Jakarta, BeritaMu.co.id – Emiten yang bergerak dalam bidang jasa pengurusan transportasi, PT Dewata Freightinternational Tbk (DEAL) atau DFI Logistics, memberikan penjelasan atas pertanyaan Bursa Efek Indonesia (BEI) terkait dengan penurunan nilai kas atau setara kas yang cukup signifikan.
BEI juga mempertanyakan kesanggupan dan usaha perusahaan ke depan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek perseroan, termasuk utang perusahaan.
Pertanyaan tersebut datang setelah perusahaan melaporkan jumlah kas dan setara kas akhir tahun 2020 bersisa Rp 2,72 miliar berkurang Rp 10,5 miliar atau turun 70,9% dari posisi setahun sebelumnya yang mencapai Rp 13,31 miliar.
Selain itu pihak BEI juga memberi catatan terkait jumlah aset lancar yang nilainya lebih kecil dari pada kewajiban jangka pendek yang harus dipenuhi perusahaan.
Dalam keterangan resmi yang terbit di keterbukaan informasi, Corporate Secretary DEAL, Nur Hasanah menyampaikan bahwa untuk memenuhi kewajiban jangka pendek, perseroan mengajukan permohonan restrukturisasi kepada kreditor termasuk di dalamnya kepada leasing, perbankan dan lembaga keuangan lainnya.
Sedangkan untuk meningkatkan jumlah kas dan setara kas, Nur Hasanah mengatakan bahwa perseroan sedang mengkaji dan menginisiasi beberapa hal seperti menjual set tetap yang tidak produktif, meningkatkan penagihan piutang, menginisiasi skema kemitraan hingga mengkaji kemungkinan divestasi anak usaha (subsidiaries) dengan kinerja yang menurun.
Pihak manajemen juga memberikan alasan mengapa tidak membuat cadangan kerugian penurunan nilai.
“Perseroan tidak membuat cadangan kerugian penurunan nilai karena nature pelanggan perseroan memiliki termin pembayaran yang tertuang di kontrak antara 90 hari – 180 hari,” ujar Nur Hasanah, dikutip BeritaMu.co.id dari keterbukaan informasi (13/8).
“Perseroan berupaya melakukan penagihan berkala (intensif) dan juga menawarkan pemberian potongan harga (discount) jika pelanggan melakukan pembayaran dipercepat sebelum jatuh tempo,” katanya.
Adapun lima pelanggan terbesar yang termasuk dalam kategori piutang lebih dari 90 hari yakni PT Para Amartha LNG, PT Adhi Karya (Persero) Tbk, PT Tirta Ghani Sejahtera, PT Aman Logistik Indonesia dan PT Dibbi Prakarsa Selangit.
Terkait dengan peningkatan liabilitas yang naik lebih dari 20% karena peningkatan utang sewa pembiayaan yang disebabkan oleh pembiayaan pembelian aset untuk meningkatkan kapasitas produksi, pihak manajemen menjelaskan bahwa perseroan mengadakan aset sesuai dengan kontrak yang diperoleh perseroan dan anak usaha.
“Namun dalam memenuhi kontrak tersebut terjadi pandemi Covid 19 yang membuat penurunan utilisasi aset (kapasitas produksi) dan penghentian kontrak sehingga berdampak kepada penurunan pendapatan Perseroan,” kata manajemen DEAL.
Pada penutupan perdagangan Jumat (13/8) di pasar modal, saham DEAL tercatat turun 6,35% ke level Rp 59/saham. Dalam seminggu saham ini telah turun 11,94%, selama sebulan terakhir melemah 18,06% dan sejak awal tahu telah mengalami koreksi hingga 58,45%.
[]
(…)
Demikian berita mengenai Kas Menyusut & Terlilit Utang, Emiten Ini Kena ‘Tegur’ Bursa, ikuti terus update berita dari kami
Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20210813161247-17-268322/kas-menyusut-terlilit-utang-emiten-ini-kena-tegur-bursa