
Beritamu.co.id – Riset harian fixed income BNI Sekuritas menyebutkan, harga Surat Utang Negara (SUN) cenderung meningkat pada sesi perdagangan di awal pekan ini.
Berdasarkan data dari PHEI, yield SUN Benchmark 5-tahun (FR0104) turun sebesar 1 basis poin (bp) menjadi 5,34%, sementara yield SUN Benchmark 10-tahun (FR0103) tidak bergerak di level 6,07%.
Data Bloomberg menunjukkan yield curve SUN 10-tahun (GIDN10YR) turun sebesar 2 bps ke level 6,10%.
Level yield curve 10-tahun masih berada di dalam weekly estimated range di kisaran 6,05%-6,29%.
Volume transaksi SBN secara outright traded tercatat sebesar Rp28,2 triliun kemarin, lebih tinggi dari volume transaksi di hari sebelumnya yang tercatat sebesar Rp26,9 triliun.
FR0104 dan FR0086 menjadi dua seri teraktif di pasar sekunder, dengan volume transaksi masing – masing sebesar Rp6,7 triliun dan Rp4,9 triliun.
Sementara itu, volume transaksi obligasi korporasi secara outright tercatat sebesar Rp2,9 triliun.
Data Bloomberg menunjukkan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS tidak banyak berubah, dari level Rp16.570/US$ di hari Jumat menjadi Rp16.573/US$ kemarin.
Pasar obligasi Amerika Serikat tutup pada 13 Oktober 2025 untuk memperingati Columbus Day.
Yield curve US Treasury 5-tahun dan 10-tahun per posisi Jumat masing-masing berada di level 3,65% dan 4,05%.
Per pagi ini, Credit Default Swap (CDS) 5-tahun Indonesia berada di level 82bp, meningkat 1bp dibandingkan Jumat (10/10) lalu.
“Dengan mempertimbangkan faktor-faktor di atas, BNI Sekuritas mengantisipasi demand terhadap Surat Berharga Negara (SBN) berdenominasi Rupiah akan stabil. Berdasarkan valuasi yield curve, BNI Sekuritas memperkirakan bahwa obligasi berikut akan menarik bagi para investor: FR0093, FR0075, FR0083, FR0106,” sebut Head of Fixed Income Research BNI Sekuritas, Amir Dalimunthe dalam riset Selasa (14/10).
https://pasardana.id/news/2025/10/14/analis-market-14102025-demand-terhadap-sbn-berdenominasi-rupiah-diproyeksi-stabil/