Beritamu.co.id – Riset harian NH Korindo Sekuritas menyebutkan, Indeks acuan S&P 500 dan Dow Jones Industrial Average ditutup lebih rendah dalam perdagangan yang volatile hari Kamis (05/9) setelah rilis serangkaian laporan ekonomi dan para investor memperhatikan data ketenagakerjaan penting yang akan dirilis pada hari Jumat (06/9).
DJIA turun 219,22 poin, atau 0,54%, menjadi 40.755,75, S&P 500 melemah 0,30%, menjadi 5.503,41, dan Nasdaq Composite naik tipis 0,25%, menjadi 17.127,66.
Delapan dari 11 sektor S&P 500 mengalami penurunan, dipimpin oleh sektor perawatan kesehatan dan industri. Sektor konsumsi non-primer memimpin penguatan, sebagian didorong oleh Tesla.
Pasar gelisah menjelang rilis data NONFARM PAYROLLS yang komprehensif — yang kemungkinan akan menjadi acuan bagi Federal Reserve untuk mulai memangkas suku bunga akhir bulan ini.
Sebelumnya dalam sesi tersebut, indeks utama Wall Street menguat karena indikator ekonomi membantu meredakan kekhawatiran atas penurunan pasar tenaga kerja.
Survei dari Institute for Supply Management menunjukkan aktivitas sektor jasa meningkat di bulan Agustus sementara klaim pengangguran menurun pekan lalu, demikian menurut data dari Departemen Tenaga Kerja.
Friendly reminder: bulan September secara historis merupakan bulan yang lemah bagi pasar ekuitas AS, dengan S&P 500 turun sekitar 1,2% secara rata-rata sejak tahun 1928.
Indeks ini telah turun lebih dari 2,5% sejauh minggu ini dan saham Teknologi telah anjlok sekitar 4,8%.
INDIKATOR EKONOMI: ADP NONFARM EMPLOYMENT CHANGE menjelaskan bahwa pada bulan Agustus, perusahaan swasta AS merekrut pekerja paling sedikit sejak Januari 2021 dan data untuk bulan sebelumnya direvisi turun, yang mungkin mengisyaratkan penurunan tajam di pasar tenaga kerja. Ini semakin memperkuat pandangan bahwa pelemahan di sektor tenaga kerja yang mulai mencuat pada laporan July, masih akan berlanjut ke periode2 berikutnya. Adapun penerimaan tenaga kerja baru di sektor swasta naik 99ribu di bulan Agustus, dibandingkan dengan total revisi turun 111 ribu pada bulan Juli. Para ekonom memperkirakan angka tersebut akan mencapai 144 ribu, naik dari angka awal bulan Juli sebesar 122 ribu. Sementara itu, jumlah orang Amerika yang mengajukan tunjangan pengangguran untuk pertama kali tercatat sebanyak 227 ribu pada pekan yang berakhir pada 31 Agustus, turun 5 ribu dari level revisi (naik) minggu sebelumnya yang sebesar 232 ribu. Perkiraan sebelumnya menunjukkan angka ini akan sejajar dengan angka awal INITIAL JOBLESS CLAIMS minggu lalu sebesar 231 ribu. Kedua data tersebut, yang dirilis menjelang laporan Nonfarm Payrolls pada hari Jumat, memperkuat spekulasi akan adanya pemangkasan suku bunga Fed yang lebih besar, yaitu 50bps pada FOMC Meeting bulan September ini, yang kini diperkirakan memegang peluang 45% dengan total 111bps pelonggaran kebijakan yang diharapkan hingga akhir tahun.
PETA POLITIK AS: Survei nasional terbaru yang dilakukan oleh Emerson College Polling mengungkapkan bahwa Wakil Presiden Kamala Harris unggul tipis atas mantan Presiden Donald Trump pada pertarungan kursi kepresidenan AS, dengan 49% mendukung Harris dan 47% mendukung Trump. Dalam lanskap politik yang lebih luas, surat suara kongres umum menunjukkan bahwa 48% pemilih mendukung kandidat Demokrat, sementara 44% mendukung kandidat Republik. Survey popularitas untuk Harris dan Trump sangat berimbang, dengan 51% memandang Harris secara positif dan 49% tidak positif, dan Trump memegang skor dukungan 47% dengan 53% memandangnya secara negatif.
MARKET ASIA & EROPA: KOREA SELATAN melaporkan GDP 2Q pada tingkat 2.3% yoy, walau ini sejalan dengan ekspektasi namun kenyataannya ekonomi melambat dibanding pertumbuhan kuartal 1 pada tingkat 3.3%. NIKKEI JEPANG sudah turun 5% minggu ini, dan bisa jatuh lebih dalam lagi jika YEN terus menguat. Dollar merosot di bawah 143,00 Yen pada hari Kamis untuk pertama kalinya sejak 5 Agustus dan dari momentumnya terlihat akan lanjutkan penurunan. Dengan mata uang yang lebih kuat di kantong mereka, investor Jepang mengumpulkan aset di luar negeri. Data ekonomi di hari Kamis menunjukkan bahwa terdapat beli bersih pada obligasi asing untuk minggu kelima, dan pembelian bersih saham asing untuk minggu ketiga. Dengan prospek pemangkasan suku bunga The Fed dan kecenderungan pengetatan kebijakan moneter lebih lanjut dari BOJ, ini merupakan resep kombinasi untuk penguatan Yen lebih lanjut. Data pengeluaran rumah tangga Jepang untuk bulan Juli telah dirilis pada hari Jumat pagi ini, menyusul angka pada hari Kamis yang menunjukkan upah riil naik pada bulan Juli untuk bulan kedua. Ternyata belanja rumah tangga anjlok di bulan Juli 1.7%, lebih rendah dari kontraksi 0.2% yang diperkirakan para ekonom, menunjukkan trend pelemahan dari pertumbuhan 0.1% di bulan sebelumnya. Setidaknya data ini mungkin sedikit menahan BOJ menaikkan suku bunga lagi, sekaligus membatasi kenaikan Yen lebih lanjut. Dari belahan dunia lainnya, angka GDP 2Q EUROZONE akan jadi perhatian pasar Eropa hari ini.
IHSG benar-benar terlihat gamang di ketinggian sekitar rekor tertinggi 7726, walau perdagangan kemarin masih didukung oleh Foreign Net Buy sekitar IDR 584.58 miliar (RG market); dengan demikian berhasil membuat posisi BELI ASING YTD menjadi kembali hijau untuk pertama kalinya setelah berbulan-bulan didera jual massive, senilai IDR 313.95 miliar (RG market). Nilai tukar RUPIAH tak hilang keperkasaannya bahkan saat ini di bawah IDR 15400 / USD.
Walau demikian, menghadapi data penting NONFARM PAYROLL nanti malam di US dan apa reaksi market setelahnya, analis NH Korindo Sekuritas tetap menyarankan untuk tidak terlalu agresif positioning buy di saat sekarang ini, dan lebih waspada untuk menetapkan Trailing Stop.
“IHSG berpotensi pembalikan arah,” sebut analis NH Korindo Sekuritas dalam riset Jumat (06/9).
https://pasardana.id/news/2024/9/6/analis-market-0692024-ihsg-berpotensi-pembalikan-arah/