Home Bisnis MARKET Terbengkalai Sejak 1984, Menteri Trenggono Bangun Tempat Budidaya Ikan Nila Salin Seluas...

Terbengkalai Sejak 1984, Menteri Trenggono Bangun Tempat Budidaya Ikan Nila Salin Seluas 80 Hektare

18
0

Beritamu.co.id – Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono membuat terobosan dengan membangun tempat Budidaya Ikan Nila Salin dengan memamfaatkan lahan seluas 80 hektare. Pembuatan tempat budidaya ini di lahan yang sudah tidak berfungsi ini sudah dilakukannya sejak setahun lalu, 2023 dan menelan anggaran senilai Rp 76 miliar.

Adapun lokasi lahan tersebut berada di Kawasan Karawang, Jawa Barat (Jabar) itu yang merupakan tambak udang bernama Proyek Pandu Tambak Inti Rakyat yang dibangun Presiden Soeharto pada 1984, tetapi berhenti pada 1998.

Sejak program tersebut tidak berjalan, lahan tambak udang itu terkontaminasi sehingga menjadi aset negara tanpa fungsi selama puluhan tahun. 

“Kami mencoba untuk memperbarui dan menggunakan tambak ini sebagai lokasi budidaya ikan nila salin,” kata Trenggono dalam siaran, Selasa (7/5). Oleh karenanya, Kementerian KP membentuk proyek Modeling Budidaya Ikan Nila Salin yang rencananya akan diresmikan Presiden Joko Widodo pada Rabu (8/5/2024).

Trenggono mengatakan, pembangunan modeling itu merupakan upaya Kementerian KP dengan masyarakat tani dalam rangka meningkatkan produksi ikan nila nasional. 

Baca Juga :  Vonovia Alami Kerugian 2 Miliar Euro

“Ini juga menjadi salah satu komoditas strategis yang bisa menjadi andalan Indonesia di pasar internasional,” ujarnya. 

Pembangunan modeling budidaya nila salin ini terbagi dalam empat kawasan tambak, yakni blok A, B, C, dan D. 

Modelling klaster budidaya ikan nila salin tersebut diharapkan bisa menjadi percontohan budidaya ikan nila salin bagi pelaku usaha yang memanfaatkan perairan umum, seperti danau. 

Kementerian KP melakukan berbagai perubahan, mulai dari infrastruktur jalan, perkantoran, penerangan, hingga penataan kolam produksi. Selain kolam produksi, terdapat pula fasilitas lain, seperti instalasi pengelolaan air limbah (IPAL), inlet dan outlet, tandon, hingga laboratorium. 

Sedangkan untuk proses produksi tambak tersebut mengedepankan teknologi terkini, salah satunya penggunaan mesin pakan otomatis. Produktivitas modeling diharapkan bisa mencapai sekitar 7.020 ton per siklus atau senilai Rp 210,6 miliar dengan asumsi harga jual ikan nila salin Rp 30.000 per kilogram (kg). 

Dengan asumsi hitungan ekonomi harga pokok produksi Rp 24.500 per kg, modeling akan menghasilkan keuntungan sekitar Rp 38,6 miliar.

 


https://pasardana.id/news/2024/5/8/terbengkalai-sejak-1984-menteri-trenggono-bangun-tempat-budidaya-ikan-nila-salin-seluas-80-hektare/

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here