Home Bisnis MARKET Simak Tiga Hasil Riset Ini, GOTO Ditaksir Tembus 195

Simak Tiga Hasil Riset Ini, GOTO Ditaksir Tembus 195

29
0

Beritamu.co.id PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (IDX: GOTO) dinilai akan semakin mendekatkan emiten teknologi ini untuk mencapai EBITDA Disesuaikan (Adjusted EBITDA) positif pada kuartal ke-empat tahun 2023.

Riset terbaru Mandiri Sekuritas bahkan menaikkan target harga saham GOTO hingga ke level Rp195 per saham.

Dengan asumsi harga saham GOTO saat ini yang berada di rentang Rp110-115 per saham, potensi penguatan saham ini masih bisa mencapai sekitar 78 persen.

Tim riset Mandiri Sekuritas memproyeksikan, Adjusted EBITDA GOTO akan mencapai level positif sebesar Rp69,3 miliar di kuartal akhir 2023.

Angka tersebut membalikkan posisi GoTo yang masih membukukan Adjusted EBITDA minus Rp1,6 triliun di kuartal I-2023.

Proyeksi kinerja positif Mandiri Sekuritas tersebut didasari oleh sejumlah faktor.

Diantaranya adalah; keberhasilan GoTo dalam menciptakan efisiensi biaya. Dimana, biaya pendapatan, biaya promosi dan penjualan, serta beban penjualan umum dan administrasi diperkirakan akan terpangkas hingga sekitar Rp800 miliar.

Faktor lainnya adalah kemampuan pilar bisnis GoTo yaitu On Demand Services, E-Commerce, dan Financial Technology Services dalam mengoptimalkan Gross Transaction Value (GTV) dalam ekosistem ini.

“Akan ada tambahan pendapatan dari peningkatan dan monetisasi GTV (Gross Transaction Value),” tulis tim riset Mandiri Sekuritas.

Lebih lanjut, dalam risetnya Mandiri Sekuritas juga membahas proyeksi bisnis e-commerce GoTo ditengah maraknya akuisisi penjual dan konsumen oleh platform TikTok Shop.

Menurut riset ini, TikTok dinilai bukan pesaing langsung Tokopedia.

“GoTo bisa melakukan optimalisasi segmen bisnis on-demand melalui Gojek serta bisnis logistik konvensional. Situasi ini menjadi strategi pembeda dalam mengoptimalkan biaya pengiriman dalam kota dan mendukung kualitas layanan.

“Penelusuran kami baru-baru ini menegaskan kembali pandangan bahwa TikTok Shop bukan lah pesaing langsung Tokopedia,” demikian penjelasan riset Mandiri Sekuritas.

Penilaian tersebut berdasarkan pengecekan langsung di lapangan terhadap seluruh channel pelaku transaksi digital atau disebut 3PL yaitu enabler, agensi streaming, dan e-commerce merchant.

Baca Juga :  Menkeu Sebut Portofolio Pembiayaan JICA di RI Sebagian Besar Buat Infrastruktur

Hasilnya, risiko TikTok Shop terhadap Tokopedia lebih rendah daripada Shopee, mengingat kategori GMV (Gross Merchandise Value) pengguna yang rendah dan tumpang tindih.

Senada, hasil riset CGS CIMB yang dirilis akhir Juni 2023, juga memperkuat temuan Mandiri Sekuritas.

Analis CGS CIMB, Ryan Winipta dan Nathania Giovanna Adjie menilai, bahwa lanskap persaingan bisnis GoTo tetap sehat di seluruh segmen bisnisnya.

Khusus untuk di segmen bisnis e-commerce, hadirnya persaingan dari TikTok Shop dianggap lebih merugikan bisnis e-commerce Shopee karena fokusnya pada mode dan kecantikan (yang bukan kategori utama Tokopedia).

“Tokopedia relatif lebih kuat pada produk ibu dan bayi, barang-barang konsumen, dan kategori kebutuhan rumah. Singkatnya, menurut kami, TikTok Shop dapat berdampak negatif pada Tokopedia, tetapi dengan skala yang lebih kecil dibandingkan dampaknya terhadap Shopee dan Lazada,” tulis riset CGS-CIMB.

Sementara itu, hasil riset Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) menemukan fakta, bahwa belanja konsumen Indonesia untuk platform digital seperti layanan on-demand dan belanja online tetap stabil atau meningkat, seiring dengan pelonggaran aktivitas fisik dan ekonomi di tahun 2022.

Hal tersebut menandakan pergeseran perilaku konsumen dari masa pra-pandemi.

Riset LPEM FEB UI itu menyasar 500 konsumen yang memanfaatkan platform digital Gojek dan Tokopedia.

“Belanja online telah menjadi bagian yang tak lepas dari kehidupan sehari-hari konsumen Indonesia. Hampir seluruh konsumen Tokopedia (92,8 persen) memanfaatkan platform e-commerce tersebut untuk membeli kebutuhan sehari-hari, diikuti oleh pembelian token listrik dan paket data (63,9 persen), dan pembayaran tagihan (59,7 persen),” Jelas Chaikal Nuryakin, Ph.D., Kepala LPEM FEB UI dalam keterangan tertulisnya Rabu (05/7).

 


https://pasardana.id/news/2023/7/6/simak-tiga-hasil-riset-ini-goto-ditaksir-tembus-195/

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here