Jakarta, BeritaMu.co.id – Rupiah melemah 0,11% melawan dolar Amerika Serikat (AS) ke Rp 14.285/US$ kemarin, setelah melesat lebih dari 1% dalam 2 hari sebelumnya. Rupiah juga menyentuh level terkuat dalam 10 pekan terakhir, sehingga memicu aksi ambil untung (profit taking) yang membuat rupiah melemah. Apalagi dolar AS menanti rilis data tenaga kerja versi Automatic Data Processing Inc. (ADP).
Namun, data dari ADP mengecewakan, dolar AS kembali terpuruk dan membuka peluang rupiah kembali menguat pada perdagangan hari ini, Kamis (2/9/2021).
ADP kemarin malam melaporkan sepanjang bulan Agustus perekonomian AS menyerap tenaga kerja di luar sektor pertanian dan pemerintahan sebanyak 374.000 tenaga kerja, jauh lebih rendah dari prediksi di Forex Factory sebanyak 640.000 tenaga kerja.
Data dari ADP bisanya dijadikan gambaran data tenaga kerja versi pemerintah yang akan dirilis Jumat besok. Data tenaga kerja tersebut merupakan acuan bank sentral AS (The Fed) dalam memutuskan tapering.
Alhasil buruknya data ADP memperkuat ekspektasi The Fed baru akan melakukan tapering di akhir tahun ini dan tidak menutup kemungkinan di awal tahun depan. Dolar AS pun terpuruk lagi.
Secara teknikal, rupiah yang disimbolkan USD/IDR meski melemah tetapi masih diuntungkan sebab bergerak di bawah rerata pergerakan 50 hari (moving average 50/MA 50), MA 100, dan MA 200. Artinya, rupiah bergerak di bawah 3 MA yang memberikan momentum penguatan.
Selain itu, rupiah juga sudah menembus ke bawah bullish trend line (garis warna merah) yang menguntungkan dolar AS.
Meski demikian, patut diperhatikan indikator stochastic yang mulai masuk ke wilayah jenuh jual (oversold).
Grafik: Rupiah (USD/IDR) Harian
Foto: Refinitiv
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.
Artinya, ketika belum mencapai wilayah oversold, rupiah yang disimbolkan USD/IDR artinya ada risiko berbalik arah alias rupiah melemah.
Selama bertahan di bawah MA 200 di kisaran Rp 14.280 hingga Rp 14.290/US$, rupiah berpeluang terus menguat ke Rp 14.250/US$. Penembusan di bawah level tersebut akan membuka peluang menuju Rp 14.200/US$.
Sementara jika kembali ke atas MA 200, rupiah berisiko melemah ke Rp 14.340/US$. Jika level tersebut dilewati, rupiah berisiko ke Rp 14.370/US$.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[]
(pap/pap)
Demikian berita mengenai Dolar AS Terpuruk, Rupiah Siap Berlari Menuju Rp 14.200/US$, ikuti terus update berita dari kami
Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20210902080056-17-273077/dolar-as-terpuruk-rupiah-siap-berlari-menuju-rp-14200-us-