Home Bisnis MARKET Tak Ada Efek Langsung Jatuhnya Silicon Valley dan Signature ke Indonesia, Bos...

Tak Ada Efek Langsung Jatuhnya Silicon Valley dan Signature ke Indonesia, Bos LPS: Modal Perbankan Tebal

14
0

Beritamu.co.id – Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Purbaya Yudhi Sadewa ikut buka suara menanggapi jatuhnya Silicon Valley Bank (SVB) dan Signature Bank yang terjadi belum lama ini di Amerika Serikat.

Menurut Purbaya, hal tersebut tidak menimbulkan efek domino terhadap perbankan di Indonesia.

“Kami selalu mencermati setiap perkembangan baik perbankan nasional maupun internasional, jadi ketika kami mendengar kabar tersebut kami segera melakukan investigasi terkait pengaruhnya kepada perbankan di Indonesia, hasilnya, dampak secara langsung relatif tidak ada,” ujarnya di Jakarta, Kamis (16/3/2023).

Menurutnya, selama Indonesia menjaga kebijakan dalam negeri dengan baik, perbankan nasional akan tetap aman dan stabilitasnya terjaga.

Adapun, hal yang mendasari hal tersebut adalah; dari sisi portofolio aset, bank-bank di Indonesia tidak ada yang memiliki karakteristik seperti SVB yang memiliki portofolio surat berharga sangat besar.

Selain yang paling penting adalah, level permodalan perbankan nasional yang masih sangat tebal dan berada di angka 25,93% per Januari 2023.

“Kondisi likuiditas perbankan saat ini juga dalam keadaan yang sangat memadai. Alat likuid/non-core deposit atau AL/NCD dan alat likuid atau dana pihak ketiga atau AL/DPK per Januari 2023 masing-masing sebesar 129,64% dan 29,13%. Nilai ini sekitar dua setengah kali di atas threshold,” jelasnya.

Baca Juga :  ANALIS MARKET (12/8/2021) : Pergerakan IHSG Berpotensi Menguat

Kemudian, ia menyatakan, bahwa di tahun 2023 ini, tidak ada bank bermasalah, ditambah dengan kebijakan moneter yang tepat serta LPS yang tidak menaikkan bunga secara signifikan.

“Artinya stabilitas keuangan dan perbankan dalam negeri dijaga untuk dapat terus tumbuh. Walaupun masih ada ketidakpastian global, selama kebijakan kita baik dan terus menjaga permintaan domestik, ekonomi kita masih bisa tumbuh,” ujarnya.

Diketahui, di tengah tekanan eksternal dan potensi resesi di beberapa negara maju ekonomi Indonesia dapat tumbuh dengan baik.

Pada tahun 2022 silam, Indonesia mampu tumbuh impresif sebesar 5,31%.

Resiliensi ekonomi Indonesia tersebut ditopang oleh besarnya konsumsi domestik.

Konsumsi domestik yang besar menyebabkan guncangan yang terjadi di tingkat global dapat diredam oleh solidnya ekonomi domestik.

Konsumsi domestik ini berkontribusi 52,81 % dari PDB Kuartal IV 2022.

 


https://pasardana.id/news/2023/3/16/tak-ada-efek-langsung-jatuhnya-silicon-valley-dan-signature-ke-indonesia-bos-lps-modal-perbankan-tebal/

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here