Beritamu.co.id – Riset harian NH Korindo Sekuritas menyebutkan, S&P500 ditutup melemah pada perdagangan hari Kamis (4/1/23), sementara NASDAQ memimpin pelemahan dengan turun 0.56%, meskipun Dow Jones Industrial berhasil mencatatkan kemenangan tipis didukung oleh saham-saham keuangan dan menguatnya data pekerjaan.
S&P500 nampak mengalami awal tahun terburuk sejak 2015, dengan penurunan konsisten selama tiga hari pertama di awal tahun 2024, seiring para investor masih terus take profit pada saham-saham sektor teknologi setelah rally kuat di minggu-minggu terakhir tahun lalu.
Perkiraan bahwa The Fed akan mulai menurunkan suku bunga tahun ini telah mendorong sebagian besar bullish wave menjelang akhir tahun 2023, meskipun risalah terbaru dari FOMC meeting bulan Desember lalu tidak memberikan banyak petunjuk mengenai kapan pelonggaran tersebut akan dimulai.
Kenaikan imbal hasil pada obligasi AS dengan tenor yang lebih panjang – alias benchmark 10 tahun, berakhir pada 4% – mendorong para pedagang untuk beralih dari growth sector ke saham-saham lain.
Dari data ekonomi terbaru, laporan ketenagakerjaan nasional US ADP Nonfarm Employment Change menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan swasta AS mempekerjakan lebih banyak pekerja dari yang diperkirakan pada bulan Desember (actual: 164k, versus forecast 115k, versus previous 110k), menunjukkan kekuatan pasar tenaga kerja yang akan terus menopang perekonomian.
Sementara itu, laporan mingguan Departemen Tenaga Kerja menunjukkan ternyata ada lebih banyak orang Amerika yang mengajukan klaim pengangguran dari yang diperkirakan (actual: 202k, versus forecast 216k, versus previous: 220k). Data ekonomi lain menunjukkan US S&P Global Composite PMI di bulan Desember masih bertahan di wilayah ekspansif dengan bantuan terbesar dari sektor jasa yang lebih berkembang.
Akan menyusul hari Jumat ini adalah data penting Nonfarm Payroll yang akan melengkapi data tenaga kerja resmi AS, pertumbuhan rata-rata Upah per jam ditambah Unemployment Rate (Des.), Factory Orders (Nov.), dan ISM Non-Manufacturing PMI (Des.).
MARKET EROPA: Eurozone mencatat Composite PMI (Des.) semakin membaik walau masih di dalam lingkup kontraksi, sementara Inggris membukukan kinerja yang semakin ekspansif di sektor jasa. Adapun German CPI (Des.) diperkirakan akan bertengger di angka 3.7% yoy, lebih tinggi dari bulan sebelumnya pada 3.2%. Lebih lanjut dari benua Eropa hari ini, para pelaku pasar akan fokus pada data ekonomi berikut: German Retail Sales (Nov.), Construction PMI (Des.) for German, Eurozone, and UK; dan yang menjadi highlight adalah: perkiraan awal CPI Eurozone yang diprediksi akan berada memanas ke level 3.0% yoy, naik dari 2.4% di bulan sebelumnya berkat meningkatnya belanja pada festive season akhir tahun.
MARKET ASIA: Jepang dan China pun tak mau kalah dengan laporkan angka Manufacturing PMI Jepang dan Caixin Services PMI untuk China yang keduanya menunjukkan pertumbuhan di bulan Desember. Pagi ini telah menyusul angka au Jibun Bank Japan Services PMI yang tampak masih bertahan di wilayah ekspansi untuk bulan Desember.
KOMODITAS: Sektor Energi yang turun 1.6% menjadi biang kerok pelemahan S&P500 setelah didata ada peningkatan persediaan bahan bakar AS yang mendorong harga MINYAK mentah lebih rendah. Tercatat ada peningkatan stok bensin dan minyak sulingan mingguan secara signifikan yang menutupi kenyataan bahwa ada pula penurunan stok minyak mentah di atas perkiraan. Minyak mentah Brent turun 66 sen, atau 0,8%, menjadi USD77,59. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS turun 51 sen, atau 0,7%, menjadi USD72,19. Permintaan bahan bakar yang rendah dan peningkatan persediaan yang besar berdasarkan data dari US Energy Information Administration ini akhirnya membebani harga. Adapun stok BENSIN naik 10,9 juta barel menjadi 237 juta barel, kenaikan mingguan tertinggi dalam lebih dari 30 tahun. Stok MINYAK SULINGAN minggu lalu naik 10,1 juta barel menjadi 125,9 juta barel. Di sisi lain, persediaan minyak mentah AS nyatanya berkurang 5,5 juta barel dalam seminggu, seperti ditunjukkan oleh data EIA, yang mana sebagian besar mencerminkan efek gangguan pengiriman di Laut Merah. Situasi keamanan di Laut Merah telah memaksa banyak penyulingan dan pembeli minyak mentah untuk beli ke Amerika Serikat dibandingkan mengarungi kapal mereka mengelilingi Afrika.
IHSG sukses menjadi market leader pada perdagangan Kamis kemarin, dengan kenaikan 1.1% ke level 7359.76 memasuki wilayah ALL TIME HIGH tahun 2022 di kisaran 7355-7377 didukung oleh Foreign Net Buy IDR 1.3 triliun.
Walau masih pertahankan sikap let your profit run, namun pada titik ini, analis NH Korindo Sekuritas memperkirakan penguatan IHSG akan semakin lebih terbatas (limited upside potential), walaupun pergerakan bullish masih kuat di atas platform MA10.
“IHSG rawan koreksi,” sebut analis NH Korindo Sekuritas dalam riset Jumat (05/1).
https://pasardana.id/news/2024/1/5/analis-market-0512024-ihsg-rawan-koreksi/