Beritamu.co.id – Riset harian NH Korindo Sekuritas menyebutkan, sesuai ekspektasi, indeks saham utama AS ditutup dengan kerugian moderat dan US DOLLAR menguat dalam perdagangan yang bergejolak pada hari Rabu (18/9) setelah Federal Reserve AS memilih pemotongan besar pertama atas FED FUND RATE dalam lebih dari empat tahun.
Bank sentral AS memotong suku bunga acuan sebesar 50 bps, lebih besar dari 25 bps yang biasanya dilakukan untuk penyesuaian, dengan alasan confidence yang lebih besar bahwa Inflasi akan terus menurun ke target tahunan 2%.
Suku bunga tersebut, yang mengarahkan seberapa besar bunga yang dibayar bank satu sama lain dan memengaruhi suku bunga untuk konsumen, sekarang berada di kisaran 4,75%-5,00%, batas bawah dari kisaran yang diharapkan pasar.
Indeks acuan S&P 500 sempat naik hingga 1% setelah pengumuman sebelum turun dan ditutup turun 0,29% pada 5.618,26.
Para strategis pasar menganggap kenaikan 7 hari terakhir sudah mem-price-in moment rate cut ini.
Dow Jones Industrial Average ditutup melemah 0,25% pada 41.503,10, dan NASDAQ Composite memerah 0,31% menjadi 17.573,30.
Suku bunga telah berada di level tertinggi dalam lebih dari dua dekade sejak Juli 2023.
Indeks saham dunia MSCI naik ke rekor tertinggi selama sesi sebelum akhirnya berbalik minus 0,29% pada 826,29. DOLLAR INDEX, yang mengukur kekuatan nilai dolar AS terhadap sekeranjang mata uang termasuk Yen dan Euro, melemah setelah pengumuman sebelum akhirnya naik 0,07% menjadi 100,98.
Di pasar utang pemerintah AS, imbal hasil obligasi US Treasury tenor 2-tahun yang sensitif terhadap suku bunga naik 3,8 basis poin menjadi 3,6297%, dari 3,592% pada akhir Selasa.
Imbal hasil obligasi negara tenor 10-tahun naik 6,6 basis poin menjadi 3,708%, dari 3,642% pada akhir Selasa.
FED CHAIRMAN Jerome Powell mengatakan dia tidak melihat tanda-tanda resesi, dengan mengutip pertumbuhan yang solid, inflasi yang lebih rendah, dan pasar tenaga kerja yang masih berada pada tingkat yang sangat kuat.
Beliau menjustifikasi besaran 50bps pada pemotongan suku bunga pertama setelah 4,5 tahun demi mempromosikan lapangan kerja maksimal dan trend harga yang stabil.
Pelaku pasar sekarang sepenuhnya memperhitungkan pemotongan setidaknya 25 bps pada pertemuan bank sentral berikutnya di bulan November, dengan peluang sekitar 40% untuk pemotongan yang lebih besar pada 50 bps.
INDIKATOR EKONOMI: Selain Fed rate cut yang menjadi highlight utama, US dihadapkan pada data Building Permits & Housing Starts bulan Aug yang keduanya membukukan pertumbuhan bulanan cukup agresif, berbalik positif dari posisi kontraksi di bulan sebelumnya. Setidaknya kondisi ini mendukung pemikiran bahwa AS memang jauh dari resesi. Untuk hari ini, seperti biasa akan ditunggu angka Initial Jobless Claims mingguan, serta Philadelphia Fed Manufacturing Index (Sept), plus Existing Home Sales utk bulan Aug.
MARKET EROPA & ASIA:
— Selanjutnya dalam kalender kebijakan yang sibuk pekan ini adalah pertemuan BANK OF ENGLAND pada hari Kamis, yang diperkirakan pasar keuangan akan mempertahankan suku bunga tetap. Keputusan ini mungkin didukung oleh kenyataan Inflasi INGGRIS bulan Aug stabil di angka 2.2% yoy sesuai ekspektasi, walau terjadi deflasi pada PPI mereka.
— Setali tiga uang, tingkat Inflasi EUROZONE pun berada pada angka 2.2% yoy sesuai ekspektasi, dengan demikian UK & EUROZONE berada pada trajectory menuju Target Inflasi 2% dari bank sentral mereka masing-masing.
— BANK OF JAPAN pun diharapkan menahan suku bunga tak berubah pada hari Jumat. Pada Rabu sore waktu setempat setelah pertemuan The Fed, YEN JEPANG menguat 0,11% menjadi 142,24 / USD . Poundsterling menguat 0,28% menjadi USD 1,3193.
KOMODITAS: Harga EMAS turun 0,62% menjadi USD 2.553,67 / ons, setelah menyentuh rekor tertinggi awal pekan ini. Harga MINYAK juga turun, karena pemotongan suku bunga dipandang sebagai respons terhadap kekhawatiran pasar tenaga kerja AS. Minyak BRENT ditutup pada USD 73,65 / barel, turun 5 sen.
INDONESIA: RAPAT DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA secara mengejutkan memotong suku bunga acuan BI7DRR sebesar 25bps ke level 6.0% sebagai langkah antisipasi Fed rate cut yang akhirnya memang terwujud sebesar 50bps ke level 4.75% – 5.0%. Pasar memperkirakan BI mendasari keputusan tersebut yang sebagian pihak menilai sebagai langkah yang kurang prudent walau dalam kenyataan Inflasi Indonesia aman terkendali di level 2.12% dan RUPIAH belakangan ini nyaman di bawah 15400 / USD (bahkan kemarin USD/IDR sempat menyentuh titik terendah 15164 sebelum ditutup sedikit menguat ke 15321, dan membentuk candle bullish reversal serupa Dragonfly / long-leg Hammer, di area Support dengan indikasi RSI positive divergence; suggesting technical rebound bagi USD di depan mata.) Arus beli asing juga dipantau masih konsisten di mana kemarin mereka bukukan pembelian sebesar IDR 931.24 miliar (RG market), berarti sejauh tahun 2024 ini berjalan mereka telah mengumpulkan pundi-pundi saham Indonesia senilai IDR 5.77 triliun. Perilaku IHSG tak jauh beda dengan DJI dkk, yang mana pada perdagangan intraday kemarin Rabu IHSG sempat menyentuh titik rekor tertinggi terbaru 7879, sebelum akhirnya ditutup turun 2.6pts ke level 7829. Pertanyaan yang menghantui para pelaku pasar: apakah sisa September ini akan diwarnai oleh gelombang konsolidasi, yang cocok dengan tema musiman Sept sebagai bulan sulit sepanjang sejarah stock market? Strategi yang paling bijak masih menggunakan Trailing Stop sebagai acuan decision-making para investor/trader.
Analis NH Korindo Sekuritas melihat Support terdekat adalah MA10 di sekitar 7760 hari ini. Jika IHSG closing di bawah level tersebut, silakan kurangi muatan portfolio Anda (jual bertahap).
“Secara teknikal, IHSG membentuk pola Inverted hammer,” sebut analis NH Korindo Sekuritas dalam riset Kamis (19/9).
https://pasardana.id/news/2024/9/19/analis-market-1992024-ihsg-diprediksi-membentuk-pola-inverted-hammer/