Beritamu.co.id – Salah satu peneliti elit Kaspersky, Noushin Shabab, menyelidiki lanskap ancaman spam di Asia Pasifik (APAC) tahun ini dan menemukan fakta yang mencenangkan.
Bisa dibilang, satu dari empat pesan elektronik sampah dikirimkan kepada pengguna komputer di Asia Pasifik. Pada tahun 2022, lebih dari setengah (61,1 persen) spam berbahaya yang terdeteksi di wilayah tersebut menargetkan pengguna Kaspersky dari Vietnam, Malaysia, Jepang, dan Indonesia.
Spam berbahaya bukanlah serangan yang kompleks secara teknologi, tetapi bila dilakukan dengan teknik rekayasa sosial yang canggih, hal itu menimbulkan ancaman besar bagi individu dan perusahaan.
Email sampah ini dikirim dalam jumlah massal oleh spammer dan para penjahat dunia maya yang ingin melakukan satu atau lebih hal berikut:
- Menghasilkan uang dari sebagian kecil penerima yang benar-benar menanggapi pesan
- Menjalankan penipuan phising untuk mendapatkan kata sandi, nomor kartu kredit, detail rekening bank, dan data penting lainnya.
- Menyebarkan kode berbahaya ke komputer penerima
Shabab mengutip tiga faktor utama yang menyebabkan sebagian besar email spam yang menargetkan Asia Pasifik, yaitu karena populasi, adopsi layanan elektronik yang tinggi, dan penguncian social di masa pandemi.
Sangat Rentan Terhadap Penipuan
Wilayah Asia Pasifik memiliki hampir 60 persen populasi dunia dan ini berarti ada lebih banyak calon korban scammers di sini dibandingkan dengan bagian lain dunia.
Penggunaan layanan online yang ekstensif seperti belanja online dan platform online lainnya untuk aktivitas sehari-hari di sini juga membuat individu lebih rentan menjadi korban penipuan.
Ada juga dampak pandemi yang berkepanjangan yang menyebabkan penguncian dan pengaturan kerja dari rumah di wilayah tempat orang membawa pulang perangkat kerja mereka. Jaringan rumah biasanya kurang terlindungi dari serangan siber.
“Sejak 2018, jumlah email spam berbahaya yang terdeteksi oleh solusi kami telah mengalami penurunan bertahap setelah mencapai puncaknya pada tahun 2019. Namun, hal ini tidak membuat kotak surat elektronik lebih bersih dan aman,” kata Shabab, dikutip Selasa (30/8/2022).
Membongkar Pelaku Ancaman
Contoh terbaru dari APT yang menargetkan entitas utama di Asia Pasifik melalui surat elektronik berbahaya yang canggih adalah aktor ancaman “Sidewinder”. Sejak Oktober 2021, aktor ancaman Sidewinder telah menggunakan kode JS berbahaya baru dengan domain server C2 yang baru dibuat.
Penyerang, juga dikenal sebagai Rattlesnake atau T-APT4, menargetkan korban dengan email spear-phishing yang berisi file RTF dan OOXML berbahaya.
Dikenal karena menargetkan lembaga militer, pertahanan dan penegak hukum, urusan luar negeri, TI, dan entitas penerbangan di Asia Tengah dan Selatan, Sidewinder dianggap sebagai salah satu aktor ancaman paling produktif yang dipantau di wilayah Asia Pasifik.
Pakar Kaspersky juga baru-baru ini menemukan dokumen spearphishing yang tampaknya ditujukan untuk target selanjutnya di Singapura.
Serangan Yang Berbahaya
APT menargetkan data sensitif apa pun; tidak perlu menjadi lembaga pemerintah, lembaga keuangan besar, atau perusahaan energi untuk menjadi korban.
Bahaya utama serangan APT adalah bahwa bahkan ketika ancaman tersebut ditemukan dan tampaknya langsung hilang, para peretas mungkin telah membiarkan beberapa pintu belakang (backdoor) terbuka sehingga memungkinkan mereka untuk kembali jika ingin.
Hal ini meningkatkan pentingnya menjaga kotak surat (mailbox), titik masuk yang biasanya dimanfaatkan untuk mendapatkan pijakan jaringan organisasi.
Para karyawan di semua jajaran perlu waspada terhadap ancaman, seperti kemungkinan email palsu masuk ke kotak masuk mereka. Selain edukasi, teknologi yang berfokus pada keamanan email juga diperlukan.