
Beritamu.co.id – Berbagai perusahaan ternama dari beragam sektor bisnis, kembali meraih penghargaan Top GRC Awards 2025 yang digelar di Hotel Raffles Jakarta, Senin (08/9).
Penghargaan tersebut diberikan setelah selesainya keseluruhan proses penilaian yang berlangsung selama sekitar dua bulan, oleh Majalah TopBusiness berkolaborasi dengan sejumlah lembaga/pakar.
Antara lain; Asosiasi GRC Indonesia, Irmapa/Indonesia Risk Management Professional Association, Icopi/Institute Compliance Professional Indonesia, Pagi/Perkumpulan Profesional Governansi Indonesia, Sinergi Daya Prima, SGL Management, Dwika Consulting, Melani K. Harriman and Associate, Solusi Kinerja Bisnis.
“Top GRC Awards adalah kegiatan penilaian, pemberian penghargaan, dan edukasi GRC yang terbesar di Indonesia, dan diberikan kepada perusahaan yang berkinerja baik, serta telah menerapkan GRC secara efektif dan berkualitas,” kata Ketua Penyelenggara Top GRC Awards 2025, M. Lutfi Handayani, seperti dilansir dalam keterangan tertulis, Selasa (09/9).
Digelar sejak tahun 2019, Top GRC Awards 2025 merupakan penyelenggaraan yang ketujuh kali.
Untuk tahun 2025 ini, Top GRC Awards diikuti oleh sebanyak 134 perusahaan; angka itu naik 20% ketimbang tahun 2024.
Mereka mengikuti keseluruhan proses penilaian secara lengkap, termasuk diwawancarai oleh Dewan Juri Top GRC Awards 2025.
Wawancara penjurian tersebut digelar di 25 Juni 2025 hingga 29 Agustus 2025.
Ada beberapa perusahaan terbaik yang menerima penghargaan prestis tersebut.
Di antaranya adalah: PT Pos Indonesia (Persero); PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero); PT Semen Gresik; PT Bank Pembangunan Daerah Bali; PT Mandiri Utama Finance; PT Bank SeaBank Indonesia; BPJS Kesehatan; PT Jasa Marga (Persero) Tbk; PT Pan Brothers Tbk.
Kemudian, ada pula PT MRT Jakarta (Perseroda); PT LiuGong Finance Indonesia; Perumda Pembangunan Sarana Jaya; PT Meulaboh Power Generation; Lintasarta; PT Perusahaan Gas Negara Tbk; PT Pelayaran Bahtera Adhiguna; dan sejumlah nama besar lainnya.
Seperti: Bank of India Indonesia, Bank CIMB Niaga, Perintis Triniti Properti, Indah Kiat Pulp and Paper, Medela Potentia, Japfa Comfeed, Phapros, TBS Energi Utama, Waskita Karya, Waskita Beton Precast, dan Bank Danamon Indonesia.
Lutfi yang juga Pemimpin Redaksi Majalah TopBusiness itu menyebutkan, bahwa tema TOP GRC Awards 2025 kali ini adalah ‘Resilience to Sustainability: Leading Through GRC’.
Adapun Top GRC Awards 2025 ini merupakan satu rangkaian kegiatan dengan GRC Summit yang telah diselenggarakan pada tanggal 21-22 Agustus 2025 di Yogyakarta.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, Top GRC Awards 2025 pun merupakan ajang pembelajaran.
Bentuk nyata hal itu adalah Webinar Top GRC Awards 2025 yang telah berlangsung di 1 September 2025.
“Webinar yang diikuti 460-an peserta ini menjadi ajang bertukar pengetahuan dan pengalaman praktik GRC antar-peserta,” jelas Lutfi.
Bentuk pembelajaran lainnya, yakni sesi nilai tambah/pemberian rekomendasi dari Dewan Juri Top GRC Awards 2025 kepada setiap perusahaan peserta yang diwawancarai.
“Pemberian rekomendasi ini merupakan salah satu keunggulan Top GRC Awards. Dan itu diberikan oleh para juri yang umumnya sudah punya Sertifikat Kompetensi GRC Oversight Professional dari LSP GRC,” ucap Lutfi.
Dewan Juri TOP GRC Awards juga telah menandatangani Pernyataan Kode Etik Dewan Juri, untuk menjaga obyektivitas dalam menilai.
Kata Lutfi pula, tantangan bisnis ke depan, sering memunculkan ketidakpastian. Hal itu membuat pendekatan GRC juga mengalami perubahan dan penyempurnaan dari waktu ke waktu.
“GRC tidak hanya technic value, tapi juga creating value. Satu hal penting adalah bagaimana GRC atau tim GRC memunculkan inovasi-inovasi untuk perbaikan-perbaikan proses bisnis agar kinerja terus meningkat. Pesatnya perkembangan teknologi digital juga mendorong perkembangan GRC menjadi berbasis artificial intelligence atau AI. Ini yang perlu diadopsi bersama. Dan, satu hal yang paling penting dalam sistem GRC adalah bagaimana sistem GRC itu benar-benar menjadi satu sistem yang diimplementasikan,” beber Lutfi.
GRC dan Pertumbuhan Ekonomi
Sementara itu, dalam sambutannya sebagai pembicara kunci, Staf Ahli Bidang Pembangunan Daerah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI, Haryo Liman Seto, menyampaikan sejumlah hal.
Ia antara lain mengatakan, bahwa kini perekonomian nasional bersua berbagai hal seperti volatilitas pasar, geopolitik, dan lain-lain.
Walau begitu, pertumbuhan ekonomi nasional masih solid.
Presiden RI Prabowo Subianto pun telah menetapkan target pertumbuhan ekonomi 8%.
“Dalam hal ini, praktik GRC bisa menjadi alat untuk transformasi ekonomi yang efektif, transparan, dan berkelanjutan,” kata Haryo.
Ditambahkan, budaya organisasi pun harus mendukung proses transformasi yang tak mudah tersebut.
Kolaborasi pun, Haryo mengatakan, diperlukan untuk tercapainya target pertumbuhan ekonomi 8% tersebut.
“Kesadaran tentang pentingnya prinsip tata kelola, tentu juga sangat kita perlukan,” ucap Haryo.
Adapun Ketua Komite Nasional Kebijakan Governansi (KNKG), Profesor Mardiasmo, juga menyampaikan sejumlah pesan.
Dikatakannya, bahwa GRC adalah alat penting untuk membangun ketahanan jangka pendek atau pun jangka panjang bagi perusahaan.
“Dan, organisasi yang berkelanjutan, tak hanya bertahan, tetapi juga memberikan kontribusi bagi lingkungan di sekitar,” kata dia.
Makna ‘ketahanan’ adalah kemampuan suatu organisasi untuk bertahan dan pulih dari goncangan-goncangan.
Contoh goncangan itu adalah pandemi Covid-19, ancaman siber, dan lain-lain.
“Dan, ‘keberlanjutan’ adalah untuk ketahanan bisnis jangka panjang. Itulah yang bikin nilai langgeng bagi semua pemangku kepentingan,” kata Mardiasmo.
Proses Penilaian
Sementara itu, Ketua Dewan Juri Top GRC Awards 2025, Dr. Antonius Alijoyo, menyampaikan sejumlah pesan.
“Ketika berbicara tentang pengelolaan bisnis saat ini dan di masa depan, kita tidak bisa lepas dari pentingnya kemampuan untuk mengantisipasi ketidakpastian — atau addressing uncertainty,” kata dia.
Dalam era yang dinamis dan penuh disrupsi ini, konsep double materiality impact menjadi sangat relevan.
Di satu sisi, organisasi harus memahami dampak dari faktor eksternal terhadap keberlangsungan bisnis.
Dan di sisi lain, harus menyadari bahwa keputusan dan tindakan organisasi akan memiliki dampak terhadap lingkungan eksternal, termasuk aspek sosial dan lingkungan hidup.
Dalam konteks inilah peran GRC semakin strategis.
“Dengan GRC, kita tidak hanya mampu mengelola risiko dan ancaman secara efektif, tetapi juga mampu memanfaatkan peluang yang ada untuk menciptakan nilai tambah (creating value) yang berkelanjutan, bagi seluruh pemangku kepentingan,” ujar Antonius Alijoyo.
Selanjutnya disampaikan, praktisi GRC dituntut tidak hanya memiliki kompetensi dalam pengambilan keputusan yang tepat dan cerdas (smart decision making), namun juga keputusan yang bermoral, berintegritas, dan bertanggung jawab.
Karena sesungguhnya, setiap keputusan yang diambil tidak hanya berdampak pada organisasi internal, tetapi juga membawa konsekuensi sosial, lingkungan, dan reputasi secara eksternal.
“Disinilah pentingnya integrity dan ethical governance agar smart decision kita bisa menjadi wise decision,” tambah Antonius.
Selanjutnya, Antonius mengatakan, bahwa proses penilaian dan penetapan penerima penghargaan Top GRC Awards 2025, dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
Pertama, dalam wawancara penjurian, dewan juri melakukan pendalaman atas keberhasilan GRC yang dilakukan. Jadi, dewan juri tidak menguji namun mendalami keberhasilan GRC perusahaan peserta.
Kedua, Dewan juri juga mengapresiasi direksi dan komisaris yang hadir dalam wawancara penjurian. Karena hal ini juga menunjukkan tingginya komitmen top level management, dalam hal implementasi GRC di perusahaannya.
Ketiga, penentuan pemenang/penerima penghargaan Top GRC Awards 2025, dilakukan secara kolektif dalam sidang pleno dewan juri, dengan penilaian yang lebih ditekankan pada kelengkapan sistem, infrastruktur, dan aspek implementasi GRC. Termasuk output kinerja bisnis, juga dinilai.
Keempat, Dewan juri berwenang membatalkan atau mencabut penghargaan yang diterima peserta, jika di kemudian hari, ditemukan adanya permasalahan hukum terutama yang berkekuatan hukum tetap, atau permasalahan lain yang sangat bertentangan dengan prinsip-prinsip GRC di perusahaan peserta.
Dalam kegiatan TOP GRC Awards ini, klasifikasi kategori penghargaan didasarkan pada pencapaian level Bintang (stars), dari Bintang 1 (atau yang terendah) hingga Bintang 5 (atau yang tertinggi).
Semakin tinggi level bintangnya, maka semakin baik sistem, infrastruktur, dan implementasi GRC di perusahaan, sehingga dapat mendukung peningkatan kinerja bisnis perusahaan secara berkelanjutan.
Atau dengan istilah yang lebih populer yakni untuk mendukung tercapainya kinerja berprinsip, yang mampu menyikapi kondisi yang uncertainty, dengan sikap dan perilaku yang beritegritas.
Dalam penyelenggaraan TOP GRC Awards 2025 ini, terdapat 38 perusahaan yang naik level bintangnya, namun ada 3 perusahaan yang turun level Bintang. Dan sisanya sebanyak 62 perusahaan, tetap berada di level bintang seperti tahun sebelumnya; sisanya 31 adalah peserta yang baru.
Pada TOP GRC Awards 2025 ini juga ada 9 perusahaan yang meraih penghargaan Golden Trophy dan 1 perusahaan yang mendapatkan penghargaan Platinum Trophy.
Golden Trophy diperuntukkan ke perusahaan yang telah meraih penghargaan level Bintang 5, dalam 3 tahun berturut-turut.
Sedangkan Platinum Trophy ditujukan ke perusahaan yang telah meraih penghargaan level Bintang 5, dalam 5 tahun berturut-turut.
Dewan Juri juga mengapresiasi dan memberikan penghargaan khusus kepada Presiden Direktur dengan kategori The Most Committed GRC Leader 2025, serta kategori The High Performing Board of Commissioners 2025 untuk Dewan Komisaris.
Lalu ada kategori The High Performing Corporate Secretary on GRC 2025 untuk Corporate Secretary, yang dinilai telah berperan dan berkontribusi besar dalam peningkatan implementasi GRC di perusahaannya.
Temuan Penting
Antonius lantas menjelaskan temuan menarik yang muncul dari proses penilaian Top GRC Awards 2025.
Pertama, secara umum, kelengkapan sistem dan infrastruktur GRC perusahaan-perusahaan peserta, sudah semakin lengkap dan meningkat. Hanya saja, masih banyak perusahaan yang perlu menjalankan GRC secara terpadu.
Kedua, agar bisnis tumbuh berkelanjutan, maka penerapan GRC harus dijalankan secara proaktif, fleksible dan adaptif terhadap berbagai perubahan, risiko, ancaman, dan peluang yang ada.
Ketiga, agar GRC dapat berjalan dan berkembang secara berkelanjutan dan menjadi budaya di perusahaan, diperlukan leader yang memiliki peran dan komitmen tinggi untuk menerapkan GRC.
Keempat, pentingnya pemanfaatan teknologi Digital terutama Artificial Intelligence (AI) untuk mendukung penerapan sistem dan implementasi GRC di perusahaan.
https://pasardana.id/news/2025/9/9/134-perusahaan-adu-ketangguhan-hanya-segelintir-yang-raih-trofi-emas-platinum-top-grc-awards-2025/