Jakarta, BeritaMu.co.id – Bursa saham Amerika Serikat (AS) dibuka melemah pada perdagangan Senin (9/8/2021), menyusul turunnya harga energi utama dunia dipicu kekhawatiran seputar prospek pertumbuhan ekonomi global.
Indeks Dow Jones Industrial Average turun 23,1 poin (-0,07%) pukul 08:30 waktu setempat (20:30 WIB) dan selang 30 menit menjadi minus 127,4 poin (-0,36%) ke 35.081,1. S&P 500 tertekan 8,3 poin (-0,19%) ke 4.428,18. Namun, Nasdaq naik 3,9 poin (+0,03%) ke 14.839,62.
Harga minyak mentah dunia melemah dengan minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) turun 4% ke US$ 65,5 per barel, sementara minyak jenis Brent yang menjadi acuan Eropa turun 3,8% ke US$ 68/barel. Saham Exxon Mobil dan Chevron pun kompak anjlok hingga 1%.
Sebaliknya, saham Tesla menguat 1% setelah firma keuangan Jefferies menaikkan peringkat saham tersebut menjadi beli dan memprediksi penguatan sebesar lebih dari 20% dalam 12 bulan ke depan. Saham Berkshire Hathaway menguat setelah laba operasional kuartal II-2021 melompat 21% secara tahunan menjadi US$ 6,7 miliar berkat pembukaan kembali ekonomi.
Pada Jumat pekan lalu, Dow Jones lompat 144,3 poin, atau 0,4%, ke level tertinggi sepanjang sejarahnya di 35.208,51. Indeks S&P 500 lompat 0,17% ke 4.436,52 sedangkan Nasdaq melemah 0,4% menjadi 14.835,76.
Data Departemen Tenaga Kerja menunjukkan ekonomi AS menyerap 943.000 orang pekerja baru per Juli, jauh lebih baik dari estimasi ekonom di polling Dow Jones yang mengekspektasikan angka 845.000. Angka pengangguran anjlok ke 5,4% atau lebih baik dari estimasi pasar (5,7%).
“Anda melihat lebih banyak lapangan kerja tercipta di wilayah yang dibuka kembali-restoran, hotel, logistik, transportasi,” tutur Raymond James, Direktur Investasi Larry Adam seperti dikutip CNBC International.
Imbal hasil (yield) surat utang pemerintah AS berjatuh tempo 10 tahun-yang menjadi acuan pasar-naik menjadi 1,3% setelah rilis data tersebut pekan lalu. Hari ini, imbal hasil masih stabil, di kisaran 1,28%. Imbal hasil bergerak berlawanan arah dari harga.
Namun demikian, tanda pemulihan ekonomi itu akan mendorong bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) melepas dukungan moneter ke pasar, dengan melakukan tapering atau pengurangan pembelian surat utang di pasar sekunder.
Kabar positif muncul dari Washington dengan terbukanya kesepakatan proposal infrastruktur senilai US$1 triliun yang jadi prioritas utama pemerintahan Joe Biden. Draf undang-undang stimulus itu diprediksi lolos dari Senat pekan ini, untuk disetujui Kongres September nanti.
Dari kabar korporasi, pasar akan memantau rilis kinerja keuangan Coinbase, Disney, dan Airbnb per kuartal II-2021. Kinerja positif emiten AS mendorong Credit Suisse memperkirakan indeks S&P 500 akhir tahun ini menembus level 4.600 dan berlanjut ke angka 5.000 tahun depan.
Update Terus berita terkini di BertaiMU.co.id
[]
(ags/ags)
Demikian berita mengenai Wall Street Dibuka Tertekan Menyusul Koreksi Harga Minyak WTI, ikuti terus update berita dari kami
Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20210809205712-17-267348/wall-street-dibuka-tertekan-menyusul-koreksi-harga-minyak-wti