Beritamu.co.id – Di Indonesia, minat pelaku usaha untuk turut serta meramaikan bursa karbon kian meningkat seiring dengan akan diterapkan pajak karbon pada tahun 2026.
Menurut Direktur IDXCarbon, Jeffrey Hendrik bahwa jumlah Pengguna Jasa Bursa Karbon (PJBK) saat ini tercatat mencapai 33, melonjak dibanding saat peresmian bursa karbon pada tanggal 26 September 2023 yang hanya 15 PJBK.
“Sekarang kami juga telah menerima 24 entitas yang mengajukan diri sebagai PJBK,” kata dia dalam seminar daring, Selasa (21/11/2023).
Ia menambahkan, dari sisi volume, IDXCarbon mencatakan 468 ribu ton karbondioksida sampai dengan tanggal 20 November 2023.
“Nilai transaksi bursa karbon kita juga jauh lebih tinggi dibanding bursa karbon Malaysia dan Singapura yang hanya 160 ribu ton Co2,” ungkap dia.
Sementara itu, Country General Councel MetaVerse Green Exchange, Charya Rabindra Lukman menyatakan, bursa karbon akan makin marak seiring dengan penerapan pajak karbon pada tahun 2026.
“Pajak karbon adalah tentang melindugi ambisi iklim Indonesia dengan melakukan investasi hijau yang berkelanjuutan bagi perusahaan perusahaan di Indonesia,” terang dia.
Sebagai perbandingan, Charya mengungkapkan, Uni Eropa juga akan menerapkan pajak karbon pada tahun 2026.
Ia bilang, Uni Eropa akan mengenakan pajak karbon atas selisih ambang batas emisi karbon kepada industri Baja, Semen, Aluminium, Bahan Kimia dan Lisrik.
“Importir Uni-Eropa dan Produsen non Uni Eropa akan dikenakan 75 Euro per metric ton dan akan mencapai 100 Euro pada tahun 2030,” ungkap dia.
Di sisi lain, dia menceritakan, pemerintah Singapura baru saja menaikan pajak karbon 5 kali lipat atau 25 Singapura Dolar per metric ton di tahun 2024 menjadi 50 – 80 Singapura Dolar per metric ton.
“Kenaikan itu, karena pajak karbon rendah dari harga kredit karbon berkualitas, sehingga perusahaan Singapura lebih memilih bayar pajak karbon,” terang dia.
https://pasardana.id/news/2023/11/21/bursa-karbon-sepi-singapura-naikan-pajak-karbon-jadi-80-dolar-singapura-per-metric-ton/