Dikatakan Luhut, PT GSI didirikan bukan untuk mencari profit, melainkan untuk membantu penyediaan tes Covid-19 skala besar. Dia pun menyatakan jika keuntungan yang ia dapatkan berasal dari hasil investasi sahamnya di PT GSI, perusahaan dan laboratorium yang mengelola tes Covid-19.
“Saya ingin menegaskan beberapa hal lewat tulisan ini. Pertama, saya tidak pernah sedikit pun mengambil keuntungan pribadi dari bisnis yang dijalankan PT Genomik Solidaritas Indonesia. Hingga saat ini tidak ada pembagian keuntungan baik dalam bentuk dividen maupun dalam bentuk lain kepada pemegang sahamnya,” kata Luhut melalui keterangan yang diunggah pada akun Facebook dan Instagram-nya, Kamis (4/11/2021).
“Namun, saya berkesimpulan harus menjelaskan dengan detail sesuai fakta yang ada dikarenakan ada disinformasi yang efeknya tidak hanya menimbulkan kegaduhan tetapi juga memunculkan ketakutan bagi mereka yang punya niat tulus dan semangat solidaritas tinggi untuk melihat negeri ini bangkit lalu pulih dari pandemi,” sambung dia.
Dia menyampaikan PT GSI tak pernah membagi keuntungan kepada para pemegang saham. Luhut menyebut PT GSI selalu menggunakan keuntungan bisnis untuk membantu penanganan pandemi.
“Keuntungan GSI justru banyak digunakan untuk memberikan tes swab gratis kepada masyarakat yang kurang mampu dan tenaga kesehatan di garda terdepan, termasuk di RSDC Wisma Atlet,” tuturnya.
Ia menjelaskan, pada masa awal pandemi pada tahun 2020, Indonesia masih terkendala dalam hal penyediaan tes Covid-19 untuk masyarakat. Melalui GSI inilah tes Covid-19 disediakan.
Namun, penyediaan tes tersebut tentunya tidak gratis. Maka dari itu, dia beserta rekan-rekan yang mengajak dari Indika Group, PT Adaro Energy Tbk, serta Northstar membiayai penyediaan tes dari hasil keuntungan mereka.
Politikus Partai Golkar ini mengatakan bahwa klarifikasi ini dibuat untuk meluruskan disinformasi. Ia tak ingin orang-orang yang berniat membantu penanganan pandemi Covid-19 justru takut karena akan dituduh macam-macam.
“Sejujurnya saya tidak pernah terbiasa untuk melaporkan atau menunjukkan segala bentuk perbuatan yang bersifat donasi seperti ini karena bagi saya jika tangan kanan memberi, tangan kiri tak perlu tahu,” ujarnya.
Dia mengakui sendiri telah membiayai penyediaan tes Covid-19 melalui PT Toba Bumi Energi, yang di dalamnya terdapat 10 persen saham miliknya. Ia menegaskan, GSI tidak bertujuan untuk mencari keuntungan bagi para pemegang saham.
“Sesuai namanya, Genomik Solidaritas Indonesia, memang ini adalah kewirausahaan sosial sehingga tidak sepenuhnya bisa diberikan secara gratis. Partisipasi yang diberikan melalui Toba Bumi Energi merupakan wujud bantuan yang diinisiasi oleh rekan-rekan saya dari Grup Indika, Adaro, Northstar, dan lain-lain yang sepakat bersama-sama membantu penyediaan fasilitas tes Covid-19 dengan kapasitas yang besar,” jelas dia.
Bantuan tersebut, kata Luhut, telah terbuka sejak awal dilakukan. Dia pun menjelaskan alasan tidak menggunakan nama yayasan seperti yang dilakukan oleh Adaro dan Indika Group.
“Kenapa saya tidak menggunakan nama yayasan? Karena memang bantuan yang tersedia berada dari perusahaan. Dan memang tidak ada yang saya sembunyikan di situ,” ujar Luhut.
Sebelumnya, nama Luhut terseret dugaan bisnis tes PCR lewat PT GSI. Luhut dikaitkan dengan PT GSI karena memiliki saham sekitar 10 persen di PT Genomik Solidaritas Indonesia.
Selain Luhut, Menteri BUMN Erick Thohir dan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin juga ikut disebut dalam kasus ini. Keduanya telah memberikan klarifikasi ke publik.
https://pasardana.id/news/2021/11/5/bantah-terlibat-bisnis-pcr-luhut-tidak-sedikit-pun-mengambil-untung/