Pasardana.id – Riset harian Reliance Sekuritas menyebutkan, diperdagangan kemarin (26/10), IHSG ditutup cukup kuat (+0,47%) ke level 6.656,94. Kinerja saham di bursa AS yang meningkat bahkan indeks raksasa Dow Jones baru saja menembus level tertinggi sepanjang masanya, ini membangun optimisme para pelaku pasar, terlebih lagi saat ini adalah momentum para emiten disana merilis laporan keuangannya dan sejauh ini laba-laba yang mereka rilis terbilang baik. Selain itu, kenaikan harga-harga komoditas juga masih turut mendorong kenaikan bursa, sebagai negara eksportir terbesar di dunia tentu Indonesia sangat diuntungkan. Secara sektoral, kenaikan saham-saham dari sektor kesehatan (+2,69%)menunjang penguatan IHSG, disusul oleh sektor energi (+1,72%), dan sektor industri (+1,24%). Investor asing mencatatkan net buy kembali pada perdagangan kemarin sebesar Rp 773 miliar, saham yang paling banyak dikumpulkan asing pada perdagangan kemarin adalah: BBCA, BBRI, PGAS
Di sisi lain, pasar saham AS ditutup menguat pada akhir perdagangan Selasa (26/10), dengan indeks Dow Jones Industrials dan S&P 500 mencetak rekor baru. Namun kenaikan lebih lanjut tertahan karena saham Facebook (-3.92%) jatuh setelah melaporkan laba kuartalannya. Sembilan dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona hijau, dengan sektor energi terdongkrak 0,68 persen, memimpin kenaikan. Saham defensif seperti utilitas dan real estat termasuk di antara yang berkinerja terbaik, menunjukkan beberapa kehati-hatian di pasar. Namun, kelompok industri dan layanan komunikasi merosot. Namun, indeks acuan S&P 500 mencetak rekor tertinggi baru, terangkat oleh saham-saham ternama dengan kapitalisasi pasar yang besar. Nvidia Corp melambung 6,70% menjadi ditutup pada rekor tertinggi 247,17 dolar AS, sementara Amazon.com Inc naik 1,68% dan Apple naik 0,46%.
Sementara itu, Bursa Asia mengawali perdagangan hari ini, Rabu (27/10), dengan posisi negatif, Bursa Nikkei Jepang (-0,10%) dan bursa Kospi Korea (-0,17%) bergerak terus menurun beriringan dengan pergerakan AS tadi malam yang cenderung sideways, setelah perdagangan kemarin bergerak cukup tinggi. Pelemahan bursa Asia pada pagi hari ini disebabkan karena kekhawatiran Pemerintah China akan menarik pajak property. Pemerintah Tiongkok semakin dekat dalam memberlakukan pajak properti setelah wacana ini muncul pertama kali dua dekade lalu. Dewan Negara dikabarkan akan melakukan uji coba penerapan pajak properti selama lima tahun di daerah yang tidak disebutkan namanya. Saham China Evergrande Group turun 4,12% sementara China Vanke turun 5,36%, dan Country Garden turun 5,06%.
“Meski investor asing kerap melakukan net buy, namun IHSG belum kunjung bereaksi atas hal tersebut, hari ini IHSG akan mengalami sideways ditengah pergerakan harga komoditas ataupun bursa yang mixed,” beber analis Reliance Sekuritas dalam riset yang dirilis Rabu (27/10/2021).
https://pasardana.id/news/2021/10/27/analis-market-27102021-ihsg-diproyeksi-bergerak-sideways/