TENTANG KABUPATEN LAMONGAN KOTA SOTO
BeritaMu.co.id – Kabupaten Lamongan Adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibu kotanya adalah Lamongan. Kabupaten ini berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Kabupaten Gresik di timur, Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten Jombang di selatan, serta Kabupaten Bojonegoro dan Kabupaten Tuban di barat. Pusat pemerintahan Kabupaten Lamongan terletak 50 km sebelah barat Kota Surabaya, ibu kota Provinsi Jawa Timur. Kabupaten Lamongan merupakan salah satu wilayah yang masuk dalam kawasan metropolitan Surabaya, yaitu Gerbangkertosusila.
Sejarah Kabupaten Lamongan
Nama Lamongan berasal dari nama seorang tokoh pada masa silam. Pada zaman dulu, ada seorang pemuda bernama Hadi, karena mendapatkan pangkat rangga, maka ia disebut Ranggahadi. Ranggahadi kemudian bernama Mbah Lamong, yaitu sebutan yang diberikan oleh rakyat daerah ini. Karena Ranggahadi pandai ngemong rakyat, pandai membina daerah dan mahir menyebarkan ajaran agama Islam serta dicintai oleh seluruh rakyatnya, dari asal kata Mbah Lamong inilah kawasan ini lalu disebut Lamongan.
Adapun yang menobatkan Tumenggung Surajaya menjadi Adipati Lamongan yang pertama, tidak lain adalah Kanjeng Sunan Giri IV yang bergelar Sunan Prapen.
Wisuda tersebut bertepatan dengan hari pasamuan agung yang diselenggarakan di Puri Kasunanan Giri di Gresik, yang dihadiri oleh para pembesar yang sudah masuk agama Islam dan para Sentana Agung Kasunanan Giri. Pelaksanaan Pasamuan Agung tersebut bertepatan dengan peringatan Hari Besar Islam yaitu Idhul Adha tanggal 10 Dzulhijjah.
Berbeda dengan daerah-daerah Kabupaten lain khususnya di Jawa Timur yang kebanyakan mengambil sumber dari suatu prasasti, atau dari suatu Candi dan dari peninggalan sejarah yang lain, tetapi hari lahir lamongan mengambil sumber dari buku wasiat. Silsilah Kanjeng Sunan Giri yang ditulis tangan dalam huruf Jawa Kuno/Lama yang disimpan oleh Juru Kunci Makam Giri di Gresik.
Almarhum Bapak Muhammad Baddawi di dalam buku tersebut ditulis, bahwa diwisudanya Tumenggung Surajaya menjadi Adipati Lamongan dilakukan dalam pasamuan agung pada tahun 976 H. Yang ditulis dalam buku wasiat tersebut memang hanya tahunnya saja, sedangkan tanggal, hari dan bulannya tidak dituliskan.
Oleh karena itu, maka Panitia Khusus Penggali Hari Jadi Lamongan mencari pembuktian sebagai dasar yang kuat guna mencari dan menetapkan tanggal, hari dan bulannya. Setelah Panitia menelusuri buku sejarah, terutama yang bersangkutan dengan Kasunanan Giri, serta Sejarah para wali dan adat istiadat di waktu itu, akhirnya Panitia menemukan bukti, bahwa adat atau tradisi kuno yang berlaku pada zaman Kasunanan Giri dan Kerajaan Islam di Jawa waktu itu, selalu melaksanakan pasamuan agung yang utama dengan memanggil menghadap para Adipati, Tumenggung serta para pembesar lainnya yang sudah memeluk agama Islam. Pasamuan Agung tersebut dilaksanakan bersamaan dengan Hari Peringatan Islam tanggal 10 Dzulhijjah yang disebut Garebeg Besar atau Idhul Adha.
Berdasarkan adat yang berlaku pada saat itu, maka Panitia menetapkan wisuda Tumenggung Surajaya menjadi Adipati Lamongan yang pertama dilakukan dalam pasamuan agung Garebeg Besar pada tanggal 10 Dzulhijjah Tahun 976 Hijriyah.
Selanjutnya Panitia menelusuri jalannya tarikh hijriyah dipadukan dengan jalannya tarikh masehi, dengan berpedoman tanggal 1 Muharam Tahun 1 Hijriyah jatuh pada tanggal 16 Juni 622 Masehi, akhirnya Panitia Menemukan bahwa tanggal 10 Dzulhijjah 976 H., itu jatuh pada Hari Kamis Pahing tanggal 26 Mei 1569 M.
Dengan demikian jelas bahwa perkembangan daerah Lamongan sampai akhirnya menjadi wilayah Kabupaten Lamongan, sepenuhnya berlangsung pada zaman keislaman dengan Kasultanan Pajang sebagai pusat pemerintahan. Tetapi yang bertindak meningkatkan Kranggan Lamongan menjadi Kabupaten Lamongan serta yang mengangkat/mewisuda Surajaya menjadi Adipati Lamongan yang pertama bukanlah Sultan Pajang, melainkan Kanjeng Sunan Giri IV. Hal itu disebabkan Kanjeng Sunan Giri prihatin terhadap Kasultanan Pajang yang selalu resah dan situasi pemerintahan yang kurang mantap.
Disamping itu Kanjeng Sunan Giri juga merasa prihatin dengan adanya ancaman dan ulah para pedagang asing dari Eropa yaitu orang Portugis yang ingin menguasai Nusantara khususnya Pulau Jawa.
Tumenggung Surajaya adalah Hadi yang berasal dari dusun Cancing yang sekarang termasuk wilayah Desa Sendangrejo Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan.
Sejak masih muda Hadi sudah nyuwito di Kasunanan Giri dan menjadi seorang santri yang dikasihi oleh Kanjeng Sunan Giri karena sifatnya yang baik, pemuda yang trampil, cakap dan cepat menguasai ajaran agama Islam serta seluk beluk pemerintahan.
Disebabkan pertimbangan itu akhirnya Sunan Giri menunjuk Hadi untuk melaksanakan perintah menyebarkan Agama Islam dan sekaligus mengatur pemerintahan dan kehidupan Rakyat di Kawasan yang terletak di sebelah barat Kasunanan Giri yang bernama Kenduruan. Untuk melaksanakan tugas berat tersebut Sunan Giri memberikan Pangkat Rangga kepada Hadi.
Ringkasnya sejarah, Rangga Hadi dengan segenap pengikutnya dengan naik perahu melalui Kali Lamong, akhirnya dapat menemukan tempat yang bernama Kenduruan itu. Adapun kawasan yang disebut Kenduruan tersebut sampai sekarang masih ada dan tetap bernama Kenduruan, berstatus Kampung di Kelurahan Sidokumpul wilayah Kecamatan Lamongan.
Di daerah baru tersebut ternyata semua usaha dan rencana Rangga Hadi dapat berjalan dengan mudah dan lancar, terutama di dalam usaha menyebarkan agama Islam, mengatur pemerintahan dan kehidupan masyarakat. Pesantren untuk menyebar Agama Islam peninggalan Rangga Hadi sampai sekarang masih ada.
Catatan: Penggali Hari Jadi Kota Lamongan adalah Bapak Trimo Sumodiwiryo. Lahir di Desa Tanjung, Lamongan, 14 April 1912 sebagai anak tunggal dari ayah bernama Ngadiman dan Ibu bernama Sarpi. Beliau seorang guru sekaligus Kepala Sekolah dari zaman Belanda, Jepang sampai kemerdekaan, yang waktu itu masih disebut sebagai Sekolah Rakyat Negeri.
Mengajar di Desa Kruwul, Kecamatan Turi, 5 km ke arah barat dari kota Lamongan. Jabatan setelah itu adalah Penilik Sekolah di Sukodadi dan Sekaran (masih Kabupaten Lamongan). Ironisnya beliau wafat saat seluruh penduduk Kota Lamongan kirab, pawai, merayakan Hari Jadi Kota Lamongan yang dirayakan pertama kalinya pada bulan Mei 1984. Saat itu Bupati Kepala Daerahnya adalah Bapak Sutrisno Sudirdjo.
Bapak Trimo Sumodiwiryo pada tahun sekitar 1968-an juga pernah mengikuti perlombaan membuat Lambang Kota Lamongan. Semasa hidupnya beliau mengabdikan diri pada kesenian, salah satunya adalah membaca serta menyanyi (nembang, -bahasa Jawa-). Aktif rutin mengisi acara ‘nembang Macapat-an’ di sebuah radio swasta di Kota Surabaya bersama beberapa seniman dari kota sekitar Surabaya.
Mitos Binatang Keramat Di Lamongan
Ikan Lele merupakan “binatang yang dikeramatkan” bagi masyarakat Lamongan khususnya daerah Kecamatan Glagah, mereka dilarang untuk memakan lele oleh leluhurnya yaitu Surajaya, Sebab Surajaya telah bernazar bahwa dia dan keturunannya tidak akan makan lele, karena lele telah menyelamatkannya.
Daftar Bupati Lamongan sampai tahun 2021
No. | Foto | Nama Bupati | Awal Masa Jabatan | Akhir Masa Jabatan | Wakil Bupati | Keterangan |
---|---|---|---|---|---|---|
1. | Rangga Aboe Amin | 1543 | 1556 | |||
2. | Rangga Hadi | 1556 | 1569 | |||
3. | Tumenggung Surajaya | 1569 | 1607 | |||
4. | R. Pandji Adipati Keling | 1607 | 1640 | |||
5. | Raden Panji Poespokoesoemo | 1640 | 1682 | |||
6. | Raden Panji Soerengrono | |||||
7. | Raden Panji Dewa Kaloran | |||||
8. | Tumenggung Todjojo | 1682 | 1690 | |||
9. | Tumenggung Onggobojo | 1690 | 1761 | |||
10. | Tumenggung Kertoadinegoro | |||||
11. | Tumenggung Wongsoredjo | |||||
12. | Tumenggung Tjitrosono | |||||
13. | Tumenggung Djojodirjo | |||||
14. | Adipati Sosronegoro | 1761 | 1776 | Penjajah Belanda menguasai Lamongan | ||
15. | Tumenggung Wongsodinegoro | 1776 | 1824 | |||
16. | Tumenggung Mangundinegoro | |||||
17. | Adipati Ardjodinegoro | 1824 | 1856 | |||
18. | RT Tjokro Poerbonegoro | 1856 | 1863 | |||
19. | RT Kromo Djojo Adinegoro | 1863 | 1866 | |||
20. | RT Kromo Djojo Adirono | 1866 | 1885 | pada masa pemerintahannya, Lamongan menjadi bagian dari Karesidenan Surabaya | ||
21. | R Adipati Djojo Dirono | 1885 | 1908 | masa jabatan pertama | ||
1908 | 1937 | masa jabatan kedua | ||||
22. | Raden Tumenggung Moerid Tjokronegoro | 1937 | 1942 | |||
23. | Tjokro Soedirjo | 1942 | 1960 | |||
24. | R Soekadji | |||||
25. | Abdul Hamid Soerjosapoetro | |||||
26. | Waskito | |||||
27. | Soepardan | |||||
28. | Ali Afandy | |||||
29. | Raden Ismail | |||||
30. | Soeparngadi | 1960 | 1969 | |||
31. | Kolonel Chasinoe | 1969 | 1979 | |||
32. | Kolonel CPM (Purn.) Sutrisno Sudirjo | 1979 | 1984 | |||
33. | Dr. Moch. Syafii As’ari | 1984 | 1989 | |||
34. | KH. Moch. Faried, SH. | 1989 | 1999 | |||
* | H. Agus Syamsuddin, SH. M.Si. | 1999 | 2000 | Pejabat Bupati | ||
35. | H. Masfuk, SH. | 2000 | 2010 | |||
36. | H. Fadeli, SH., MM. | 2010 | 2015 | |||
* | Ir. Wahid Wahyudi, MT. | 2015 | 2016 | Penjabat Bupati | ||
36. | H. Fadeli, SH., MM. | 2016 | 2021 | |||
37 | Dr. H. Yuhronur Efendi, MBA | 2021 | sekarang |
Daftar Tempat Wisata Di Lamongan
Tempat wisata alam di Kabupaten Lamongan
Waduk GondangAkar Langit Trinil BrondongWegoIstana Gunung MasWaduk PrijetanWisata Bahari LamonganGua Maharani Zoo (Mazoola)Pantai Kutang BrondongGunung Suru Lembor
Tempat wisata sejarah di Kabupaten Lamongan, yaitu:
Museum Sunan DrajatMonumen Van der WijckSitus PataanSitus Sendang Gede NgimbangCandi Slumpang Laren
LPSE Kabupaten Lamongan
Layanan Pengadaan Secara Elektronik
Layanan Pengadaan Secara Elektronik adalah layanan pengelolaan teknologi informasi untuk memfasilitasi pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa secara elektronik. UKPBJ/Pejabat Pengadaan pada Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah yang tidak memiliki Layanan Pengadaan Secara Elektronik dapat menggunakan fasilitas Layanan Pengadaan Secara Elektronik yang terdekat dengan tempat kedudukannya untuk melaksanakan pengadaan secara elektronik. Selain memfasilitasi UKPBJ/Pejabat Pengadaan dalam melaksanakan pengadaan barang/jasa secara elektronik Layanan Pengadaan Secara Elektronik juga melayani registrasi penyedia barang dan jasa yang berdomisili di wilayah kerja Layanan Pengadaan Secara Elektronik yang bersangkutan.
Pengadaan barang/jasa secara elektronik akan meningkatkan transparansi dan akuntabilitas, meningkatkan akses pasar dan persaingan usaha yang sehat, memperbaiki tingkat efisiensi proses pengadaan, mendukung proses monitoring dan audit dan memenuhi kebutuhan akses informasi yang real time guna mewujudkan clean and good government dalam pengadaan barang/jasa pemerintah.
Dasar hukum pembentukan Layanan Pengadaan Secara Elektronik adalah Pasal 73 Nomor 16 Tahun 2018 tentang pengadaan barang/jasa pemerintah yang ketentuan teknis operasionalnya diatur oleh Peraturan Lembaga LKPP Nomor 14 Tahun 2018 tentang Layanan pengadaan Secara Elektronik. Layanan Pengadaan Secara Elektronik dalam menyelenggarakan sistem pelayanan Pengadaan Barang/Jasa secara elektronik juga wajib memenuhi persyaratan sebagaimana yang ditentukan dalam Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.
Layanan yang tersedia dalam Sistem Pengadaan Secara Elektronik saat ini adalah tender yang ketentuan teknis operasionalnya diatur dengan Peraturan Lembaga LKPP Nomor 9 Tahun 2018 tentang Tata Cara E-Tendering. Selain itu LKPP juga menyediakan fasilitas Katalog Elektronik (e-Catalogue) yang merupakan sistem informasi elektronik yang memuat daftar,jenis, spesifikasi teknis dan harga barang tertentu dari berbagai penyedia barang/jasa pemerintah, proses audit secara online (e-Audit), dan tata cara pembelian barang/jasa melalui katalog elektronik (e-Purchasing).
SPSE (Sistem Pengadaan Secara Elektronik)
SPSE merupakan aplikasi e-Procurement yang dikembangkan oleh Direktorat Pengembangan Sistem Pengadaan Secara Elektronik – LKPP untuk digunakan oleh Layanan Pengadaan Secara Elektronik di seluruh K/L/PD. Aplikasi ini dikembangkan dengan semangat efisiensi nasional sehingga tidak memerlukan biaya lisensi, baik lisensi SPSE itu sendiri maupun perangkat lunak pendukungnya.
SPSE dikembangkan oleh LKPP bekerja sama dengan:
Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) untuk fungsi enkripsi dokumen;Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) untuk sub sistem audit.
Kodepos Kecamatan Di Lamongan
1 Babat 62271
2 Bluluk 62274
3 Brondong 62263
4 Deket 62291
5 Glagah 62292
6 Kalitengah 62255
7 Karangbinangun 62293
8 Karanggeneng (Karang Geneng) 62254
9 Kedungpring 62272
10 Kembangbahu 62282
11 Lamongan 62211 – 62218
12 Laren 62262
13 Maduran 62261
14 Mantup 62283
15 Modo 62275
16 Ngimbang 62273
17 Paciran 62264
18 Pucuk 62257
19 Sambeng 62284
20 Sarirejo 62281
21 Sekaran 62260
22 Solokuro 62265
23 Sugio 62256
24 Sukodadi 62253
25 Sukorame 62276
26 Tikung 62280
27 Turi 62252
Sumber : https://rakyatnesia.com/berita-lamongan/