Home Bisnis MARKET Terbesar di Asia Tenggara, Indonesia Berambisi Kuasai Pasar Baterai Mobil Listrik

Terbesar di Asia Tenggara, Indonesia Berambisi Kuasai Pasar Baterai Mobil Listrik

29
0

Beritamu.co.id – Indonesia sebagai salah satu negara terbesar di Asia Tenggara, punya cita-cita menguasai pasar beterai kendaraan listrik (EV) Asia Tenggara (ASEAN) pada 2026 mendatang.

Posisi Indonesia sebagai penghasil nikel terbesar sangat diuntungkan dengan berkembangnya mobil listrik.

Keuntungan itu bisa berlipat, seandainya Indonesia mampu mengolahnya menjadi produk akhir berupa baterai.

Ini menjadi salah satu target dari peta jalan yang dibuat oleh Holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Baterai, Indonesia Battery Corporation (IBC) atau PT Industri Baterai Indonesia.

Dalam sebuah webinar, Rabu (17/11/2021), Toto Nugroho selaku Direktur Utama Indonesia Battery Corporation menjabarkan peta jalan tersebut, yang pada tahun ini dimulai dengan melakukan studi bersama dengan para mitra.

“Kami juga melakukan kajian detail, diharapkan dari segi Engineering Procurement Construction (EPC), baik dari HPAL (smelter) dan RKEF bisa dilakukan di 2023,” ungkapnya.

Lalu pabrik Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) dan High Pressure Acid Leaching (HPAL), dan pabrik daur ulang (recycle) ditargetkan bisa dioperasikan pada tahun 2024.

“Operasi tahun 2024 sebagian besar fasilitas produksi, kami harapkan sebelum 2025 kita sudah ada produksi baterai dan jadi regional electric vehicle (EV) baterai,” lanjutnya.

Baca Juga :  BEI Akan Telisik Rencana META Jadi Perusahaan Tertutup

Kemudian, jika terus bisa dikembangkan secara komprehensif, maka menurutnya RI akan menjadi pusat produksi baterai EV di ASEAN pada 2026 mendatang. Artinya, pasar ASEAN akan dikuasai RI untuk produk baterai kendaraan listrik.

“Dan kalau bisa kembangkan komprehensif lagi, tahun 2026 akan jadi EV battery production hub di ASEAN, kita kuasai pasar ASEAN dengan produksi baterai kita,” jelasnya.

Sementara untuk mewujudkan hal tersebut, dia memproyeksikan nilai investasi yang dibutuhkan untuk membangun industri baterai kendaraan listrik terintegrasi ini mencapai US$ 15,3 miliar atau sekitar Rp 217 triliun (asumsi kurs Rp 14.200 per US$).

“Nilai investasi total, investasi cukup besar US$ 15 billion, investasi end to end,” ujarnya.

Menurutnya, RI bisa menjadi pemain global karena kemampuan produksi dan daya saing, yakni dengan membuat pabrik baterai EV yang terintegrasi.

“Kemampuan-kemampuan produksi kita dan competitiveness (daya saing) kita dilakukan secara terintegrasi jadi eksportir pasar utama baterai EV di Amerika, China, Eropa,” tandasnya.

Setelah menguasai pasar ASEAN, IBC akan melakukan ekspansi secara kapasitas, sehingga bisa menjadi pemain global pada 2027.

 


https://pasardana.id/news/2021/11/18/terbesar-di-asia-tenggara-indonesia-berambisi-kuasai-pasar-baterai-mobil-listrik/

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here