Jakarta, BeritaMu.co.id – Pengetatan kebijakan moneter (tapering off) oleh bank sentral Amerika Serikat (AS) menjadi salah satu isu yang dominan di pasar keuangan global. Bagaimana Bank Indonesia (BI) merespons hal ini? Apakah MH Thamrin juga siap untuk mengetatkan kebijakan moneter?
Destry Damayanti, Deputi Gubernur Senior BI, mengatakan pelaku pasar bertanya-tanya kira-kira kapan tapering off akan dilakukan oleh The Federal Reserve/The Fed. “Apakah akan meningkatkan suku bunga, ini masih debatable,” ujar Destry dalam webinar Himbara bertema ‘Sinergi Menjaga Momentum dan Optimisme Pemulihan Ekonomi’ live di BeritaMu.co.id pada, Jumat (6/8/2021).
Namun yang jelas, lanjut Destry, BI sudah mengantisipasi dan menyiapkan strategi yang harus ditempuh. Sejauh ini, BI masih berkomitmen untuk menerapkan kebijakan yang akomodatif. Salah satunya karena tekanan inflasi domestik yang masih terbatas,
“Sepanjang 2021, kami melihat tekanan inflasi belum tampak. Inflasi Juli masih rendah, meski ada pick up sedikit tapi masih dalam level yang managable,” katanya.
Oleh karena itu, tambah Destry, BI akan mempertahankan suku bunga rendah. Saat ini suku bunga acuan BI 7 Day Reserve Repo Rate berada di 3,5%, terendah sepanjang sejarah. BI juga akan tetap menjamin likuiditas selalu memadai (ample).
“Apa yang diantisipasi seandainya The Fed atau bank sentral Eropa melakukan tapering, kami akan lihat dampaknya. Menyesuaikan suku bunga adalah alternatif terakhir,” tegasnya.
[]
(aji/aji)
Demikian berita mengenai Soal Kenaikan Bunga Acuan, BI: Alternatif Terakhir!, ikuti terus update berita dari kami
Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20210806153107-17-266731/soal-kenaikan-bunga-acuan-bi-alternatif-terakhir