Krisis keuangan yang melanda sektor properti Tiongkok makin meluas. Sinic Holdings, seperti dilansir BBC News, telah gagal membayar bunga pinjaman dan diragukan dapat membayar obligasi yang jatuh tempo akhir bulan ini senilai US$246 juta atau sekitar Rp3,5 triliun.
Akibat gagal bayar yang terjadi, Fitch Ratings pada Selasa (5/10/2021) menurunkan rangking Sinic Holdings menjadi C dari sebelumnya CCC.
Chairman Sinic Zhang Yuanlin September lalu kehilangan sekitar US$1 miliar akibat market sellof terkait krisis yang dialami Evergrande Group. Dari sebelumnya memiliki US$1,3 miliar, kekayaan Zhang pada 20 September hanya tersisa US$250,7 juta.
Sementara itu, Fantasia Holdings pada Senin (4/10/2021) menyatakan gagal membayar obligasi senilai US$205,7 juta. Nilai pasar obligasi perusahaan properti yang berbasis di Shenzen tersebut dengan denominasi dolar Amerika Serikat menjadi terpangkas setengahnya.
Menanggapi krisis yang melanda sektor properti, pemerintah Tiongkok telah menyatakan kesiapan untuk membantu warga negara Tiongkok secara individu yang terdampak.
Evergrande Group dikabarkan akan melepas 51 persen saham Evergrande Real Estate senilia US$5 miliar ke perusahaan rival Hopson Development. Harapannya dana dari penjualan saham tersebut dapat digunakan untuk memenuhi pembayaran bagi para konsumen, investor, dan pemasok.
https://pasardana.id/news/2021/10/5/krisis-keuangan-sektor-properti-tiongkok-meluas/