Jakarta (Beritamu.co.id) – Perusahaan otomotif asal Jepang, Mitsubishi Motors Corporation (MMC) menyatakan komitmennya menjadikan Indonesia sebagai basis produksi sekaligus ekspor.
Komitmen tersebut disampaikan Mitsubishi dalam pertemuan dengan Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita saat berkunjung ke Mitsubishi Motors Okazaki Plant, Jepang, Senin.
Menurut Menperin, lewat keterangannya di Jakarta, Senin, Mitsubishi menargetkan kinerja ekspornya pada 2022 mencapai 72 ribu unit atau naik 30 ribu dibandingkan 2021.
Peningkatan ini akan memberikan sumbangsih surplus neraca perdagangan sebesar Rp7 triliun. “Tentunya, Mitsubishi akan meningkatkan pasar ekspor, sehingga memberikan sumbangsih nyata pada kinerja ekspor Indonesia,” kata Agus.
Mitsubishi juga telah berkomitmen menambah negara tujuan ekspor dan memberikan izin kepada agen pemegang merek (APM) di Indonesia untuk menambah sembilan negara lagi. Saat ini, APM Mitsubishi di Indonesia sudah mengekspor mobil ke 30 negara.
“Mitsubishi juga menyatakan bahwa Australia akan menjadi salah satu negara yang masuk dalam list ekspor mereka,” imbuh Menperin.
Australia merupakan pasar yang sangat penting bagi Indonesia. Terlebih, Indonesia dan Australia sudah terikat perjanjian perdagangan bebas Comperhensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA).
“Pasar Australia ini sangat besar, apalagi kita sudah punya kesepakatan dagang, sehingga sayang sekali bila tidak dimanfaatkan,” ungkapnya.
Kunjungan Menperin ke Mitsubishi kali ini merupakan tindak lanjut dari hasil kunjungan pada Maret 2021 lalu, di antaranya terkait dengan rencana penambahan investasi sebesar Rp11,2 triliun hingga 2025.
Melalui penambahan investasi, Mitsubishi menargetkan peningkatan kapasitas produksi di Indonesia, dari 220 ribu unit menjadi 250 ribu unit kendaraan.
Rencananya, Mitsubishi akan memproduksi tipe mobil Xpander Hybrid dan dua model baru, yang salah satunya akan diproduksi pada 2023.
Menperin juga menuturkan Kemenperin terus mendorong industri otomotif di Tanah Air, termasuk Mitsubishi, agar dapat mempercepat program produksi kendaraan emisi karbon rendah dengan teknologi hybrid dan battery electric vehicle (BEV) atau electric vehicle (EV) jenis key car dengan menerbitkan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 36 Tahun 2021 mengenai Kendaraan Emisi Karbon Rendah, yang di antaranya mengatur teknologi kendaraan jenis hybrid dan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB).
“Kami juga terus mendorong Mitsubishi agar dapat memproduksi kendaraan KBLBB di Indonesia dengan penggunaan ukuran baterai yang lebih kecil (key car) menggunakan baterai 20 kWH dan driving range 170 kilometer,” ucapnya.
Pada pertemuan dengan jajaran Mitsubishi Motor Corporation yang dipimpin CEO MMC Takao Kato, Menperin juga membahas tentang peningkatan penggunaan komponen lokal Indonesia, khususnya dari industri kecil dan menengah (IKM), pada proses produksi kendaraan Mitsubishi.
“Komponen otomotif produksi Indonesia telah mampu memenuhi spesifikasi, standar, dan kualitas dari pabrikan Jepang. Kami juga optimis para pelaku IKM komponen otomotif di Tanah Air akan mampu menjadi bagian dari supply chain industri otomotif Jepang,” ujar Menperin.
Lebih lanjut, di Okazaki Plant, Menperin sempat menjajal beberapa kendaraan listrik Mitsubishi dengan teknologi battery electric vehicle dan plug-in hybrid electric vehicle, salah satunya Minicab MiEV 2WD.
Menperin juga melakukan test drive Mitsubishi eK X EV yang dibekali dengan baterai 20 kWh dengan jarak tempuh 180 kilometer dalam sekali pengisian daya (metode WLTC5).
Selanjutnya, Menperin menjajal Mitsubishi Outlander 4WD yang merupakan plug-in hybrid electric vehicle (PHEV).
Berita ini sudah di terbitkan oleh di (https://www.antaranews.com/berita/2963877/bertemu-menperin-di-jepang-mitsubishi-siap-jadikan-ri-basis-produksi)