
Beritamu.co.id – Riset harian Kiwoom Sekuritas menyebutkan, Wall Street ditutup bervariasi pada sesi perdagangan Kamis (15/5/25), didukung oleh penurunan imbal hasil obligasi dan meredanya tekanan inflasi, meskipun momentum kenaikan tampaknya mulai melemah.
Pasar mengantisipasi potensi kesepakatan antara AS dan Tiongkok yang dapat menyebabkan pencabutan tarif.
DJIA adalah indeks dengan kinerja terbaik (+0,65%), mendekati rata-rata pergerakan 200 hari di 42.289.
VIX turun ke 17,81, terendah sejak 25 Maret.
Secara keseluruhan, S&P 500 naik 0,41% menjadi 5.916,93, Dow Jones naik 0,65% menjadi 42.322,75, sementara Nasdaq turun 0,18% menjadi 19.112,32.
COMPANY UPDATES: Cisco melonjak hampir 5%, didorong oleh permintaan jaringan dan AI, serta revisi ke atas dari prospek tahunannya. UnitedHealth anjlok 11%, mencapai level terendah dalam lima tahun menyusul laporan investigasi kriminal DOJ terkait dugaan penipuan Medicare. Walmart turun 0,5%, setelah memperingatkan kenaikan harga karena tarif dan menolak memberikan panduan pendapatan Q2. Amazon terkoreksi 2,4%, tertekan oleh paparannya yang tinggi terhadap tarif Trump. Laporan dari Walmart dan Amazon menunjukkan bahwa tekanan biaya dari tarif impor masih membebani margin ritel secara signifikan. Sejauh ini, semakin banyak perusahaan AS yang menarik atau merevisi proyeksi pendapatan mereka, yang mencerminkan ketidakpastian yang tinggi dalam prospek perusahaan untuk kuartal mendatang.
SENTIMEN PASAR: Ketua Fed Jerome Powell menyatakan bahwa bank sentral AS sedang mempertimbangkan kembali pendekatan moneternya terhadap lapangan kerja dan inflasi. Dia juga memperingatkan risiko guncangan pasokan menjadi lebih sering dan terus-menerus.
INDIKATOR EKONOMI: Indeks Harga Produsen (US PPI) secara tak terduga menurun pada bulan April; namun, Penjualan Ritel AS (Apr) tetap relatif stabil. Hari ini, pasar menantikan data perumahan seperti Izin Bangunan & Pembangunan Perumahan (Apr) dan Prospek Inflasi serta Ekspektasi Konsumen (Mei) dari Universitas Michigan yang bereputasi baik.
KONFLIK GEOPOLITIK: Putin menolak undangan Zelensky untuk bertemu di Turki, yang menghambat prospek perdamaian Rusia-Ukraina. Mengenai Timur Tengah, Trump menyatakan bahwa Iran tampaknya setuju dengan parameter kesepakatan nuklir baru. Penasihat Iran mengklaim siap untuk menghilangkan stok uranium dan menghentikan pengembangan senjata nuklir.
PENDAPATAN TETAP & MATA UANG: Imbal hasil Treasury AS 10-tahun turun 9,1 bps menjadi 4,437%, tertekan oleh kekhawatiran atas utang tambahan karena rencana anggaran Trump. Penurunan imbal hasil yang sama terjadi pada Bund 10Y Jerman, turun 1,2 bps menjadi 2,614%. INDEKS DOLAR (DXY) melemah 0,2%, menyebabkan EURO sedikit menguat; sementara YEN memimpin kenaikan dalam mata uang G10, naik 0,8% terhadap USD menjelang data PDB Jepang. WON Korea menguat setelah pertemuan pejabat keuangan Korea Selatan-AS membahas stabilitas nilai tukar USD/KRW.
PASAR EROPA & ASIA: Indeks STOXX 600 Eropa naik 0,6%, dipimpin oleh sektor Defensif dan rebound di sektor Energi. Sebagian besar pasar regional Eropa ditutup lebih tinggi. Ekonomi Inggris tumbuh 0,2% MoM pada bulan Maret (di atas ekspektasi), menghasilkan pertumbuhan PDB Q1 sebesar 0,7% QoQ dan 1,3% YoY (lebih baik dari estimasi). Sebaliknya, PDB Q1 ZONA EROPA berada di bawah ekspektasi, tumbuh 0,3% QoQ (vs konsensus 0,4%) meskipun Produksi Industri mereka naik secara signifikan. MSCI Asia Pasifik ex-Jepang turun 0,15% setelah euforia awal minggu memudar. Fokus utama Asia pada hari Jumat adalah data PDB Q1 Jepang: dirilis pagi ini, terkontraksi 0,7% YoY, lebih besar dari kontraksi tahunan -0,2% yang diprediksi oleh jajak pendapat Reuters, setelah sebelumnya tumbuh 2,4% pada Q4 2024. PDB turun 0,2% QoQ, juga di bawah penurunan -0,1% yang diharapkan. Permintaan eksternal sebagai komponen PDB merupakan hambatan terbesar pada pertumbuhan keseluruhan, turun 0,8% QoQ, lebih besar dari penurunan 0,6% yang diperkirakan. Angka-angka ini menunjukkan melemahnya ekspor Jepang selama kuartal tersebut, di tengah ketidakpastian atas tarif perdagangan AS dan penurunan permintaan di pasar-pasar utama seperti China.
KOMODITAS: BRENT Minyak mentah turun lebih dari 2% karena meningkatnya ekspektasi kesepakatan nuklir AS-Iran yang dapat meringankan sanksi dan membuka pasokan baru ke pasar global. Para analis komoditas meyakini bahwa penurunan harga minyak menambah tekanan deflasi global, terutama di Eropa yang masih terpengaruh oleh kekhawatiran tarif AS. EMAS Berjangka AS naik 1,2% menjadi US$3.226,6/oz, didorong oleh ketidakpastian geopolitik dan pelemahan dolar. Pada sesi sebelumnya, emas sempat mencapai level terendah satu bulan di $3.120/oz, kemudian rebound dan ditutup hampir 2% lebih tinggi di $3.235/oz.
INDONESIA: Data Neraca Perdagangan yang seharusnya dirilis kemarin (pertengahan bulanan), tiba-tiba ditunda oleh BPS hingga awal bulan depan dan akan terus seperti itu mulai Juni (bersama data Inflasi & Pariwisata). Langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya ini dipandang oleh para ekonom sebagai berpotensi menjadi preseden buruk & memicu sentimen negatif terhadap pasar keuangan, dan dapat berdampak buruk pada nilai Rupiah terhadap USD dalam jangka pendek. Seperti diketahui, pertumbuhan Ekspor-Impor merupakan data strategis untuk mengukur arah perekonomian global mengingat Tiongkok merupakan salah satu mitra dagang terbesar Indonesia yang berkontribusi sekitar 10%-30% terhadap PDB.
IHSG: kembali mencatat penguatan kuat di atas level psikologis 7.000, ditutup pada level 7.040,16 atau menguat 60,28 poin / +0,86%, diiringi aksi beli bersih asing sebesar Rp1,69 triliun (seluruh pasar).
Menyikapi beragam kondisi tersebut, analis Kiwoom Sekuritas melihat posisi penutupan ini masih membuka potensi kenaikan lebih lanjut menuju TARGET berikutnya: 7.150 -7.250.
“Strategi penerapan Trailing Stop merupakan strategi yang paling tepat untuk membiarkan profit Anda terus mengalir,” sebut analis Kiwoom Sekuritas dalam riset Jumat (16/5).
https://pasardana.id/news/2025/5/16/analis-market-1652025-ihsg-berpotensi-lanjutkan-penguatan/