Home Bisnis MARKET ANALIS MARKET (09/7/2025): Cermati Rotasi Sektor

ANALIS MARKET (09/7/2025): Cermati Rotasi Sektor

0
0

Pasardana.id – Riset harian Kiwoom Sekuritas menyebutkan, Indeks-indeks saham utama AS bergerak dalam rentang terbatas pada hari Selasa (08/7).

Dow Jones turun -0,37%, S&P 500 turun tipis -0,07%, sementara Nasdaq naik tipis +0,03%.

Wall Street berada dalam mode Tunggu & Lihat menjelang musim laporan keuangan kuartal kedua 2025, yang akan menjadi katalis utama bagi arah pasar.

Bank of America Global Research dan Goldman Sachs menaikkan target akhir tahun mereka untuk S&P 500, sebagian karena kinerja laba perusahaan yang terbukti tangguh meskipun tekanan eksternal meningkat.

Investor masih mengamati dampak pengumuman tarif baru dari Presiden AS Donald Trump, yang telah memperluas cakupan perang dagangnya.

Saham produsen tembaga Freeport-McMoRan (FCX) naik 2,5% setelah harga tembaga melonjak lebih dari 12% ke rekor tertinggi menyusul pengumuman Trump tentang tarif impor 50% untuk tembaga.  

SENTIMEN PASAR: Presiden AS Donald Trump mengumumkan tarif 50% untuk impor tembaga, diikuti oleh tarif untuk semikonduktor dan farmasi, yang memicu reaksi global karena tembaga merupakan komoditas strategis. Tarif baru juga akan diberlakukan mulai 1 Agustus 2025, pada 14 negara, termasuk Indonesia (32%), Korea Selatan, Malaysia, dan Thailand, berkisar antara 25%–40%, terpisah dari tarif sektoral yang sudah berlaku. India dan Uni Eropa belum menerima surat tarif, meningkatkan harapan bahwa negosiasi masih terbuka; UE saat ini sedang menjajaki perjanjian timbal balik yang melibatkan pelonggaran pembatasan ekspor mobil AS.  

Korea Selatan merespons dengan cepat dengan mengirimkan utusan tingkat tinggi ke Washington untuk menghindari tarif 25% atas ekspor mereka. Kelompok BRICS, termasuk Brasil, Afrika Selatan, dan Tiongkok, mengutuk langkah Trump sebagai tekanan sepihak tetapi menekankan bahwa mereka bukanlah blok anti-AS. Indonesia, sebagai anggota baru BRICS, dikenakan tarif sebesar 32% dan telah mengirimkan delegasi yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto ke AS.  

TRUMP bahkan menyatakan bersedia menghapus tarif jika perusahaan Indonesia dan lainnya membangun fasilitas produksi di AS. Forum BRICS yang meluas dipandang sebagai kekuatan baru yang potensial di tengah ketegangan perdagangan global. Meskipun ketegangan meningkat, investor melihat Trump masih fleksibel dalam negosiasi. Wolfe Research memandang tarif sebagai sinyal hawkish untuk arah kebijakan perdagangan AS, meskipun dampak langsungnya belum terasa di pasar.  

PENDAPATAN TETAP & MATA UANG: Imbal Hasil Obligasi Negara AS naik untuk hari kelima berturut-turut. Imbal hasil obligasi 10 tahun meningkat sebesar 2,2 bps menjadi 4,417%, sempat menyentuh 4,435%—level tertinggi sejak 20 Juni. Permintaan pada lelang obligasi 3 tahun senilai USD 58 miliar pada hari Selasa lemah, dengan imbal hasil 3,891% dan rasio bid-to-cover hanya 2,51x, di bawah rata-rata. Hari ini, Departemen Keuangan AS akan melelang obligasi 10 tahun senilai USD 39 miliar, diikuti oleh lelang obligasi 30 tahun senilai USD 22 miliar yang dijadwalkan pada hari Kamis.  

Di pasar mata uang, YEN Jepang terus melemah, turun 0,32% terhadap DOLAR menjadi 146,54. EURO menguat 0,58% terhadap yen menjadi 171,980. DOLAR AUSTRALIA menguat setelah bank sentral Australia mengejutkan pasar dengan mempertahankan suku bunga pada 3,85%.  

Baca Juga :  Beban Usaha Bengkak, Laba MITI Anjlok 40 Persen Pada September 2021

Investor akan mencermati sinyal dari Federal Reserve karena risalah rapat FOMC untuk bulan Juni akan dirilis hari ini. The Fed telah mempertahankan suku bunga tetap pada 4,25%–4,5% sejak Desember dan mempertahankan pendekatantunggu dan lihat“. Kontrak berjangka menunjukkan pasar mengantisipasi penurunan suku bunga pertama pada bulan September. Pada saat yang sama, inflasi AS tetap tinggi dan pengangguran turun pada bulan Juni—dua sinyal yang berlawanan untuk pelonggaran kebijakan.  

PASAR EROPA & ASIA: Indeks STOXX 600 Pan-Eropa naik 0,41%, sementara indeks MSCI Global turun tipis 0,07% menjadi 919,31. Trump menyatakan bahwa pembicaraan perdagangan dengan Uni Eropa dan Tiongkok berjalan dengan baik tetapi tidak menutup kemungkinan mengirimkan surat tarif ke UE jika tidak ada kesepakatan yang dicapai. 

KOMODITAS: Harga TEMBAGA Comex AS melonjak lebih dari 12% ke titik tertinggi sepanjang masa menyusul pengumuman Trump tentang tarif 50% untuk semua impor tembaga.Komoditas ini sangat penting di banyak sektor strategis seperti kendaraan listrik, pertahanan, dan pembangkit listrik.Harga MINYAK naik ke titik tertinggi dalam dua minggu, didukung oleh ekspektasi penurunan produksi minyak AS dan kekhawatiran tentang dampak tarif pada logistik dan energi. Harga minyak mentah WTI AS naik 40 sen menjadi USD 68,33/barel, sementara BRENT naik 57 sen menjadi USD 70,15/barel.  

-Harga EMAS SPOT turun 1,05% menjadi USD 3.300,32/oz, tertekan oleh kenaikan imbal hasil obligasi dan penguatan dolar. Kendati demikian, ETF berbasis emas mencatat arus masuk terbesar dalam lima tahun terakhir selama paruh pertama tahun 2025, menurut World Gold Council.  

INDONESIA: Gubernur BI, Perry Warjiyo menyatakan, penerimaan asumsi nilai tukar rupiah sebesar Rp 16.500 – 16.900 per USD pada KEMPPKF 2026, karena masih dalam kisaran proyeksi BI sebesar Rp 16.100 – 16.500. Kesepakatan ini dicapai dalam rapat panitia kerja antara Komisi XI DPR dan pemerintah sebagai dasar penyusunan APBN 2026. Perry menegaskan kesiapannya saat ditanya langsung dalam rapat kerja dengan Komisi XI. 

Pemerintah Indonesia berencana mengenakan bea keluar (BK) emas dan batu bara mulai tahun 2026, dengan tujuan untuk meningkatkan penerimaan negara dan memperkuat kerangka fiskal struktural APBN. IHSG ditutup menguat tipis 3,46 poin/+0,05% di level 6.904,39 meski masih menghadapi tekanan jual asing sebesar Rp980,59 miliar. Nilai Tukar RUPIAH tetap stabil di level 16.216/USD. Posisi penutupan IHSG ini masih aman di atas Support pertama: dijaga MA10 di atas level 6.888. Tugas IHSG hari ini adalah menembus Resistance berikutnya: MA50 di level 6.945, guna terus bergerak naik menuju Target 7.000 – 7.010.  

“Kami menghimbau kepada para investor/trader untuk memperhatikan rotasi sektor terutama pada sektor Material Dasar yang didukung oleh kenaikan harga Tembaga dan efek dari IPO CDIA (dan pergerakan peers Barito Group) dengan total perolehan dana sebesar Rp 2,37 triliun,” sebut analis Kiwoom Sekuritas dalam riset Rabu (09/7). 


https://pasardana.id/news/2025/7/9/analis-market-0972025-cermati-rotasi-sektor/

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here