Home Bisnis MARKET Masih Defisit Rp19,7 Triliun, Akuntan Kembali Ragukan Kelangsungan Usaha BNBR

Masih Defisit Rp19,7 Triliun, Akuntan Kembali Ragukan Kelangsungan Usaha BNBR

27
0

Beritamu.co.id – Akuntan publik pemeriksa laporan keuangan tahun buku 2022 masih menilai adanya ketidakpastian material yag dapat menyebabkan keraguan kelangsungan usaha PT  Bakrie & Brother Tbk(IDX:BNBR).

Julinar Natalia Rajagukguk, Akuntan Publik dari Kantor Akuntan Publik Y  Santosa dan Rekan memberi catatan itu setelah melihat defisit menyentuh Rp19,8 triliun akibat kerugian tahun tahun yang dipicu penurunan nilai investasi. Ditambah kewajiban jangka pendek  melebihi total aset lancar sebesar Rp1 triliun.

“Kondisi tersebut mengindikasikan adanya suatu ketidakpastian material yang dapat menyebabkan keraguan signifikan atas kelangsungan usaha BNBR,” tulis Julinar dalam laporan audit BNBR yang diunggah pada laman Bursa Efek Indonesia(BEI), Jumat(3/3/2023).

Walau dalam catatan 45, BNBR telah menjelaskan langkah untuk mengatasi hal itu dengan melakukan penataulangan utang melalui konversi saham , peningkatan modal melalui penerbitan saham dan penjualan aset, mengurangi investasi dalam bentuk saham, mengembangkan proyek infrastruktur utama serta mengembangan bidang usaha baru dan produk baru.

Hasilnya, sepanjang tahun 2022 BNBR membukukan laba bersih Rp266,13 miliar. Hasil itu melonjak 322 persen dibanding tahun 2021 yang tercatat Rp63,678 miliar. Sehingga laba per saham dasar terdongkrak ke level Rp12,56 per lembar, sedangkan akhir tahun 2021 berada di level Rp3,02.  Dampak lainnya, defisit menyusut 1,3 persen  menjadi Rp19,769 triliun.

Baca Juga :  Bank Jago Kedatangan Investor Fintech

Rinciannya, pendapatan bersih naik 51,5 persen  menjadi Rp3,626 triliun yang ditopang peningkatan pendapatan infrastruktur dan manufaktur sebesar 50,2 persen menjadi Rp3,26 triliun. Senada, hasil perdagangan, jasa dan investasi melonjak 157.336 persen menjadi Rp148,52 miliar. Tapi pendapatan jasa pabrikasi dan konstruksi menyusut 0,8 persen menjadi Rp217,67 miliar.  

Walau beban pokok pendapatan bengkak 47,7 persen menjadi Rp2,91 triliun. Tapi laba kotor tetap naik 70,07 persen menjadi Rp716,17 miliar.

Sementara itu, total kewajiban bertambah 14,4 persen menjadi Rp15,936 triliun. Pada sisi lain, jumlah ekuitas tumbuh 17,9 persen menjadi Rp1,526 triliun.


https://pasardana.id/news/2023/3/4/masih-defisit-rp19-7-triliun-akuntan-kembali-ragukan-kelangsungan-usaha-bnbr/

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here