Beritamu.co.id – Direktur Utama PT Bank Jtrust Indonesia Tbk (IDX: BCIC), Ritsuo Fukadai melaporkan perseroan masih mengalami defisit sedalam Rp12,321 triliun pada akhir tahun 2023.
Nilai defisit tersebut menyusut 0,22 persen dibanding akhir tahun 2022 yang menyentuh Rp12,321 triliun.
Pendorongnya, BCIC mencatatkan laba bersih sebesar Rp27,902 miliar pada tahun 2023 atau anjlok 67,7 persen dibanding akhir tahun 2022 yang mencapai Rp86,621 miliar.
Dampaknya, laba per saham ke level Rp1,54 per saham pada akhir Desember 2023. Sedangkan di akhir Desember 2022 berada di level Rp5,47 per helai.
Padahal pendapatan bunga bersih tumbuh 28,3 persen secara tahunan menjadi Rp805,06 miliar pada tahun 2023.
Hasil itu sejalan dengan pinjaman yang diberikan sebesar Rp23,732 triliun pada tahun 2023, atau tumbuh 22,7 persen dibanding tahun 2022 yang terbilang Rp19,16 triliun.
Seiring dengan itu, rasio kredit bermasalah atau NPL gross membaik menjadi 1,03 persen dari 1,8 persen pada akhir Desember 2022.
Sedangkan NPL net turut membaik menjadi 0,71 persen dari 1,31 persen pada akhir tahun 2022.
Tapi pendapatan operasional lainnya amblas 57,4 persen secara tahunan yang tersisa Rp255,8 miliar pada akhir tahun 2023.
Walau total beban operasional lainnya dapat ditekan sedalam 45 persen secara tahunan menjadi Rp24,872 miliar pada tahun 2023.
Tapi laba operasional tetap terpangkas 45 persen secara tahunan yang tersisa Rp24,872 miliar.
Sementara itu, total simpanan dari nasabah tumbuh 24,7 persen secara tahunan menjadi Rp32,005 triliun pada akhir tahun 2023.
Namun rasio Kewajiban Penyedian Modal Minimum (KPMM) turun menjadi 14,04 persen pada akhir Desember 2023, sedangkan di akhir Desember 2022 mencapai 14,86 persen.
Adapun BOPO 99,12 persen, ROA 0,06 persen, ROE 0,89 persen, NIM 2,67 persen.
https://pasardana.id/news/2024/5/6/ritsuo-fukadai-lapor-bcic-masih-defisit-rp12-3-triliun-di-tahun-2023/