Home Bisnis MARKET ANALIS MARKET (25/9/2024) : IHSG Diprediksi Rebound

ANALIS MARKET (25/9/2024) : IHSG Diprediksi Rebound

6
0

Beritamu.co.id –  Riset harian NH Korindo Sekuritas menyebutkan, Indeks saham global naik ke level tertinggi sepanjang masa dan harga Tembaga mencapai level terkuat dalam 10 minggu pada perdagangan hari Selasa (24/09/24) setelah China mengumumkan langkah-langkah stimulus untuk mendukung ekonominya.

Dow Jones Industrial Average dan S&P 500 mencatatkan rekor penutupan tertinggi didukung saham-saham Pertambangan yang melonjak. Yuan China mencapai level tertinggi dalam 16 bulan terhadap Dollar AS, dan harga minyak naik ke level tertinggi dalam 3 minggu setelah good news dari China, importir minyak mentah terbesar di dunia.

Dow Jones Industrial Average naik 0,20%, menjadi  42.208,22, S&P 500 menguat 0,25%, dan Nasdaq Composite terapresiasi 0,56%. S&P 500 sempat bergerak lebih rendah di sesi awal perdagangan setelah data menunjukkan US Consumer Confidence secara tak terduga turun pada bulan September (ke titik terendah 3 tahun) pada angka 98.7, dari 105.6 di bulan Aug; di tengah kekhawatiran yang meningkat atas kesehatan pasar tenaga kerja di sana.

Menanggapi data tersebut, pejabat US Federal Reserve mengatakan bahwa The Fed masih akan sangat berhati-hati melanjutkan kebijakan pemotongan suku bunga secara komponen dari Inflasi ini masih belum nyaman di level target 2% yang diinginkan The Fed.

Pejabat lainnya juga menyerukan untuk The Fed tidak terlalu agresif dalam melanjutkan laju penurunan FFR ini. Indeks MSCI dari saham di seluruh dunia naik 4,51 poin, atau 0,54%, menjadi 844,56 dan mencapai level tertinggi sepanjang masa. Indeks Eropa STOXX 600 naik 0,65%.

MARKET SENTIMENT:

— Gubernur bank sentral CHINA, Pan Gongsheng, mengumumkan rencana untuk menurunkan biaya pinjaman dan menyuntikkan lebih banyak dana ke dalam perekonomian, serta meringankan beban pembayaran hipotek rumah tangga. Pengumuman tersebut mencakup rencana pemotongan 50 basis poin pada rasio cadangan bank (= reserve requirement ratio). Paket stimulus ini yang bisa dibilang terbesar dari China sejak pandemi (demi mengangkat perekonomian mereka dari jeratan deflasi) , tak pelak memberikan booster kepada harga-harga komoditas pertambangan seperti Tembaga & Lithium , demikian pula terhadap saham-saham China yang terdaftar di AS, seperti Alibaba yang naik hampir 8%. Bursa Hong Kong Hang Seng dan Shanghai Composite masing-masing meroket 4% penutupan kemarin setelah berita ini keluar.

— PILPRES AS: Persaingan ketat antara Wakil Presiden Kamala Harris dan mantan Presiden Donald Trump membuat kedua kandidat memperoleh dukungan yang hampir sama, menurut jajak pendapat CNN yang dilakukan oleh SSRS. Dalam sebuah artikel, media tersebut mengatakan bahwa Harris didukung oleh 48% calon pemilih, sementara Trump berada di urutan kedua dengan 47%. CNN menyatakan bahwa dukungan Harris tampaknya bertumpu pada daya tarik pribadinya, kebanyakan wanita independen mendukungnya, bersama dengan pemilih yang lebih muda, demografi kulit hitam & Latino; ia pun dianggap lebih kuat pada topik seperti hak aborsi. Sementara dukungan Trump berakar pada rekam jejak ekonomi, issue imigrasi dan kebijakan luar negeri yang kuat di eranya; tak lupa adanya basis pemilih yang loyal.

CURRENCY & FIXED INCOME: YUAN China menguat 0,65% (titik tertinggi dalam 16 bulan) terhadap US DOLLAR menjadi 7,017 / USD setelah mencapai 7,0156 dalam sesi perdagangan. DOLLAR INDEX (DXY) memperpanjang penurunan setelah data Keyakinan Konsumen AS dirilis mengecewakan. DXY turun 0,57% menjadi 100,35, dengan Euro naik 0,59% menjadi USD 1,1178. Terhadap Yen Jepang, Dollar melemah 0,31% menjadi 143,15. Yield US TREASURY turun dalam perdagangan yang volatile karena data ekonomi AS yang lemah, meningkatkan kemungkinan bahwa The Fed dapat melakukan pemotongan suku bunga besar lainnya pada pertemuan kebijakan bulan November, walau pejabat The Fed lainnya menyarankan untuk tidak lagi adakan pemotongan seagresif FOMC Meeting Sept ini sebesar 50bps. Walau demikian, futures Fed Fund Rate memperkirakan peluang sebesar 62% untuk pemotongan suku bunga sebesar 50 bps pada pertemuan November, naik dari 54% pada hari Senin, menurut data LSEG. Sementara itu, pelonggaran standar sebesar 25 bps menunjukkan probability sebesar 38% pada hari Selasa. Pada perdagangan sore , yield US TREASURY tenor 10 tahun turun sedikit menjadi 3,733% setelah sebelumnya mencapai level tertinggi dalam tiga minggu di 3,81%.

Baca Juga :  ANALIS MARKET (01/10/2021) : Pasar Obligasi Berpotensi Menguat

MARKET ASIA & EROPA: Pembacaan awal PMI JEPANG menjelaskan sektor manufaktur yang terkesan melemah, namun masih terbantu oleh sektor jasa yang kian ekspansif. Sementara di EROPA, sudah bisa diduga pandangan iklim usaha di GERMAN dalam 6 bulan ke depan masih relatif pesimis, dilihat dari index German Ifo Business Climate yang turun ke angka 85.4 , lebih rendah dari ekspektasi & periode sebelumnya yang berada di atas angka 86 semua. Keyakinan konsumen yang menurun juga terjadi di KOREA SELATAN, dan penting bagi para pelaku pasar untuk perhatikan angka Inflasi JEPANG: BOJ CORE CPI yang diprediksi akan muncul pada level 1.8%, masih flat dari periode sebelumnya.

KOMODITAS: MINYAK mentah AS / US WTI naik USD 1,19 untuk menetap di USD 71,56 / barel, dan BRENT naik menjadi USD 75,17 per barel, menguat USD 1,27 pada hari Selasa. Harga kontrak tiga bulan TEMBAGA di London Metal Exchange melonjak 2,7% menjadi USD 9.802 / metrik ton setelah mencapai level tertinggi sejak 15 Juli di USD 9.825. Seperti diketahui, China adalah konsumen logam terbesar dunia. Harga spot EMAS menanjak 1,15% menjadi USD 2.658,69 / ons.

IHSG: Awal perdagangan kemarin Selasa sempat terjerembab ke titik Low 7717.84, akibat rontoknya harga saham BREN ke level terendah intraday 5675 sebelum akhirnya keduanya bangkit, baik indeks maupun BREN mampu ditutup di teritori positif, di mana IHSG akhirnya bukukan kenaikan tipis 2.76pts / +0.04% ke level 7778.49, didukung oleh arus beli asing senilai IDR 361 milyar. Gejolak tinggi IHSG tidak menggugah posisi nilai tukar RUPIAH yang masih nyaman di bawah 15200 / USD.

Adapun posisi IHSG saat ini masih terjepit di antara Resistance MA10 / 7800 dan Support MA20 / 7730, membuat analis NH Korindo Sekuritas harus memberi ADVISE untuk kembali perbanyak sikap WAIT & SEE, dan menjaga level TRAILING STOP ketat pada portfolio saham Anda, demi mengantisipasi gerakan volatile market yang mungkin terjadi.

Di satu sisi, menarik untuk perhatikan rotasi sektor mana lagi yang membuka kesempatan trading, terlebih yang terkena sentimen positif dari issue yang muncul baru-baru ini, terkait stimulus China yang membangkitkan sektor Pertambangan & Energy, yang mana sesuai dengan karakteristik bursa dalam negeri sendiri (commodity-driven).

“IHSG diprediksi Rebound,” sebut analis NH Korindo Sekuritas dalam riset Rabu (25/9).


https://pasardana.id/news/2024/9/25/analis-market-2592024-ihsg-diprediksi-rebound/

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here