Beritamu.co.id – Riset harian NH Korindo Sekuritas menyebutkan, Indeks saham utama AS mengalami kenaikan moderat pada hari Rabu (26/06/24) setelah sesi perdagangan yang cukup volatile, di mana para investor mengambil sikap Wait & See menjelang debat presiden dan laporan inflasi yang dipantau ketat oleh Federal Reserve.
Saham chipmaker terkemuka Nvidia akhirnya ditutup flat naik 0,25%, menghapus keuntungan intraday yang lebih tebal di awal sesi ; sehari setelah harganya naik lebih dari 7% didukung oleh sentimen optimis terkait AI.
Perusahaan besar lainnya seperti Apple, Amazon.com, dan Tesla juga mencatat keuntungan ; membawa NASDAQ Composite memimpin penguatan sebesar 87,50 poin, atau 0,5%, ke level 17.805,16.
Saham Amazon Inc naik hampir 4%, membawa nilai pasarnya melebihi USD 2 triliun, menjadikannya perusahaan AS kelima yang melampaui level tersebut.
Selain debat capres pertama hari Kamis ini, pelaku pasar menantikan beberapa rilis data ekonomi penting yang dijadwalkan minggu ini, dengan titik kulminasi PCE (Personal Consumption Expenditures) price index pada hari Jumat, indikator inflasi favorit Federal Reserve dalam rangka tentukan arah kebijakan moneter.
Pasar saat ini terbagi dalam dua kubu, antara memperkirakan bahwa The Fed akan melakukan satu kali saja pemotongan suku bunga pada tahun ini di bulan Desember ; atau ada pula kubu yang melihat 2 kali pemotongan hingga akhir tahun, di mana 25 bps rate cut pertama punya peluang 56,3% terjadi bulan September, menurut aplikasi probabilitas suku bunga LSEG.
Begitu data Inflasi terbukti terkendali, para analis mengantisipasi sector rotation dari sektor Teknologi ke sektor-sektor lain yang laggard tahun ini asal didukung oleh data laba perusahaan yang positif .
Adapun saham-saham bank besar AS seperti Morgan Stanley, Citigroup, dan Bank of America turun menjelang rilis hasil stress test tahunan yang dilaksanakan Federal Reserve atas sektor perbankan.
In general, indeks keuangan S&P 500 melemah 0,47%.
INDIKATOR EKONOMI : US New Home Sales alias penjualan rumah baru AS terdata turun 11.3% mom di bulan May di mana jumlahnya menciut jadi 619ribu (lebih rendah dari ekspektasi 636ribu) , dibandingkan bulan sebelumnya yang hampir 700ribu. Demikian pula Building Permits terkontraksi 2.8% mom walau angka ini mencatat laju penurunan yang mulai melambat. Nanti malam akan dinantikan sejumlah indikator ekonomi penting seperti : Durable Goods Orders (May), perkiraan ketiga (atau angka final) US GDP Q1 yang sepertinya memang masih akan menyatakan lesunya pertumbuhan ekonomi AS di level 1.3% qoq ; serta tak lupa Initial Jobless Claims mingguan yang diprediksi berkisar 236 ribu.
MARKET ASIA & EROPA : JEPANG pagi ini laporkan sejumlah data terkait Penjualan Retail (May) yang menguat 3.0% yoy, suatu kabar baik di tengah membuncahnya angka jual asing pada pasar obligasi dan saham mereka. Menyusul pagi, CHINA akan publikasikan Industrial Profit YTD (May) untuk bandingkan apakah ada peningkatan laba dari sektor industri di bulan sebelumnya 4.3%. Siangnya baru giliran wilayah EUROZONE akan laporkan sejumlah data seputar iklim dunia usaha & ekspektasi konsumen seperti : Business Climate & Consumer Survey (Jun), Consumer Confidence & Inflation Expectation (Jun), Services & Industrial Sentiment (Jun).
KOMODITAS : Harga MINYAK akhirnya ditutup menguat setelah sempat melemah sebelumnya dipicu oleh data US Crude Oil Inventories yang menunjukkan stok minyak mentah AS ternyata membengkak 3.6juta barrel, jauh meleset dari perkiraan analis Reuters akan adanya withdrawal 2,6juta barrel ; kembali memunculkan kekuatiran lesunya demand di musim panas ini. Awalnya hal ini mengusung sentimen yang kurang kondusif bagi harga saham-saham Energy, namun ternyata perkembangan tensi geopolitik Israel vs Lebanon (yang ditakutkan akan pula melebar ke negeri penghasil minyak, Iran) dinilai lebih mendominasi sentimen pembentuk harga. Futures BRENT naik 0.3% ke harga USD 85.25 / barrel, sementara futures US WTI terapresiasi 7 cents saja ke harga USD 80.9 / barrel. Para analis UBS memperkirakan harga minyak akan naik dalam beberapa minggu mendatang, walaupun para trader mengkhawatirkan lemahnya konsumsi bensin AS selama puncak musim berkendara (road trip) di musim panas di negara tersebut. Penggunaan bensin di AS mewakili sekitar 10% dari total konsumsi minyak dunia, dan permintaan bensin di negara tersebut pada minggu lalu turun 3,6% dibanding tahun lalu , menjadi sekitar 8,9 juta barel / hari. Stok bahan bakar juga meningkat secara tak terduga bahkan ketika pabrik penyulingan mengurangi produksinya.
IHSG memang seolah menunggu suatu trigger signifikan di market untuk menembus Resistance penentu : MA20 / 6940-6950, yang akan melepaskannya ke arah TARGET penguatan : level psikologis 7000, up to MA50 / 7070 sebagai TARGET jangka pendek.
Menyikapi hal tersebut, Analis NH Korindo Sekuritas menilai, sentimen terkait memang masih seputar data ekonomi AS seperti PCE price index yang akan pegang peranan terkait suku bunga bank sentral global pada umumnya & USD/IDR pada khususnya.
Oleh karena itu, para investor / trader pasar modal Indonesia juga disarankan untuk menunggu break out level krusial ini sebelum memutuskan untuk Average Up, seraya memperhatikan kebangkitan sektor Finance sebagai tulang punggung IHSG.
“IHSG diperkirakan masih akan tertekan,” sebut analis NH Korindo Sekuritas dalam riset Kamis (27/6).
https://pasardana.id/news/2024/6/27/analis-market-2762024-ihsg-diperkirakan-masih-akan-tertekan/