Chicago (Beritamu.co.id) – Emas berjangka melemah pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), tertekan imbal hasil obligasi pemerintah AS yang naik tajam ke tertinggi baru, namun membukukan kenaikan mingguan karena kekhawatiran atas perang di Ukraina dan kenaikan harga-harga mendorong daya tariknya sebagai tempat berlindung yang aman dan lindung nilai inflasi.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi Comex New York Exchange, jatuh 8,0 dolar AS atau 0,41 persen, menjadi ditutup pada 1.954,20 dolar AS per ounce. Namun untuk minggu ini, kontrak emas berjangka terangkat 24,90 dolar AS atau 1,3 persen.
Sehari sebelumnya, Kamis (24/3/2022), emas berjangka melonjak 24,9 dolar AS atau 1,29 persen menjadi 1.962,20 dolar AS, setelah terangkat 15,8 dolar AS atau 0,82 persen menjadi 1.937,30 dolar AS pada Rabu (23/3/2022), dan tergelincir 8 dolar AS atau 0,41 persen menjadi 1.921,50 dolar AS pada Selasa (22/3/2022).
Dibantu oleh ekspektasi pengetatan moneter oleh Federal Reserve AS, imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun menguat mendekati level tertinggi multi-tahun, meningkatkan peluang kerugian untuk memegang emas dengan imbal hasil nol.
“Jika suku bunga terus naik dengan cepat, itu bisa membatasi kenaikan logam mulia,” kata Chris Gaffney, presiden pasar global di TIAA Bank.
“Namun, nada keseluruhan pasar masih mendukung logam mulia. Ada pembelian safe-haven dan juga sebagai lindung nilai inflasi di sisi ritel. Kami melihat klien datang ingin menambahkan diversifikasi emas ke portofolio mereka,” kata Gaffney.
The Fed menaikkan biaya pinjaman untuk pertama kali dalam tiga tahun pekan lalu, dan para pedagang memperkirakan kemungkinan kenaikan suku bunga 50 basis poin selama pertemuan kebijakan Fed pada Mei.
Emas, dilihat sebagai investasi yang aman selama masa ketidakpastian politik dan keuangan, telah meningkat sekitar 1,3 persen minggu ini karena investor mencoba untuk berlindung dari dampak perang di Ukraina dan harga minyak yang lebih tinggi yang mengancam pertumbuhan global.
“Jangan terkejut melihat beberapa pembelian safe-haven dan aksi beli harga murah,” kata Jim Wyckoff, analis senior di Kitco Metals dalam sebuah catatan.
Para pedagang juga telah mengamati perkembangan dalam konflik Rusia-Ukraina dan menilai sebagian besar komentar hawkish dari pejabat Federal Reserve minggu ini.
Craig Erlam, analis di platform perdagangan online OANDA, mengemukakan bahwa emas kemungkinan akan terus “didukung dengan baik dengan latar belakang inflasi yang tinggi dan ketidakpastian yang sangat besar.”
Indeks Sentimen Konsumen yang dirilis Jumat (25/3/2022) oleh Survei Konsumen Universitas Michigan (UM) turun menjadi 59,4 dalam survei Maret, turun dari 62,8 pada Februari dan 30 persen secara tahun ke tahun, memberikan dukungan pada emas.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Mei turun 30,5 sen atau 1,18 persen, menjadi ditutup pada 25,615 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman April turun 22,7 dolar AS atau 2,2 persen, menjadi ditutup pada 1.008,50 dolar AS per ounce.
Berita ini sudah di terbitkan oleh di (https://www.antaranews.com/berita/2783317/emas-jatuh-delapan-dolar-karena-imbal-hasil-obligasi-as-naik-tajam)