Jakarta, BeritaMu.co.id – Di tengah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 0,29% ke 6.652,86, dua saham big cap (berkapitalisasi pasar besar) yang berasal dari sektor yang berbeda sama-sama melemah ke zona merah pada awal perdagangan hari ini, Senin (18/10/2021).
Kedua saham emiten yang dimaksud adalah bank milik Grup Djarum PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang pada minggu lalu melakukan pemecahan nilai nominal (stock split) dan e-commerce PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) yang masih mengalami tekanan harga di bawah level saham saat penawaran umum perdana (initial public offering/IPO).
Mengacu pada data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 10.04 WIB, saham BBCA turun 1,31% ke Rp 7.550/saham. Nilai transaksi saham BBCA sebesar Rp 265,85 miliar, salah satu yang terbesar di bursa.
Seiring dengan pelemahan ini, saham BBCA dilego asing dengan nilai jual bersih Rp 101,0 miliar, tertinggi di bursa pagi ini.
Dengan ini, dalam sepekan saham BBCA menguat 3,72%, sementara dalam sebulan terkerek 14,27%. Adapun secara year to date (ytd), saham BBCA naik 11,15%.
Seperti diketahui, pada Rabu pekan lalu (13/10), BCA resmi menetapkan harga baru pemecahan nilai saham (stock split) dengan rasio 1:5.
Presiden Direktur BBCA Jahja Setiaatmadja mengatakan, dengan harga baru yang mulai diperdagangkan pada Rabu, perseroan berharap harga saham BCA menjadi relatif terjangkau dan mendapat sambutan positif dari investor.
“Terutama investor pemula yang saat ini aktif berinvestasi di pasar modal,” katanya kepada BeritaMu.co.id, Rabu (13/10/2021).
Adapun, nilai nominal per saham BBCA sebelum stock split adalah Rp 62,5, sedangkan nilai nominal per saham BBCA setelah stock split menjadi sebesar Rp 12,5.
Sebagai informasi, harga saham BBCA pada Rabu minggu lalu berkisar Rp 7.320 per saham, atau setara dengan Rp 36.600 per saham sebelum stock split.
Selang sehari kemudian, pada Kamis (14/10), saham BBCA menyentuh level tertinggi sepanjang masa, yakni Rp 7.750/saham.
Saham BUKA Masih di bawah Harga IPO
Sementara, saham BUKA merosot 2,05% ke Rp 715/saham, melanjutkan koreksi 2,01% pada Jumat pekan lalu. Nilai transaksi saham BUKA pagi ini sebesar Rp 35,42 miliar.
Seiring pelemahan saham BUKA, asing melakukan jual bersih Rp 538,31 juta di pasar reguler dan melakukan beli bersih Rp 496,00 juta di pasar negosiasi dan pasar tunai.
Dalam 8 hari perdagangan terakhir, saham BUKA hanya menghijau sekali dan 7 kali melemah. Alhasil, dalam sepekan saham BUKA ambles 8,92%, sedangkan dalam sebulan merosot 15,38%.
Adapun sejak IPO di harga Rp 850/saham pada 6 Agustus 2021, saham BUKA sudah anjlok 15,88%.
Pada pekan lalu, President Bukalapak Teddy Oetomo mengatakan penurunan saham yang terjadi karena adanya peningkatan harga komoditas belakangan ini, dan menyebabkan terjadinya rotasi portofolio dari para investor pasar saham di BEI.
Adanya perubahan portofolio ini pun berimbas pada saham-saham perusahaan teknologi termasuk Bukalapak.
“Kalau dari feedback dari analis di capital market peningkatan harga komoditas dan terjadi rotasi dari portofolio investor dari kepemilikan di sektor tersebut berkurang, karena mereka masuk ke perusahaan yang lebih mengarah ke komoditas,” kata Teddy, Kamis pekan lalu (14/10/2021).
Perubahan portofolio dari perusahaan teknologi, menjadi yang mengarah ke komoditas tidak hanya terjadi pada Bukalapak tetapi juga yang lainnya.
“Ini terjadi bukan hanya di Bukalapak dan sebagian besar terdampak, jadi trennya sama,” kata dia.
Pertumbuhan UMKM di Indonesia dan bertambahnya Mitra yang bergabung menjadi peluang emas bagi Bukalapak saat ini. Hal ini sejalan dengan strategi bisnis Bukalapak untuk memperluas Mitra-nya dan membantu perkembangan warung mitra.
Teddy Oetomo mengatakan, lebih dari 70% bisnis Bukalapak berada di luar kota besar di Indonesia, yakni di luar Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Semarang.
“Kita beruntung bahwa di Indonesia ini terdapat 64 juta UMKM, yang berkontribusi terhadap perekonomian Indonesia hingga lebih dari 60%. Jadi bagaimana kami membantu mereka menghasilkan uang,” kata Teddy dalam diskusi seputar perkembangan bisnis Bukalapak, Kamis (14/10/2021).
Sebelumnya, Bukalapak mencatat telah memiliki 8,7 juta yang terdaftar menjadi mitra. Mitra Bukalapak saat ini pun masih menjadi penggerak utama pertumbuhan perseroan.
Update Terus berita terkini di BertaiMU.co.id
[]
(adf/adf)
Demikian berita mengenai Ramai Ditransaksikan, BBCA & BUKA Cuma Bisa di Zona Merah, ikuti terus update berita dari kami
Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20211018101936-17-284603/ramai-ditransaksikan-bbca-buka-cuma-bisa-di-zona-merah