Home Bisnis MARKET ANALIS MARKET (18/11/2024) : Ada Potensi Peningkatan Volatilitas Harga dan Yield SBN...

ANALIS MARKET (18/11/2024) : Ada Potensi Peningkatan Volatilitas Harga dan Yield SBN Berdenominasi Rupiah

6
0

Beritamu.co.id – Riset harian fixed income BNI Sekuritas menyebutkan, Harga Surat Utang Negara (SUN) ditutup menguat pada sesi perdagangan terakhir di pekan lalu.  

Berdasarkan data dari PHEI, yield SUN Benchmark 5-tahun (FR0101) turun sebesar 1 basis poin menjadi 6,68%, dan yield SUN Benchmark 10-tahun (FR0100) turun sebesar 4 basis poin ke level 6,88%.

Data Bloomberg menunjukkan yield curve SUN 10-tahun (GIDN10YR) turun sebesar 4 basis poin ke level 6,92%.  

Sedangkan Volume transaksi SBN secara outright traded tercatat sebesar Rp13,9 triliun kemarin, lebih rendah dari volume transaksi di hari sebelumnya yang tercatat sebesar Rp16,8 triliun.

FR0103 dan FR0101 menjadi dua seri teraktif di pasar sekunder, dengan volume transaksi masing – masing sebesar Rp2,9 triliun dan Rp2,2 triliun.  

Sementara itu, volume transaksi obligasi korporasi secara outright tercatat sebesar Rp759,3 miliar. 

Laporan Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah oleh Bank Indonesia (BI) menunjukkan jual neto oleh investor asing sebesar Rp7,42 triliun berdasarkan data transaksi tanggal 11 – 14 November 2024.  

Jual neto tersebut terdiri dari beli neto sebesar Rp0,35 triliun di pasar SBN, jual neto sebesar Rp4,12 triliun di pasar saham, dan jual neto sebesar Rp3,65 triliun di pasar Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).  

Laporan tersebut juga menunjukkan berdasarkan data setelmen year-to-date per 14 November 2024, nonresiden telah mencatatkan beli neto Rp37,29 triliun di pasar SBN, beli neto Rp30,88 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp192,98 triliun di SRBI. 

Baca Juga :  Alibaba CS Akan Lego GOTO

Di sisi lain, data Bloomberg menunjukkan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS melemah 0,08%, bergerak dari level Rp15.862/US$ di hari Kamis menjadi Rp15.874/US$. 

Dari eksternal, Indikator global per posisi Jumat menunjukkan sentimen yang cenderung mixed.  

Yield curve US Treasury (UST) 5-tahun turun sebesar 2bp menjadi 4,30%, sedangkan yield curve UST 10-tahun bertahan di 4,43%.  

Sementara itu, Credit Default Swap (CDS) 5-tahun Indonesia meningkat sebesar 2bp menjadi 73bp.  

Secara week-over-week, yield curve UST 10-tahun meningkat sebesar 13bp, CDS 5-tahun Indonesia meningkat sebesar 4bp, dan Rupiah melemah terhadap US$ sebesar 1,29%.  

In line dengan indikator-indikator tersebut, yield curve SUN 10-tahun (GIDN10YR) mencatatkan peningkatan mingguan sebesar 18bp.

Para market participant menanti hasil RDG Bank Indonesia yang akan diselenggarakan pada 19-20 November 2024.  

Dengan mempertimbangkan kondisi pasar yang didiskusikan di atas, BNI Sekuritas melihat adanya potensi peningkatan volatilitas harga dan yield instrumen SBN berdenominasi Rupiah. Untuk periode 18 – 22 November 2024, BNI Sekuritas memperkirakan yield curve SUN 10-tahun akan berada di kisaran 6,78-7,05%. Berdasarkan valuasi yield curve, BNI Sekuritas memperkirakan bahwa obligasi berikut akan menarik bagi para investor: FR0086, FR0087, FR0073, FR0096, FR0068, FR0080, FR0103, FR0072, FR0045, FR0098,” sebut Head of Fixed Income Research BNI Sekuritas, Amir Dalimunthe dalam riset Senin (18/11). 


https://pasardana.id/news/2024/11/18/analis-market-18112024-ada-potensi-peningkatan-volatilitas-harga-dan-yield-sbn-berdenominasi-rupiah/

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here