Home Bisnis Pelambatan Ekonomi Global Kian Nyata, IHSG Bakal Merana?

Pelambatan Ekonomi Global Kian Nyata, IHSG Bakal Merana?

16
0
Bursa Asia Berbahagia, IHSG Sukses Nanjak Kembali ke 6.100

Jakarta, BeritaMu.co.id – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu melesat 1,42% ke 6.126,921 sepanjang pekan lalu. Investor asing juga melakukan aksi beli bersih sebesar 1,58 triliun sepanjang pekan lalu, dengan nilai transaksi mencapai 55,3 triliun.

Namun, di awal pekan ini risiko terjadinya koreksi cukup besar, sebab tanda-tanda pelambatan ekonomi global semakin terlihat pada dua raksasa ekonomi dunia.

Setelah China melaporkan pelambatan sektor manufaktur, selanjutnya giliran Amerika Serikat (AS) yang menunjukkan pelemahan di pasar tenaga kerja.

Caixin pada Kamis (2/9/2021) melaporkan aktivitas manufaktur negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia, China, yang dilihat dari purchasing managers’ index (PMI) sebesar 49,2, alias mengalami kontraksi (di bawah 50) untuk pertama kalinya sejak Maret 2020.

Sehari sebelumnya, pemerintah China melaporkan sektor manufakturnya masih berekspansi (di atas 50), tetapi sangat tipis dengan angka indeks 50,1 melambat dari bulan sebelumnya 50,4.

Sementara pada Jumat (3/9/2021) malam, AS melaporkan penyerapan tenaga kerja di luar sektor pertanian (non-farm payrolls/NFP) bulan Agustus sebanyak 235.000 orang, jauh di bawah survei Reuters terhadap para analis yang memprediksi sebanyak 750.000 orang. Tingkat pengangguran dilaporkan turun menjadi 5,2% dari sebelumnya 5,4%, sesuai dengan hasil survei Reuters, kemudian rata-rata upah per jam tumbuh 0,6% lebih tinggi dari bulan Juli 0,4%.

Meski tingkat pengangguran turun dan rata-rata upah per jam naik, tetapi yang lebih dilihat pelaku pasar adalah NFP. Sebab, mencerminkan kemampuan negara dengan perekonomian terbesar di dunia menciptakan lapangan pekerjaan.

Baca Juga :  IHSG ditutup terkoreksi dipicu aksi jual asing

Buruknya data NFP menunjukkan pelambatan ekonomi global semakin terlihat nyata. Tetapi di sisi lain, hal tersebut kemungkinan membuat bank sentral AS (The Fed) memundurkan kembali waktu tapering atau pengurangan program pembelian aset (quantitative easing/QE), yang biasanya berdampak positif bagi pasar saham.

Messki secara fundamental IHSG berisiko terkoreksi, tetapi melihat teknikal, IHSG masih berada di atas rerata pergerakan 50 hari (moving average 50/MA 50) di kisaran 6.060 hingga 6.070. Artinya, IHSG kembali ke atas MA 50, 100, dan 200, yang membuka peluang penguatan.

Selain itu, IHSG juga didukung pola pola White Marubozu. Suatu candle stick dikatakan membentuk pola White Marubozu ketika harga open sama dengan low dan close sama dengan high.

Grafik: IHSG Harian
Foto: Refinitiv

White Marubozu merupakan sinyal nilai suatu aset akan kembali menguat, secara psikologis menunjukkan aksi beli mendominasi pasar. Pola ini muncul pada 23 Agustus lalu, dan muncul lagi kemarin.

Resisten terdekat berada di kisaran ke 6.115, jika ditembus IHSG berpeluang menguat ke Rp 6.150. Resisten selanjutnya berada di kisaran 6.180.

Sementara support terdekat berada di kisaran 6.070 hingga 6.060 yang merupakan MA 50. Jika ditembus, IHSG berisiko merosot ke 6.030 hingga 6.020, kisaran MA 100 dan 200.

TIM RISET CNBC INDONESIA 

[]

(pap/pap)

Demikian berita mengenai Pelambatan Ekonomi Global Kian Nyata, IHSG Bakal Merana?, ikuti terus update berita dari kami

Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20210906073329-17-273830/pelambatan-ekonomi-global-kian-nyata-ihsg-bakal-merana

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here