Beritamu.co.id– PT Tower Bersama Infrastructure Tbk(IDX:TBIG) akan melakukan penawaran umum Obligasi Berkelanjutan VI Tower Bersama Infrastructure Tahap II Tahun 2023 senilai Rp1,513 triliun berbunga 6,75 persen pertahun hingga jatuh tempo setelah 370 hari penerbitan.
Investor dapat mulai mengikuti penawaran umum mulai tanggal 28-29 November 2023 dengan menghubungi 6 penjamin pelaksana emisi obligasi dan penjamin emisi obligasi yakni Indo Premier Sekuritas, CIMB Niaga Sekuritas, Trimegah Sekuritas Indonesia, UOB Kay Hian Sekuritas, Aldiracita Sekuritas Indonesia dan BNI Sekuritas
Menariknya, 6 Anggota Bursa (AB) telah menyatakan kesanggupan penuh penyerapan surat utang dengan peringkat AA+ dari Fitch Rating Indonesia.
Rencananya, seluruh dana hasil penerbitan surat utang dipinjamkan kepada PT Tower Bersama (“TB”) senilai USD62,16 juta atau setara dengan Rp975,8 miliar. Oleh anak usaha TBIG itu dana tersebut untuk melakukan pembayaran seluruh pokok pinjaman yang menjadi kewajiban keuangannya.
Sedangkan sisanya USD34 juta atau setara dengan Rp533,8 miliar akan dipinjamkan kepada PT Solu Sindo Kreasi Pratama (“SKP”). Serupa, dana itu untuk melakukan pembayaran sebagian pokok pinjaman yang menjadi kewajiban keuangannya.
Patut dicatat TBIG mengalami tekanan laba bersih pada semester 1 2023 salah satunya karena beban bunga utang.
Jelansya, emiten menara telekomunikasi itu mencatatkan laba bersih sebesar Rp688,79 miliar pada semester I 2023, atau turun 16,7 persen dibanding periode sama tahun lalu yang terbilang Rp826,14 miliar.
Dampaknya, laba bersih per saham dasar melorot ke level Rp30,57 per lembar, sedangkan di akhir Juni 2022 berada di level Rp37,54 per helai.
Jika dirunut, pendapatan perseroan menyusut 0,72 persen secara tahunan menjadi Rp3,279 triliun pada semester I 2023.
Pasalnya, pendapatan sewa menara oleh Indosat (IDX: ISAT) turun 17,1 persen menjadi Rp968,55 miliar.
Senasib, sewa menara oleh Telkomsel terkikis 0,87 persen menjadi Rp1,131 triliun.
Tapi pendapatan sewa menara oleh XL Axiata (IDX: EXCL) meningkat 9,2 persen menjadi Rp565,53 miliar.
Senada, pendapatan sewa oleh Smartfren Telecom tumbuh 12,8 persen menjadi Rp282,03 miliar.
Menariknya, beban pokok pendapatan dapat ditekan sedalam 20,4 persen menjadi Rp773,26 miliar.
Sehingga laba kotor terkerek 5,3 persen secara tahunan menjadi Rp2,506 triliun pada semester I 2023.
Sedangkan laba operasi terungkit 0,37 persen secara tahunan menjadi Rp2,162 triliun.
Pasalnya, beban usaha membengkak 53,1 persen menjadi Rp343,78 miliar.
Kian berat, beban lain-lain menggembung 10,1 persen secara tahunan menjadi Rp1,072 triliun.
Pemicunya, beban keuangan lainnya naik 131,9 persen menjadi Rp167,58 miliar.
Bahkan, beban kerugian kredit ekspektasian melambung 151,5 persen menjadi Rp47,896 miliar.
Tapi beban keuangan, pinjaman dan surat utang menyusut 3,2 persen menjadi Rp843,71 miliar.
Akibatnya, laba sebelum beban pajak final dan pajak penghasilan terkikis 7,6 persen menjadi Rp1,09 triliun.
https://pasardana.id/news/2023/11/17/tbig-terbitkan-obligasi-rp1-513-triliun-demi-tambal-utang-anak-usaha/