Beritamu.co.id – Riset harian fixed income BNI Sekuritas menyebutkan, harga Surat Utang Negara (SUN) bergerak variatif dengan kecenderungan menguat pada sesi perdagangan kemarin.
Berdasarkan data dari PHEI, yield SUN Benchmark 5-tahun (FR0101) turun sebesar 2 basis poin ke level 6,50%, dan yield SUN Benchmark 10-tahun (FR0100) turun sebesar 1 basis poin ke level 6,62%.
Sementara data Bloomberg menunjukkan level yield curve SUN 10-tahun (GIDN10YR) tidak berubah di level 6,63%.
“Level yield curve SUN 10-tahun saat ini masih in line dengan estimated range kami untuk minggu ini, yaitu di kisaran 6,49-6,76%,” sebut analis BNI Sekuritas dalam riset Kamis (29/8).
Sedangkan volume transaksi SBN secara outright tercatat sebesar Rp15,7 triliun kemarin, tidak banyak berubah dibandingkan dengan volume transaksi di hari sebelumnya yang tercatat sebesar Rp16.6 triliun.
FR0100 dan FR0101 menjadi dua seri teraktif di pasar sekunder, dengan volume transaksi masing – masing sebesar Rp3,13 triliun dan Rp1,61 triliun.
Sementara itu, volume transaksi obligasi korporasi secara outright tercatat sebesar Rp680,1 miliar.
Adapun data Bloomberg menunjukkan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS menguat sebesar 0,47%, bergerak dari level Rp15.495/US$ di hari Selasa menjadi Rp15.422/US$.
Dari eksternal, Indikator global menunjukkan sentimen yang cenderung mixed.
Yield curve US Treasury (UST) 5-tahun turun sebesar 3bp dari hari sebelumnya menjadi 3,63%, sementara yield curve UST 10-tahun meningkat sebesar 1bp menjadi 3,84%.
Credit Default Swap (CDS) 5-tahun Indonesia juga meningkat sebesar 1bp menjadi 68bp.
“Dengan mempertimbangkan kondisi pasar yang didiskusikan di atas, kami melihat adanya potensi peningkatan volatilitas harga dan yield instrumen SBN berdenominasi Rupiah. Berdasarkan valuasi yield curve, kami memperkirakan bahwa obligasi berikut akan menarik bagi para investor: FR0081, FR0040, FR0084, FR0101, FR0052, FR0085, FR0073, FR0054, FR0074, FR0096,” sebut analis BNI Sekuritas.
https://pasardana.id/news/2024/8/29/analis-market-2982024-ada-potensi-peningkatan-volatilitas-harga-dan-yield-sbn-berdenominasi-rupiah/