Home Bola Ronny Pasla, Macan Tutul dari Medan

Ronny Pasla, Macan Tutul dari Medan

159
0

BeritaMu.co.id
Foto Source: analisadaily

Bukan hanya level dunia yang punya kiper-kiper kawakan. Di
Indonesia, kiper hebat juga punya tempat. Tak sedikit penjaga gawang hebat
membela klub dan tim nasional. Salah satunya adalah Ronny Pasla. Ia kiper
legendaris kelahiran Medan, 15 April 1947. 

Kiprahnya bersama tim nasional Indonesia sejak tahun 1966 sampai
1985. ia 

memulai karir sepak bolanya dari Medan. Sebenarnya, Ronny lebih
awal meminati olahraga tenis sampai sempat meraih juara pada Kejuaraan Tenis
Nasional Tingkat Junior di Malang, 1967. 

Namun ayahnya, Felix Pasla menyarankannya ke sepakbola. Jadilah
dia andalan di klub Dinamo, Medan, Bintang Utara, Medan dan PSMS Medan.
Kemudian hijrah ke Persija Jakarta dan Indonesia Muda, Jakarta. Selama
berkiprah di PSMS, Ronny dan rakan-rekannya meraih prestasi sebagai Juara Piala
Suratin (1967) dan Juara Nasional (1967).

Tahan Penalti Pele 

Selama karir sebagai kiper tentu banyak pengalaman Ronny yang
amat berkesan. Salah satu di antaranya, tatkala Timnas Brazil yang diperkuat
pesepak bola legendaris Pele, tur ke Asia termasuk Indonesia pada 1972. 

Dalam laga Timnas Indonesia dan Brazil itu Ronny berhasil
menahan eksekusi penalti Pele, kendati Indonesia akhirnya kalah 1-2.
Tendangannya berhasil ditepis oleh Ronny Paslah yang pada pertandingan ini
bermain sangat gemilang. 

Aksi Ronny menepis tendangan penalti Pele ketika itu tetap
memunculkan banyak pujian dan rasa bangga dari masyarakat Indonesia. Apalagi
Indonesia hanya kalah tipis dari tim sekelas Brasil yang notabene adalah tim
juara dunia di Piala Dunia 1970.

Setelah aksi menepis tendangan
penalti Pele itu, nama Ronny Paslah sontak tenar dan harum di Asia dan di mata
dunia internasional. Ia juga disebut-sebut memiliki kemampuan dan kelenturan
badan setara kiper legendaris Uni Soviet, Lev Yashin. 

Tahun 1975, saat timnas Indonesia
melakoni laga uji coba dengan Manchester United, Ronny Paslah juga menunjukkan
penampilan gemilang. Tim Iblis Merah yang saat itu diperkuat Tommy Docherty,
Steve James, Gerry Dally, Sammy McIlroy dan Jim Holten tidak ada yang mampu
menjebol gawang Indonesia. 

Baca Juga :  Jose Mourinho Akui Ekspektasi Pada Tottenham Kini Jauh Lebih Besar

Pertandingan berakhir dengan skor
kacamata dan untuk kali kesekian rakyat Indonesia dibuat bangga secara khusus
berkat penampilan cemerlang Ronny Pasla dan kebanggaan secara umum untuk timnas
Indonesia. 

“Yang saya ingat ketika itu
saya banyak berjibaku memotong umpan-umpan silang pemain MU untuk mematahkan
skema serangan mereka,” ujar Ronny. 

Dengan tinggi badan 183 cm, Ronny
ketika masih aktif bermain sangat unggul dalam antisipasi bola-bola atas. Tidak
heran, posisi pemain inti di timnas Garuda tak tergantikan sejak 1966 hingga
pensiun pada usia 38 tahun. 

Kiprahnya sebagai penjaga gawang andalan Timnas Indonesia juga
meraih prestasi sebagai Juara Piala Agakhan di Bangladesh (1967), Juara Merdeka
Games (1967), Peringkat III Saigon Cup (1970) dan Juara Pesta Sukan Singapura
(1972). Atas prestasinya yang gemilang sebagai kiper PSMS, Ronny yang berdarah
Manado itu dijuluki Macan Tutul. Ia juga mendapat penghargaan sebagai Warga
Utama Kota Medan (1967). Kiprahnya di sepakbola dan Timnas PSSI sebagai kiper
andalan sejak 1966 hingga pensiun 1985 dalam usia 38 tahun dianugerahi Piagam
dan Medali Emas dari PSSI (1968), Atlet Terbaik Nasional (1972), Penjaga Gawang
Terbaik Nasional (1974).

Ronny pensiun total pada usia 40
tahun. Klub terakhir yang dibelanya adalah Indonesia Muda. Setelah pensiun
Ronny lebih banyak menggumuli olahraga tennis lapangan sebagai
pelatih. Bahkan dia memiliki sekolah tenis lapangan bernama Velodrom
Tennis School di Jakarta. pada Juni 2007, bersama dua rekannya, Andjas Asmara
dan Ipong Silalahi, Ronny Pasla menggarap pembentukan tim sepak bola impian
melalui reality show pencarian bakat sepak bola bertajuk My Team.

Melihat bakat-bakat sepakbola kini, sejatinya Indonesia punya
potensi untuk berkompetisi dan turut meramaikan ajang bergengsi lainnya di
seluruh dunia. Sebenarnya potensi-potensi atlet Indonesia sangat bagus jika
disandingkan dengan atlet dari Negara lain. Mulai dari sinilah pejuang olahraga
era ini memiliki rasa untuk ingin melanjutkan legenda olahraga seperti Ronny
Pasla waktu itu.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here