BeritaMu.co.id – Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengucapkan selamat ulang tahun ke-40 untuk Detasemen Khusus 81 Kopassandha atau kini dikenal dengan Sat-81/Gultor Kopassus. Luhut sebagai komandan pertama itu bercerita mengenai awal pembentukan Detasemen Khusus 81.
Luhut awalnya bercerita bahwa sebelum pembentukan Detasemen 81 itu, dia pernah mengikuti pendidikan di US Army Special Forces di Fort Bragg, lalu GSG-9 atau kesatuan anti-teror di bawah Polisi Federal Jerman, dan Royal Army Special Air Service (SAS) Inggris. Saat itu, pada 1980, Luhut bersama Prabowo Subianto diperintahkan untuk berangkat ke GSG-9 Jerman.
“Satu ketika tahun ’80 Pak Benny Moerdani memanggil kami, intel BAIS waktu itu untuk dipersiapkan pergi ke Jerman karena beliau mengantisipasi ke depan ini akan banyak ancaman teroris di dunia. Kami diperintahkan dengan Jenderal Prabowo untuk berangkat ke Jerman untuk mengikuti pendidikan GSG-9,” kata Luhut melalui unggahan video di akun Instagramnya.
“Sekaligus menyiapkan satu unit beliau sebut creme dela creme dari TNI dan kami belajar di sana untuk melihat, mengkombinasikan apa yang kami alami selama menjalani pendidikan di special forces di Fort Bragg dan juga Jerman dan juga di SAS di UK, dan kemudian tentu dengan pengalaman operasi kami di Timor Timur maupun di Papua, maupun di Kalimantan. Saya berpangkat mayor pada waktu itu, Prabowo Kapten di situlah kami menyusun organisasi yang kemudian kami sebut Detasemen 81 Kopassandha,” sambungnya.
Luhut pun menjelaskan kenapa nama yang diambil menggunakan 81. Saat itu, menurut dia, nama 81 itu terinspirasi dari pembebasan sandera di Bandara Don Mueang di Thailand pada 1981 oleh operasi Kopassus.
“Detasemen 81 ini, kenapa 81 dapat? Karena waktu itu kita melihat operasi pembebasan sandera di Don Mueang di Thiland pada tahun ’81, jadi kita mudahnya membuat itu. Dan kami laporkan pada Jenderal Jusuf menteri pertahanan, keamanan, Panglima ABRI, dan beliau segera setuju. Beliau mengatakan ‘angka 9 itu angka tertinggi, jadi saya setuju Luhut kamu buat namanya Detasemen 81’ itulah awalnya ini,” tutur dia.
Luhut kemudian belajar bahwa pasukan elite itu harus memiliki spesialisasi. Karena itu, Detasemen 81 membuat berbagai macam spesialisasi berdasarkan tuntutan tugas.
“Kemudian Pak Benny memang memerintahkan untuk membuat yang kecil. Dari situ kami belajar bahwa satuan elite itu harus memiliki spesialisasi, itu sebabnya kemudian Detasemen 81 ini membuat berbagai macam spesialisasi sesuai dengan tuntutan tugasnya. Dan itu juga yang mewarnai waktu Jenderal Sintong menjadi Danjen Kopassus kita melakukan reorganisasi sesuai permintaan dari Jenderal Benny Moerdani sebagai Panglima ABRI waktu itu,” jelasnya.
Luhut menambahkan, Detasemen 81 juga membuat seleksi yang tugasnya mencari prajurit yang mampu membuat keputusan cepat dalam keadaan darurat. Dia menekankan standar seleksi itu harus dilakukan di Detasemen 81 dan Kopassus.
“Para prajurit Dan 81 itu 40 tahun yang lalu, waktu berjalan cepat sekali dan saya ingat betul waktu saya sebagai pendiri dan sebagai komandan pertama selalu mengingatkan kepada seluruh prajurit kesetiaan kepada institusi,” katanya.
Sumber : https://news.detik.com/berita/d-6155854/luhut-cerita-bareng-prabowo-bentuk-pasukan-elite-sat-81-gultor-kopassus