) dan penanaman areal baru di wilayah operasional region Sumatera Selatan.
“Perusahaan telah menerapkan strategi untuk meninjau peluang dalam mengakuisisi lahan baru, dengan prioritas dekat dengan area perkebunan Perseroan yang sudah ada agar mudah mengintegrasikan operasional CSRA,” jelas Seman Sendjaja.
Ditambahkan, Perusahaan terus meningkatkan inisiatif Environmental, Social, and Governance (ESG) dengan fokus pada insitatif Kesehatan, Pendidikan, Ekonomi, dan Kearifan Lokal (HEEL).
Di antara inisiatif yang ada, Perusahaan sudah mendapatkan sertifikasi ISPO untuk kebun PT SSG dan PT ABI di region Sumatera Selatan pada tanggal 19 Maret 2025.
CSRA juga menerima pengakuan atas pencapaian Perusahaan dalam lingkungan, dengan memperoleh penghargaan untuk pencapaian CSRA dalam Transparansi Emisi dan Penurunan Emisi Korporasi 2024 dengan kategori Silver yang dianugerahkan pada tanggal 29 Mei 2024. “Saya melihat pertumbuhan Perusahaan yang kuat, dengan fokus pada memulihkan margin bruto Perusahaan. Untuk mendukung pencapaian tujuan pendapatan jangka panjang, Perusahaan akan meningkatkan investasi di pabrik dan mekanisasi. Perusahaan juga memprioritaskan penciptaan arus kas yang kuat seiring dengan langkah-langkah pengembangan strategis yang sedang dijalankan oleh Perusahaan. Pengembangan ini mencakup ekspansi operasional, peningkatan kapasitas produksi, serta adopsi teknologi baru yang dapat meningkatkan efisiensi dan daya saing Perusahaan,” beber Seman.
“Dengan tata kelola yang tepat, saya yakin CSRA dapat memperkuat kinerjanya dan meraih pertumbuhan yang berkelanjutan di masa depan,” pungkasnya.
https://pasardana.id/news/2025/3/24/csra-raih-laba-bersih-sebesar-rp213-36-miliar-di-2024-meroket-46-yoy/