Beritamu.co.id – PT Aneka Tambang Tbk (IDX: ANTM) meraup laba bersih sebesar Rp2,848 triliun dalam sembilan bulan tahun 2023, atau tumbuh 8,4 persen dibanding periode sama tahun 2022 yang tercatat Rp2,626 triliun.
Hasil itu mendongkrak laba bersih per saham dasar ke level Rp188,54 per lembar pada akhir September 2023, sedangkan di akhir kuartal III 2022 berada di level Rp109,31 per helai.
Padahal, penjualan merosot 8,3 persen secara tahunan menjadi Rp30,898 triliun pada akhir September 2023.
Pemicunya, penjualan emas turun menjadi Rp19,29 triliun.
Senada, penjualan feronikel melorot 32,6 persen menjadi Rp3,305 triliun.
Lalu, penjualan alumina menyusut 5,4 persen menjadi Rp948,28 miliar.
Tapi penjualan bijih nikel naik 90,4 persen secara tahunan menjadi Rp6,789 triliun pada akhir September 2023.
Menariknya, beban pokok penjualan dapat ditekan 12,5 persen secara tahunan menjadi Rp25,021 triliun pada akhir kuartal III 2023.
Salah satu pos utama penekannya, pembelian logam mulia turun 21,1 persen menjadi Rp17,176 triliun.
Selain itu, biaya bahan bakar dan batu bara menyusut 16,1 persen menjadi Rp2,002 triliun.
Alhasil, laba kotor terangkat 1,8 persen secara tahunan menjadi Rp6,097 triliun pada akhir kuartal III 2023.
Sedangkan laba usaha tumbuh 22,03 persen dibanding akhir kuartal III 2022 menjadi Rp3,345 triliun pada akhir September 2023.
Hal itu disebabkan, beban umum dan adminiustrasi yang terpapas 20,44 persen menjadi Rp2,043 triliun.
Data tersebut tersaji dalam laporan keuangan kuartal III 2023 tanpa audite emiten tambang mineral BUMN ini yang diunggah pada laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (30/10/2023).
Sementara itu, jumlah kewajiban bertambah 9,09 persen dibanding akhir tahun 2022 menjadi Rp10,883 triliun pada akhir September 2023.
Pada sisi lain, total ekuitas meningkat 3,7 persen dibanding akhir tahun 2022 menjadi Rp24,616 triliun pada akhir September 2023.
https://pasardana.id/news/2023/10/31/pangkas-beban-topang-antm-cetak-laba-rp2-8-triliun-pada-akhir-september-2023/