Beritamu.co.id – Riset harian NH Korindo Sekuritas menyebutkan, diperdagangan kemarin (05/4), Dow Jones memimpin penguatan pasar saham AS dengan naik tipis 0.2% didukung oleh saham-saham sektor kesehatan, sementara S&P500 dan Nasdaq harus tertinggal di teritori negatif dipicu oleh rilis data economi yang menyiratkan perlambatan ekonomi; manakala pejabat Federal Reserve menegaskan sekali lagi bahwa laju kenaikan suku bunga AS masih akan terus berlanjut.
Angka pertumbuhan tenaga kerja di sektor swasta atau ADP Nonfarm Employment Change turun tajam di angka 145 ribu untuk bulan Maret, lebih rendah dari perkiraan 200 ribu dan bulan sebelumnya di 261 ribu.
Sementara defisit Trade Balance (Feb.) membesar menjadi USD 70.5 milyar, dari bulan Jan. di USD 68.7 milyar. S&P Global Composite PMI (Mar.) mencatat geliat roda dunia usaha AS harus cukup puas di ukuran 52.3, tak bisa memenuhi ekspektasi di angka 53.3, walau terlihat makin ekspansif dari bulan sebelumnya di 50.1.
Tekanan inflasi seringkali berakar pada upah tenaga kerja pada sektor jasa, hal ini tercermin pada laporan ISM Non-Manufacturing PMI (Mar.) yang mencatat pertumbuhan jelas lebih kontraksi dari sebelumnya di angka 51.2, lebih rendah dari forecast maupun previous period.
Menimbang hal ini maka The Fed sepertinya masih akan naikkan suku bunga pada FOMC Meeting mendatang bulan Mei.
Sementara itu, saham-saham energi bangkit seiring harga minyak berjuang untuk menentukan arah menyusul data terbaru dari persediaan minyak mingguan AS yang kembali drop lebih besar dari perkiraan, menambah kekuatiran terkait supply-demand, terlebih menjelang pemotongan produksi OPEC+ yang baru diumumkan awal pekan ini.
Hari ini akan dipantau data penting dari benua Asia yaitu Caixin Manufacturing PMI (Mar.) dari China, serta sederet laporan dari belahan dunia barat: Halifax House Price Index (Mar) & Construction PMI (Mar.) dari Inggris, German Industrial Production (Feb.), serta yang menjadi highlight of the day adalah angka Initial Jobless Claims AS nanti malam WIB yang diprediksi mampu tumbuh ke angka 200 ribu dari pembacaan sebelumnya 198 ribu.
Sementara itu, dari dalam negeri, IHSG juga tampak kurang bersemangat pada perdagangan Rabu kemarin (06/4), dengan mencatatkan penurunan 13.5 points/-0.2% ke level 6819.68; sedikit di bawah Support MA50.
Usaha penembusan upper channel (downtrend) jangka menengah selama 5 hari terakhir terkesan masih mandeg dan candle kemarin serupa Shooting Star wajar menumbuhkan kekhawatiran konsolidasi market akan berubah menjadi trend turun, apalagi jika Support MA10/6785 juga harus tertembus.
Namun yang membangkitkan optimisme adalah ternyata kemarin asing membukukan nilai beli bersih cukup signifikan di angka IDR 1.65 triliun (all market), menebalkan pundi-pundi saham Indonesia mereka sebesar IDR 3.19 triliun selama seminggu ini.
Menimbang Kamis (06/4) ini adalah hari terakhir perdagangan untuk pekan ini, analis NH Korindo Sekuritas menyarankan untuk tidak terlalu agresif menambah posisi portfolio dan memilih stockpick dengan bijak di mana sentimen positif masih menaungi.
“IHSG diproyeksi bergerak Konsolidasi menguji Resistance mid -term dari pola Parallel Channel (downtrend) & MA 50,” sebut analis NH Korindo Sekuritas dalam riset Kamis (06/4).
https://pasardana.id/news/2023/4/6/analis-market-0642023-ihsg-diproyeksi-bergerak-konsolidasi/