Jakarta, BeritaMu.co.id – Bursa saham Asia dibuka di zona merah pada perdagangan Jumat (30/7/2021), setelah sehari sebelumnya sempat ditutup cerah bergairah, di tengah penguatan bursa saham Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Kamis (29/7/2021) waktu setempat.
Indeks Nikkei Jepang dibuka merosot 0,8%, Hang Seng Hong Kong kembali ambles 0,97%, Shanghai Composite China terkoreksi 0,81%, Straits Times Singapura melemah 0,24%, dan KOSPI Korea Selatan terdepresiasi 0,55%.
Pasar saham Asia cenderung volatil sepanjang pekan ini, setelah pada perdagangan kemarin mayoritas pasar saham Asia ditutup berterbangan.
Volatilitas cukup terlihat, di mana pada Senin hingga Rabu lalu, bursa Asia berakhir berjatuhan, sedangkan pada Kamis kemarin pasar saham Asia rebound dan ditutup cerah bergairah.
Dari data ekonomi, Jepang telah merilis data produksi industri dan penjualan ritel periode Juni 2021 pada pagi hari ini. Reuters melaporkan produksi industri Negari Sakura melonjak 6,2% pada Juni, naik tajam dari penurunan 6,5% pada Mei. Penjualan ritel Negeri Sakura pada Juni juga naik 0,1% dari tahun sebelumnya, kurang dari perkiraan untuk kenaikan 0,2%.
Beralih ke AS, bursa saham Wall Street ditutup di zona hijau pada perdagangan Kamis (29/7/2021) kemarin, mengindikasikan bahwa selera mengambil risiko para pelaku pasar pulih kembali menyusul rilis data pertumbuhan ekonomi.
Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) lompat 0,44% ke level 35.084,53, S&P 500 0,42% ke 4.419,15, dan Nasdaq tumbuh 0,11% ke posisi 14.778,26.
Data sementara dari Produk Domestik Bruto (PDB) AS dilaporkan tumbuh 6,5% pada kuartal II-2021, atau di bawah estimasi pelaku pasar dalam konsensus Dow Jones yang mengekspektasikan angka pertumbuhan sebesar 8,4%.
Data klaim tunjangan pengangguran juga tidak memuaskan dengan 400.000 pekerja kehilangan pekerjaan sepekan lalu, atau lebih buruk dari ekspektasi dalam konsensus Dow Jones yang mengekspektasikan angka 385.000. Rata-rata angka klaim sebelum pandemi berkisar 250.000.
Menurut Craig Erlam, analis pasar senior Oanda, capaian di bawah ekspektasi itu tak membuat pasar berkecil hati karena terkait dengan penurunan inventori, sehingga tak ada yang perlu dikhawatirkan.
“Klaim tunjangan pengangguran pertama kali dan yang berulang sedikit lebih tinggi dari ekspektasi. Itu tentu saja menjustifikasi pendekatan The Fed yang saat ini lebih berhati-hati,” tuturnya sebagaimana dikutip CNBC International.
Ketua bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed), Jerome Powell sebelumnya menilai ekonomi AS membaik meski ada varian baru virus Covid-19. Namun itu belum cukup untuk mencapai target inflasi dan lapangan kerja yang dipatok sehingga moneter belum akan diketatkan.
“Menurut saya kita masih beberapa langkah menuju kemajuan substansial lebih jauh mencapai target maksimum pembukaan lapangan kerja. Saya ingin melihat angka lapangan kerja yang lebih kuat,” tutur dia.
Pelaku pasar di AS juga merespons positif keputusan Senat AS yang melanjutkan pembahasan proposal paket infrastruktur yang disiapkan Presiden Joe Biden, yang akan menggelontorkan dana hingga US$ 550 miliar ke sektor padat karya tersebut.
Update Terus berita terkini di BertaiMU.co.id
[]
(chd/chd)
Demikian berita mengenai Bursa Saham Asia Lagi-lagi Jatuh! Hang Seng-Nikkei Ambruk, ikuti terus update berita dari kami
Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20210730083617-17-264772/bursa-saham-asia-lagi-lagi-jatuh-hang-seng-nikkei-ambruk