Jakarta, CNBC Indonesia – Induk Holding BUMN Ultra Mikro (UMi), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) mencatatkan laba bersih konsolidasi pada 9 bulan tahun ini atau per September 2021 mencapai Rp 19,07 triliun, naik 34,77% dari periode yang sama tahun lalu Rp 14,15 triliun.
Sementara laba bersih yang diatribusikan kepada entitas induk naik 36,40% menjadi Rp 19,26 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 14,12 triliun.
Kondisi ini membalikkan keadaan pada September tahun lalu ketika laba BRI anjlok 43% menjadi Rp 14,12 triliun, dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2019 sebesar Rp 24,78 triliun.
Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan nilai laba bersih tersebut merupakan nilai hasil konsolidasi dengan anak usaha. Sedangkan secara bank only, laba bersih yang berhasil dibukukan BRI mencapai Rp 20,41 triliun atau tumbuh 45,33% YoY (year on year).
“Perlu saya sampaikan ini laba konsolidasi termasuk di dalamnya akomodasi laba atau rugi BRI Agro Tbk [PT BRI Agroniaga Tbk/AGRO atau Bank Raya]. Kalau laba BRI saja ga dikonsolidasi itu sebenarnya capai Rp 20,4 triliun,” kata Sunarso dalam konferensi pers kinerja BRI kuartal III-2021, Rabu (27/10/2021).
“Jadi laba BRI tok lebih tinggi dari laba konsolidasi karena salah satu perusahaan membukukan rugi dan perlu kita dandani,” imbuh dia.
Laba ini berhasil dicapai berkat kinerja intermediasi BRI dengan penyaluran kredit pada akhir September 2021 sebesar Rp 1.026,42 triliun atau tumbuh 9,74% YoY. Angka ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan kredit perbankan nasional sebesar 2,21%.
Salah satu faktor utama penopang pertumbuhan kredit konsolidasian BRI yakni penyaluran kredit segmen UMKM yang tumbuh 12,50% YoY atau mencapai Rp 848,60 triliun pada akhir September 2021.
Capaian tersebut membuat proporsi kredit UMKM dibanding total kredit BRI pun meningkat dari semula 80,65% pada akhir September 2020 menjadi 82,67% pada akhir September 2021.
Berdasarkan segmen, penyaluran kredit mikro tercatat Rp 464,66 triliun, kredit konsumer sebesar Rp 147,16 triliun, kredit kecil dan menengah Rp 236,77 triliun dan kredit korporasi Rp.177,83 triliun.
Dari sisi kualitas kredit, rasio NPL gross (non performing loan, kredit bermasalah) di posisi 3,28% pada akhir kuartal III 2021 dengan NPL Coverage mencapai 252,94%.
Dari sisi liabilities, dana pihak ketiga (DPK) tumbuh menjadi Rp 1.135,31 triliun. Tabungan tercatat Rp 470,16 triliun, tumbuh 7,12% YoY. Proporsi dana murah (CASA) pada akhir kuartal III 2021 tercatat 59,60% atau lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun lalu yakni sebesar 59,02%.
Dari segi aset, mencapai Rp 1.619,77 triliun atau tumbuh 11,87% YoY.
Sebagai informasi, Bank Agroniaga atau baru-baru ini sudah mengganti nama menjadi Bank Raya belum merilis laporan keuangan September 2021. Per Juni 2021, Bank Raya memang masih mencatatkan beban komprehensif tahun berjalan setelah pajak sebesar Rp 34,49 miliar dari penghasilan tahun berjalan Rp 2,41 miliar.
[Gambas:Video CNBC]
(tas/tas)
Demikian berita mengenai Laba Q3 BRI Melesat Jadi Rp 19,07 T, Bos BRI Soroti AGRO, ikuti terus update berita dari kami
Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20211027113020-17-286879/laba-q3-bri-melesat-jadi-rp-1907-t-bos-bri-soroti-agro