Home Bisnis MARKET ANALIS MARKET (04/9/2024) : IHSG Dibayangi Aksi Ambil Untung, Potensi Retracement

ANALIS MARKET (04/9/2024) : IHSG Dibayangi Aksi Ambil Untung, Potensi Retracement

9
0

Beritamu.co.id – Riset harian NH Korindo Sekuritas menyebutkan, Pasar ekuitas AS mengawali bulan September dengan mencatat penurunan persentase harian terbesar sejak awal Agustus.

DJIA merosot 626,15 poin, atau 1,51%, menjadi 40.936,93, S&P 500 tergerus 119,47 poin, atau 2,12%, menjadi 5.528,93, dan NASDAQ Composite ambrol 577,33 poin, atau 3,26%, menjadi 17.136,30.

Indeks Volatilitas CBOE, pengukur “ketakutan” Wall Street yang mengukur ekspektasi pasar terhadap gejolak pasar saham, melonjak 33,2% menjadi 20,72, persentase kenaikan harian terbesar dan penutupan tertinggi sejak awal Agustus. 9 dari 11 sektor S&P 500 jatuh, dipimpin oleh penurunan di sektor Teknologi dipicu anjloknya saham NVIDIA hampir 10%, kehilangan USD 279 miliar dari kapitalisasi pasarnya, yang berakhir pada USD 2,65 triliun.

Jumlah tersebut adalah penurunan nilai pasar harian terbesar yang pernah terjadi untuk sebuah perusahaan di AS.

Sell-off ini terjadi menjelang after-market news bahwa Nvidia telah dipanggil oleh Departemen Kehakiman AS, yang mencari bukti bahwa pembuat chip tersebut serta perusahaan lainnya melanggar undang-undang antitrust.

Pemanggilan tersebut menandai percepatan penyelidikan terhadap dominasi pasar chip AI Nvidia.

Departemen Kehakiman sebelumnya telah meluncurkan dua penyelidikan terpisah terhadap pembuat chip ini di tengah kekhawatiran antitrust terkait dengan transaksi bisnis AI perusahaan.

Alhasil, kejatuhan NVIDIA turut menyeret nama2 perusahaan besar Magnificent Seven, yang memimpin rally saham Teknologi tahun ini; termasuk di antaranya: AMD, Intel, Broadcom juga alami kerugian besar pada perdagangan Selasa (03/09/24).

Yang juga tak luput dari penjualan besar-besaran: Alphabet turun 3,6%, Apple drop 2,7%, dan Microsoft terdepresiasi turun 1,8%. Indeks Philadelphia SE Semiconductor amblas 7,8%.

MARKET SENTIMENT: Sentimen pasar juga melemah karena Institute for Supply Management (ISM) menjelaskan data manufaktur AS tetap lesu dalam wilayah kontraksi untuk bulan August meskipun ada sedikit perbaikan dari level terendah 8 bulan pada bulan Juli. US Construction Spending (Jul) juga terkontraksi lebih jelek dari perkiraan. Lebih jauh lagi, September secara luas dianggap sebagai salah satu bulan terburuk untuk kinerja pasar saham berdasarkan data yang ada sejak tahun 1950- an. Para pelaku pasar menunggu beberapa laporan pasar tenaga kerja menjelang data Nonfarm Payrolls untuk bulan Agustus yang akan dirilis pada hari Jumat nanti. FOMC MEETING 17-18 September akan diamati secara ketat setelah Fed Chairman Jerome Powell baru-baru ini mendukung pelonggaran kebijakan moneter. Peluang pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin berada di 63%, menurut CME FedWatch Tool, sementara peluang pivot yang lebih besar yaitu 50 bps berada di 37%. Bisa dimengerti kenapa para investor akan cukup nervous pekan ini menyambut data tenaga kerja AS, mengingat sell-off awal August dipicu oleh angka payroll yang tidak memenuhi harapan; apalagi ketika saat ini equity market masih berada di sekitar posisi puncak dan sektor Teknologi memulai runtuhan awalnya. Di satu sisi, analis Citi justru berpikiran bahwa lemahnya pasar tenaga kerja AS masih akan berlanjut dalam data Agustus, yang mungkin bisa jadi alasan bagi The Fed untuk menurunkan suku bunga sebesar 50 basis poin. Nanti malam JOLTS JOB OPENINGS (Jul) akan memulai rangkaian data tenaga kerja AS .

Baca Juga :  ANALIS MARKET (10/1/2023) : IHSG Masih Punya Peluang Bergerak Menguat

ASIAN MARKET: Data PMI yang lemah dari CHINA & US are setting the negative tone, dan lebih banyak laporan PMI dari Asia – Pasifik dijadwalkan akan rilis pada hari Rabu, termasuk PMI sektor jasa ‘tidak resmi’ Caixin dari China. Angka PMI ‘resmi’ China pada akhir pekan menunjukkan bahwa aktivitas manufaktur merosot ke level terendah 6 bulan pada Agustus karena harga pabrikan jatuh dan pemilik pabrik kesulitan mendapatkan pesanan. Saham Shanghai dibuka pada hari Rabu di level terendah 7 bulan.

KOMODITAS: Selama sesi perdagangan yang volatile pada hari Selasa, harga MINYAK anjlok ke level terendah sejak pertengahan Desember, dengan futures BRENT turun 4,9% menjadi $73,75 per barel, dan US WTI turun 4,4% menjadi $70,34 per barel. Sell-off di harga minyak ini terjadi karena berita mengenai potensi penyelesaian sengketa di Libya yang telah menyebabkan terhentinya produksi dan ekspor minyak mentah negara tersebut. Dilaporkan bahwa badan legislatif Libya telah sepakat untuk menunjuk gubernur bank sentral yang baru dalam 30 hari, setelah diskusi yang disponsori oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa. Pada hari Senin, pelabuhan utama Libya menghentikan ekspor minyak, dan produksi dihentikan di seluruh negeri karena kebuntuan antara faksi-faksi yang bersaing untuk menguasai bank sentral dan akses ke pendapatan minyak. Dampak dari sengketa tersebut terhadap produksi minyak Libya sangat mencolok. National Oil Corporation (NOC) melaporkan bahwa total produksi turun drastis menjadi sedikit di atas 591.000 barel per hari (bpd) pada 28 Agustus, turun dari hampir 959.000 bpd dua hari sebelumnya, menurut Reuters. Ini menandai penurunan signifikan dari sekitar 1,28 juta bpd pada 20 Juli, yang menunjukkan parahnya pemotongan produksi.

“Menyikapi beragam kondisi tersebut diatas, IHSG dibayangi aksi ambil untung, potensi retracement ke 7550-7600. Pergerakan IHSG dikisaran Support: 7550-7580 / 7430-7460 / 7320-7380 / 7135-7185. Resistance: 7700. Saran: wait and see,” sebut analis NH Korindo Sekuritas dalam riset Rabu (04/9).


https://pasardana.id/news/2024/9/4/analis-market-0492024-ihsg-dibayangi-aksi-ambil-untung-potensi-retracement/

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here